Saturday, July 25, 2009

Pidato SBY, Teror bagi Pejuang Demokrasi


Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menanggapi insiden ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat lalu, dinilai sebagai teror bagi pejuang demokrasi yang menginginkan Pemilu Presiden 2009 berjalan jujur dan adil.

"Kami menganggap pidato Presiden merupakan teror bagi pejuang demokrasi yang ingin mendapat keadilan. Pernyataan Presiden sangat memukul kelompok masyarakat yang selama ini aktif melakukan advokasi pelanggaran dan kecurangan pemilu," kata Ketua Koalisi Anti Utang Dani Setiawan, saat jumpa pers, di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (17/7).

Menurutnya, pidato Presiden mengarahkan opini publik agar menganggap bahwa pihak-pihak yang tidak puas atas hasil pilpres adalah antinegara, antidemokrasi, dan antiketertiban. Pihak-pihak ini berbahaya karena ingin membuat kekacauan pemilu seperti di Iran.

"Ini terlihat dalam pernyataan Presiden yang menyebutkan ada 'pernyataan revolusi jika saya (SBY) menang, Indonesia akan dibuat seperti Iran, ada ancaman bagaimana pun SBY tidak boleh dilantik'," jelasnya.


Ada lima hal yang dipersoalkan dalam pidato SBY, khususnya terkait pelaksanaan pemilu, yakni pernyataan SBY bahwa telah terjadi kegaduhan di tingkat elite politik, banyak ucapan bernada menghasut, dan memelihara suhu panas serta permusuhan, bahwa ada rencana pendudukan KPU, ada pernyataan bahwa akan ada revolusi bila SBY menang, dan bahwa ada pihak yang tidak menghendaki SBY dilantik. "Lima pernyataan Presiden benar-benar sangat mengagetkan masyarakat bak hujan di siang bolong," tuturnya.

Laporan wartawan KOMPAS.com Wahyu Satriani Ari Wulan, 21 Juli 2009

No comments: