Saturday, March 31, 2012

Ironi BBM dan BLT


Bantuan langsung tunai (BLT) yang bermetamorfosa menjadi bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) dari pemerintah untuk rakyat miskin sebagai subsidi atas rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai banyak pihak tidak tepat. Bahkan, cenderung tidak memberikan pelajaran yang penting pada rakyat untuk bersikap mandiri. BLT dinilai memberi contoh buruk pada rakyat karena terkesan mengajari untuk mengemis. Selain itu, BLT/BLSM diduga tidak mengajarkan sikap kerja keras. Bahwa, untuk mendapatkan penghasilan maka rakyat harus bekerja.

Besaran angka kucuran dana BLT, menurut pemberitaan media, sebesar Rp 100-150 ribu per bulan. Dan, menurut rencananya akan dibagikan selama sembilan bulan. Sebuah jumlah yang sangat jauh dari logika kesejahteraan di tengah kebutuhan yang semakin melilit. Lagi pula, ini bukan soal dananya, melainkan BLT akan menggiring rakyat pada sebuah mental yang lemah, tidak berjibaku seperti spirit orang-orang Jepang.

Pemerintah seharusnya memberikan “kail“ kepada masyarakat miskin, bukan “ikannya“ demi mendorong mereka mampu bertahan hidup. Memberikan modal kerja membuat mereka tetap kreatif dalam mempertahankan hidup. Kenaikan BBM ini dikhawatirkan akan semakin membuat jumlah warga miskin bertambah karena sudah tak mampu membeli kebutuhan pokok.


Logika kenaikan harga BBM versus pemberian BLT (BLSM) sama sekali bertentangan, serta tak ada korelasi, kompatibilitas, atau kesesuaiannya. Karena itulah, banyak nada peyoratif ditujukan pada pemerintah atau petinggi partai berkuasa, yang mengatakan bahwa jika ada pihak-pihak yang mengkritik kebijakan BLT maka dia tidak prorakyat.

Pernyataan seperti itu justru menjadi bumerang bahwa sesungguhnya merekalah yang tidak pro-rakyat. Karena, BLT merupakan kebijakan jalan pintas atau bisa juga disebut sebagai bentuk penyuapan (kolusi) pada rakyat. Di sisi lain, pemerintah sendiri memiliki kepentingan, yaitu dalam rangka meredam gejolak akar rumput sebagai efek domino dari rencana menaikkan harga BBM yang sudah pasti akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok lainnya.

Lagi pula, tak ada kaitan bahwa jika pemerintah memberikan BLT maka kemiskinan bisa teratasi. Sangat jauh panggang dari api jika logika BLT bisa sedikitnya mengurangi kemiskinan. Sebaliknya, pemerintah harusnya belajar dari pengalaman lalu karena program BLT tidak efektif dan membuat warga miskin malas untuk bekerja. Dana BLT untuk konsumsi selama beberapa hari saja, padahal dampak kenaikan harga BBM akan dirasakan masyarakat dalam jangka waktu yang lama.


David T Ellwood (2010), dari Harvard School of Government, AS, mengatakan, program seperti pemberian kupon atau uang tunai kepada masyarakat miskin tidak akan dapat menstimulasi pekerjaan dan keterampilan baru. Pemerintah hendaknya fokus pada stimulasi penciptaan lapangan kerja baru. Juga memberikan pelatihan-pelatihan pada masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia.

Menurutnya, ada empat resep penciptaan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan. Pertama, menciptakan ekonomi yang sehat dan kuat. Kedua, menemukan cara kerja sama jangka panjang yang kompetitif dengan menemukan keunggulan komparatif di dunia. Ketiga, mewujudkan pemerintahan yang kuat dan efektif. Keempat, membuat program khusus bagi masyarakat miskin.

Target mengakhiri kemiskinan, seperti diungkapkan oleh Jeffry Sachs dalam bukunya The End of Poverty (2008), merupakan tanggung jawab bersama negara-negara di dunia yang melintasi batas nasionalisme. Kemiskinan yang melanda suatu negara merupakan sebuah penyakit yang sangat sulit dientaskan tanpa adanya pertolongan dari negara lain.


Sejak 2000, semua negara anggota PBB memiliki kesepakatan yang dituangkan dalam Milleneum Development Goals (MDGs). Salah satu tujuan utamanya adalah pengurangan angka kemiskinan menjadi separuh pada 2015. Kemudian, sebuah pertanyaan besar yang menyoal bagaimana target itu bisa terpenuhi pun mengemuka. Pertanyaan ini memang sudah sewajarnya diungkapkan mengingat kondisi dan kapasitas APBN Indonesia yang kurang mumpuni.

Indonesia memiliki debt to GDP ratio sebesar 45,63 persen. Maka, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa utang luar negeri mempunyai dampak yang kurang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan berutang, penyediaan sarana dan prasarana publik pun menjadi terkendala. Betapa tidak, setiap tahun fiskal 48,70 persen PPh dan PPn (Rp 210,71 T+ Rp 128,31 T=Rp 339,02 T) yang dibebankan ke masyarakat, habis untuk bayar utang pemerintah.

Hal ini menjadi hal yang ironis mengingat salah satu fungsi utama pajak adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan barang-barang kebutuhan publik (public goods). Jadi, alih-alih menyejahterakan negara, dengan menambah utang justru semakin menyengsarakan negara.


BLT pada kasus 2009 juga dikucurkan pemerintah dari utang meski dalam kasus rencana BLT 2012 pemerin tah menolak bahwa itu akan bersumber dari utang. Namun, kita kurang yakin memiliki dampak positif bagi pengentasan kemiskinan.

Pemberantasan kemiskinan yang dilakukan dengan upaya teratur dan terukur merupakan tugas negara dan pemerintah sebagaimana diperintahkan konstitusi. Kemiskinan merupakan persoalan yang sangat kompleks. Karena itu, cara penanggulangan kemiskinan pun membutuhkan analisis yang tepat, melibatkan semua komponen permasalahan, dan diperlukan strategi penanganan yang tepat, berkelanjutan, dan tidak bersifat temporer seperti BLT.

Ismatillah A Nu’ad,
Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas Paramadina, Jakarta
REPUBLIKA, 29 Maret 2012

Thursday, March 22, 2012

Saatnya Putra Petir Harus Melawan


Dahlan Iskan, Menteri BUMN

Terbukti,
Setiap presiden Indonesia terjerat oleh BBM.

Terbukti,
Siapa pun presidennya, kapan pun masanya, harus menaikkan harga BBM.

Terbukti,
Setiap terjadi kenaikan BBM menimbulkan kehebohan nasional.

Terbukti,
Setiap kehebohan menguras energi nasional.

Energi dihambur-hamburkan.
Energi terbuang-buang sia-sia.
Energi yang mestinya untuk mendorong maju menjadi energi yang habis untuk berputar-putar.




Karena itu:
Mari kita lawan BBM!
Mari kita tolak BBM!
Mari beralih dari BBM ke listrik!

Mari!
Kita lawan BBM!
Untuk penyelesaian yang tuntas jangka panjang.
Agar BBM tidak lagi menjerat-jerat presiden-presiden yang akan datang.
Agar BBM tidak habis-habisnya menimbulkan kehebohan nasional.
Agar tidak terus-menerus menguras energi nasional.



Mari kita lawan BBM!
Mari kita produksi mobil-motor listrik nasional.
Kita pakai kendaraan listrik.
Bukan kendaraan yang haus BBM.

Jangan ketinggalan.
Seluruh dunia mengarah ke kendaraan listrik.
Seluruh dunia akan beralih ke kendaraan listrik.
Seluruh dunia akan meninggalkan kendaraan BBM.

Jangan sampai kita ketinggalan lagi.
Hanya untuk terjerat-jerat BBM sepanjang masa.
Hanya untuk berheboh-heboh tiada habisnya.
Hanya untuk menguras energi semua manusia Indonesia.



Mari kita produksi kendaraan listrik.
Mari kita manfaatkan listrik murah ketika tengah malam.
Ketika semua orang tidur dengan lelapnya.
Ketika AC-AC kantor tidak bekerja.
Ketika TV-TV tidak menyala.
Ketika lift-lift gedung bertingkat beristirahat.

Listrik tengah malam.
Terbuang sia-sia.
Listrik tengah malam.
Alangkah bermanfaatnya bila untuk nge-charge kendaraan kita.

Mari kita produksi motor listrik nasional.
Mari kita produksi mobil listrik nasional.



Kita!
Putra-putri bangsa.
Pasti mampu merealisasikannya.

BUMN siap menjadi pelopornya.
BUMN siap menjadi pemrakarsanya.
Inpres Hemat Energi No 05/2006 harus menjadi nyata.

Ayo!
Siapa pun Anda.
Yang merasa sebagai putra bangsa.
Yang sudah lama mimpi mobil-motor listrik nasional.
Yang memiliki konsep, bukan yang hanya bisa mengeluh.
Yang siap bekerja keras, bukan yang hanya bisa bicara keras.
Yang bisa melakukan R&D sendiri.
Yang bisa melahirkan kualitas motor listrik tidak seperti yang kita kenal hari ini.
Yang siap bikin blueprint dan working prototype untuk produksi mobil/motor listrik nasional.
Yang mampu menemukan teknologi tidak sekadar merakit yang sudah ada.
Yang siap melibatkan lembaga pendidikan nasional jangka panjang.
Yang siap untuk mengikuti sertifikasi pengujian nasional.
Yang kalau dipatenkan bisa diterima.
Yang siap membangun perusahaan nasional.



Dan tentu.
Yang siap bekerja sama dengan BUMN.

Ayo kumpul di BUMN.
Kita bicarakan bersama.
Kita wujudkan bersama.
Kita jalankan bersama.

Ayo kita lahirkan motor listrik nasional.
Ayo kita lahirkan mobil listrik nasional.

Ayo!
Jeratan nasional itu kita urai.
Kehebohan nasional itu kita cegah.
Pemborosan energi nasional itu kita akhiri.

Ayo!
Indonesia jangan ketinggalan lagi.



Mari!
Kita akhiri keluh kesah.
Kita ganti dengan motor listrik nasional.
Kita ganti dengan mobil listrik nasional.

Mari kita songsong bersama.
Lahirnya...
Jabang bayi PUTRA PETIR ini!


1). Tanggal 20 Mei 2012 adalah target kesepakatan mendirikan perusahaan nasional patungan BUMN-partner. Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

2). Respons terhadap gagasan ini, silakan kirim e-mail ke: dahlanlistrikiskan@gmail.com.

3). Peminat serius menjadi partner usaha dan partner dalam konsep dan rancang bangun mobil-motor listrik nasional silakan kirim e-mail ke: dahlanmobillistriknasionaliskan@gmail.com paling lambat 21 April 2012 bertepatan dengan Hari Ibu Kita Kartini.

4). Pertemuan-pertemuan intensif dilakukan antara 21 April 2012 sampai 15 Mei 2012.

Sumber:
JAWA POS, 12 Maret 2012




Dahlan Iskan


Dahlan Iskan lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951. Dia adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Dia diangkat sebagai Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Namun pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit.

Awal karier
Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai seorang reporter pada sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur, pada tahun 1975. Tahun 1976, dia tercatat menjadi wartawan majalah Tempo. Dan Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.


Jawa Pos
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.

FIC
Sejak awal 2009, Dahlan adalah Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun 2011. SKKL ini rencananya akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong. Dengan panjang serat optik kurang lebih 4.300 kilometer.


PLN
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.

Menteri Negara BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN. Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.


Kehidupan pribadi
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.

Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta, yaitu PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Dahlan_Iskan

Tuesday, March 6, 2012

Wanita Cantik, Cerdas, Kebohongan dan Akibatnya


Cerita-cerita tentang wanita cantik selalu saja mengisi sejarah dalam kehidupan umat manusia. Salah satu yang terkenal nyaris sepanjang zaman adalah Cleopatra sang ratu dari Alexandria, kelahiran puluhan tahun Sebelum Masehi.

Seorang wanita cantik yang cerdas dan tak jarang disebut pula sebagai seorang yang keras hati. Setiap zaman selalu saja menyimpan banyak cerita mengenai kiprah wanita cantik di tengah-tengah kehidupan masyarakat lingkungannya.Wanita cantik memang tidak pernah berhenti menjadi perhatian dari siapa saja yang tidak memiliki cukup kekuatan dalam menghadapi godaan.

Si cantik pun seolah tahu dan paham benar bahwa dirinya menjadi pusat perhatian orang banyak. Hal inilah yang kerap dapat menjadi batu sandungan para wanita-wanita cantik dalam menjalani karier di perjalanan panjang kehidupannya. Alkisah, pada 1990-an ada seorang wanita cantik kelahiran St Louis, Missouri USA, 23 Desember pada 1970 bernama Kelly Flinn.


Dia adalah gadis primadona Angkatan Udara Amerika, lulusan USAFA, United States Air Force Academy pada 1993. Letnan Satu Penerbang Kelly Flinn lulus dan menjadi sangat menarik perhatian banyak kalangan karena kemudian berhasil menjadi pilot wanita pertama yang menerbangkan pesawat pembom raksasa B-52.

Menarik perhatian bukan saja karena kecantikannya, melainkan juga karena profesinya yang bahkan di negeri semodern Amerika pun tetap menarik perhatian khalayak ramai. Wanita cantik, pilot pembom B-52, telah menjadi kebanggaan warga St Louis Missouri —yang bahkan banyak disebut sebagai the up-coming rising star of the Air Force— ternyata akhirnya tidak begitu bagus nasibnya.

Pada 1997 dia diberhentikan dari Angkatan Udara dengan tiga alasan utama yaitu false statement, adultery, dan disobeying order. Letnan Flinn ternyata terlibat affair dengan pria yang istrinya seorang bintara di salah satu Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat. Pada saat dia dipanggil menghadap atasan langsungnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu, dia bersumpah bahwa hubungannya dengan sang pria tidak sampai kepada hubungan seks.

Sang atasan tidak menghiraukan pengakuan Flinn, namun memerintahkan untuk segera memutuskan hubungan dan tidak menemui lagi pria yang sudah beristri yang jadi kekasihnya itu. Namun beberapa saat kemudian Flinn ketahuan tidak mematuhi perintah sang atasan, dia tetap bertemu sang kekasih. Maka, tidak ada kompromi, dan berakhirlah karier sang primadona segera setelah itu.


Karena posisi Flinn, the rising star, sang wanita cantik pilot B-52 pertama Amerika, maka tidak aneh bila banyak para politikus yang membelanya dan bahkan menggelar “senate hearing” semacam rapat dengar pendapat (RDP) dengan mengundang Kasau Amerika saat itu, Jenderal Ronald Fogleman.

Di depan Kongres Amerika Serikat, yang mati-matian membela Kelly Flinn, dan setelah perdebatan begitu panjang khas anggota Parlemen di mana pun berada —yang terkadang berpikir jauh dari logika— sang Kasau menutup diskusi berkepanjangan itu hanya dengan satu kalimat: “Letnan Kelly Flinn tidak dapat meneruskan kariernya di Angkatan Udara dengan satu alasan saja yang tidak mungkin bisa ditoleransi bagi anggota Angkatan Udara Amerika, yaitu dia telah berbohong kepada atasan langsungnya!”

Letnan Flinn telah mengabaikan “Uniform Code of Justice” dari Angkatan Udara. RDP kemudian ditutup dengan masih banyak suara ketidakpuasan dari para politikus yang tetap membela secara membabi buta nasib Flinn untuk dapat tetap tinggal di Angkatan Udara. Namun Pentagon, tidak lama kemudian mengesahkan keputusan yang telah diambil oleh Angkatan Udara Amerika terhadap Letnan Kelly Flinn.


Wanita cantik itu harus membayar mahal jenjang kariernya yang gemilang hanya karena dia berbohong! Sebuah kenyataan pahit yang sebenarnya tidak harus terjadi bila saja sang wanita cantik itu cukup cerdas untuk dapat menahan diri. Penyesalan memang tidak ada artinya, tapi paling tidak dari pengalaman orang lain ini kita bisa memperoleh atau memetik pelajaran darinya.

Seperti yang pernah dikatakan seorang bintang reality show Amerika Serikat, Nicole Polizzi: “I don’t have regrets, there are only lessons.You learn from them, and you become a better person!” Itulah sekelumit kisah tentang wanita cantik yang berbohong dan harus menanggung akibat yang cukup fatal dari kebohongannya sendiri.

Kebohongan yang kemudian ternyata mengakhiri kariernya sebagai wanita pertama Amerika Serikat yang menjadi pilot pesawat pembom B-52. Dalam bukunya yang ditulis setelah dia keluar dari Angkatan Udara tercantum salah satu pernyataan Kelly Flinn yang sangat mengundang simpati: “I fell in love with the wrong man.

Bukunya yang berjudul Proud to Be: My Life, The Air Force, The Controversy, diiklankan dengan kata-kata yang tidak kalah menarik. Disebutkan bahwa Kelly Flinn an extraordinary young woman, an extraordinary controversy. This is Kelly Flinn’s story –the one she couldn’t tell when she was in uniform. Kepribadian seseorang, lebih-lebih kepribadian seorang wanita cantik, ternyata memang tidak dapat diukur hanya dari penampilan fisik belaka.

Chappy Hakim, Chairman CSE Aviation
Koran SINDO, 3 Maret 2012

Friday, March 2, 2012

Negeri Preman


Dalam dua tahun terakhir ini, pesawat Negara Kesatuan Republik Indonesia terus terbang dalam keadaan darurat karena terus diterpa gelombang badai secara bertubi-tubi. Setelah ditinggal pilot utamanya yang memilih menerbangkan pesawat kepentingan asing (Sri Palupi, Kompas, 2/2/2012), pesawat NKRI sekarang langsung diambil alih, dibajak, oleh sebuah satuan lengkap pasukan preman dari berbagai profesi yang terlatih dengan jam terbang yang cukup mengesankan.

Anatomi Preman
Pasukan inti preman pembajak NKRI terdiri atas tiga lapisan. Lapisan pertama adalah tempat berhimpun para preman politik, hukum, dan keamanan. Para perwira preman yang beroperasi di kapling politik, hukum, dan keamanan adalah kelompok yang secara makrostruktural paling membahayakan keselamatan penumpang pesawat NKRI.

Mereka berkiprah secara legal dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik berseragam maupun tidak. Ada yang bertoga-hukum sebagai jaksa, hakim, dan pengacara, serta berseragam coklat dengan rekening gendut. Preman politik biasanya berdasi dan berarloji mewah dan berkantor di kubah Garuda yang terjerembab serta berbasis di kantor-kantor pimpinan pusat parpol.


Di lapisan kedua berkumpul para preman sosial, baik yang berjubah maupun yang berseragam hitam jawara. Mereka tersatukan dalam berbagai ormas, yang kelahirannya dibidani oleh para pentolan preman politik dan keamanan.

Hingga lima tahun lalu, mereka itu ada yang masih menjalin hubungan baik dengan para ”papi” bidan. Namun, belakangan ini para preman berbasis ormas kian berulah layaknya ”anak macan” yang lepas berkeliaran, petantang-petenteng kian keblinger.

Mereka semakin mandiri, baik dalam sumber keuangan maupun dalam program kegiatan serta program perekrutan ”pasukan cadangan”. Ketimbang beroperasi di Ibu Kota, kini mereka lebih cenderung merajalela di daerah-daerah sebagai mobilisator suara jelang pilkada. Mereka juga mulai memalak para pebisnis perkebunan dan pertambangan serta perikanan. Ini kapling lahan teranyar yang sangat menjanjikan secara ekonomi dan politik.


Akhirnya, di lapisan ketiga, bergerombol para preman ekonomi. Kelompok ini terdiri atas sejumlah pemuda-pemudi putus sekolah dan penganggur dari wilayah kumuh-miskin di perkotaan dan pedesaan, dari hampir seluruh pelosok Indonesia yang tidak kebagian kue pembangunan dalam lima dekade terakhir sejak era Orde Baru.

Mereka mengandalkan nyali yang bermukim dalam tubuh perkasa kawula muda yang sama sekali tidak dipedulikan, baik oleh lembaga-lembaga pelayanan kesejahteraan negara maupun oleh berbagai ormas agama. Para pengelola lembaga negara sibuk menggendutkan rekening mereka, sedangkan para pemimpin ormas agama sibuk ber-”handai-handai” dengan para penguasa hukum, politik, dan keamanan negeri serta sibuk mengurus paspor perjalanan ke mancanegara.

Terus menderita hingga nyaris kehilangan napas dan harapan, para kawula muda berpaling ke para ideolog agama kelas menengah dan para pemberani dari daerah asal mereka. Kedua pihak yang disebut belakangan ini mau berbaur, mendengarkan keluhan hidup, dan mencarikan pemecahan memperoleh mata pencaharian walau sering berlawanan dengan hukum, bahkan jelas-jelas berada di wilayah hitam bawah tanah.


Tidak hanya itu. Para ideolog agama kelas menengah dan tokoh pemuda bernyali ini juga mampu mencarikan pelayanan pendidikan dan kesehatan. Tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi seluruh anak-anak anggota keluarga preman ekonomi kelas teri dan kelas sedang ini.

Keanggotaan dalam kelompok preman ini bersifat total (total institution) dan sepanjang hayat. Sekali masuk, tidak pernah bisa keluar lagi. Pengkhianatan adalah tabu besar. Kesetiaan-mati adalah etika paling fundamental dalam kelompok preman ekonomi.

Sebagai imbalannya, pemuda putus sekolah dan penganggur ini memberikan loyalitas tunggal dan mutlak kepada para pengayom dan pemimpin mereka, apalagi jika dijanjikan surga karena berjihad di jalan Allah.

Para pemuda preman ekonomi ini tak pernah mempersoalkan keabsahan dan rasionalitas dari perintah-perintah operasional pemalakan yang dikomandokan para pemimpin mereka. Kekerasan fisik yang dilakukan kelompok ini berhulu dan berawal dari kekerasan struktural yang dilakukan oleh para preman politik, hukum, dan keamanan.


Solusi
Adalah jelas —bagi setiap warga negara di NKRI yang peduli dan bertanggung jawab— bahwa pembajakan pesawat NKRI harus segera diakhiri secara cermat, komprehensif, dan beradab dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Pada prinsipnya, harus ada dua gerakan pembersihan yang bergerak simultan, baik di tataran preman politik, hukum dan keamanan, maupun di tataran lapangan terhadap kelompok preman sosial berbasis ormas yang mengusung isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) serta preman ekonomi kelas teri.

Paling kurang ada lima langkah simultan yang perlu dimulai. Pertama, pemberantasan korupsi —biang semua kejahatan— harus makin gencar, fokus dan efektif dengan memiskinkan koruptor semiskin-miskinnya.


Kedua, ketiga perangkat lembaga penegak hukum (Polri, kejaksaan, kehakiman) serta mafia pengacara hitam harus dibersihkan. Hentikan semua sewa-menyewa aparat militer dan Polri sebagai centeng-centeng memalukan di sejumlah perusahaan, khususnya di perkebunan dan pertambangan. Pilot utama pesawat NKRI harus segera turun dari pesawat kepentingan asing dan pindah ke pesawat NKRI serta mulai sungguh-sungguh duduk dan bertindak presidensial di kursi kemudi. Tinjau ulang semua kontrak kerja dengan perusahaan-perusahaan asing, khususnya Freeport.

Ketiga, pembersihan parpol dari genggaman pengurus korup-tor dimulai dan diberi contoh oleh Partai Demokrat untuk diikuti oleh keempat parpol koalisi lainnya.

Keempat, jangkaulah kawula muda kelas bawah dengan menyediakan fasilitas pendidikan, olahraga, kesehatan, dan lapangan pekerjaan padat karya yang bermartabat. Rangkullah mereka dan jangan sekali-kali berkhotbah sok suci persoalan moral mereka. Berbicaralah dengan mereka dan jangan gunakan pendekatan kekerasan keamanan, seperti sweeping pemuda penganggur yang sedang dijalankan. Menangani kekerasan dengan kekerasan hanya akan membuat kekerasan kian dahsyat.


Kelima, kriminalkan para penghasut bermodal ayat-ayat suci yang menebarkan kebencian atas dasar SARA tanpa ampun. Sebuah rancangan undang-undang tentang kejahatan kebencian (hate crime) dan hasutan kebencian atas dasar SARA (hate speech) sudah sangat mendesak untuk dirumuskan dan diberlakukan.

Hanya dengan begitu, kita bisa berhasil membebaskan Garuda dari cengkeraman berbagai kelompok preman di semua jenjang dan lapisan masyarakat.

Tamrin Amal Tomagola, Sosiolog
KOMPAS, 1 Maret 2012

Pilot yang Salah Pesawat

 
Para pembantu Presiden SBY menepis tudingan bahwa Indonesia dijalankan dengan otopilot. Bahkan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memuji SBY sebagai pilot andal. Alasannya, di tangan SBY, pertumbuhan produk domestik bruto 6,5 persen, peringkat utang meningkat, dan diperolehnya status layak investasi yang diberikan lembaga pemeringkat internasional.

Tak ada yang salah dengan pujian bahwa SBY pilot andal. Hanya saja, para pemuji SBY tutup mata terhadap kenyataan bahwa sebagai pilot, SBY salah masuk pesawat. Bukan pesawat RI yang ia terbangkan, melainkan pesawat asing yang memuat investor asing, komprador, koruptor, dan kalangan yang diuntungkan kebijakan promodal asing. Rakyat tertinggal di pesawat tanpa pilot, terombang-ambing di tengah badai korupsi dan investasi.


Pesawat Asing
Pemerintahan SBY dikenal paling ramah melayani kepentingan asing. Tak heran, banyak pujian dari asing. Bahkan, demi mencapai target investasi, SBY rela mengorbankan kepentingan hajat hidup rakyat banyak. Target investasi yang dibuat pemerintahan SBY hingga tahun 2014, adalah Rp 3.100 triliun. Namun ketika investasi belum mencapai Rp 1.000 triliun, kenyataannya 75 persen sumber daya alam kita sudah dikuasai asing. Saham-saham penting milik negara sudah beralih kepemilikannya ke korporasi asing.

Kepenguasaan asing di pertambangan emas, perak, dan tembaga mencapai 90 persen. Sektor energi juga 90 persen dikuasai asing. Perbankan nasional juga jatuh ke tangan asing. Bahkan sektor telekomunikasi yang strategis pun, juga sudah 90 persen dikuasai asing.

Rantai pangan Indonesia tak terlepas dari penguasaan asing. Aliansi untuk Desa Sejahtera mencatat, korporasi asing telah mengontrol perdagangan pangan Indonesia. Syngenta, Monsanto, Dupont, dan Bayer menguasai bibit dan agro-kimia. Cargill, Bunge, Louis Dreyfus, dan ADM merajai pangan serat, perdagangan, dan pengolahan bahan mentah. Nestle, Kraft Food, Unilever, dan Pepsi Co mencengkeram pengolahan pangan dan minuman. Carrefour, Wal Mart, Metro, dan Tesco jadi penguasa pasar eceran pangan.


Produk petani dan industri dalam negeri tergusur produk impor. Pasar tradisional terdesak mal dan pusat belanja modern. Pedagang kecil kehilangan sumber hidup. Bahan baku industri yang berlimpah lebih banyak dinikmati asing. Negeri ini hanya jadi pasar barang industri bangsa lain sekaligus pemasok bahan baku industri negara lain. Penguasaan aset negara oleh asing dibuat mulus dengan banyaknya UU pro-kepentingan asing.

Amat banyak UU dibuat dengan mengabaikan amanat konstitusi. Setidaknya 76 UU penting terkait hajat hidup rakyat telah dibuat dengan intervensi asing. Sebagai bangsa, praktis kita sudah kehilangan kedaulatan. Tak hanya atas bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dalam berpikir dan menentukan masa depan sendiri pun, kita sudah defisit kedaulatan. Pertumbuhan ekonomi tinggi, peringkat utang meningkat, dan status layak investasi kebanggaan pemerintahan SBY tak sebanding dengan risiko dan harga yang harus dibayar oleh bangsa ini.

Saat pemerintah membanggakan pertumbuhan ekonomi tinggi dan berbagai pujian pihak asing, saat itu pemerintah meningkatkan target pengiriman TKI ke luar negeri dan mengampanyekan program perluasan negara tujuan TKI. Lalu, untuk siapa pertumbuhan ekonomi tinggi dan derasnya arus investasi kalau rakyat terus didorong menjadi budak bangsa lain?

 

Pesawat Otopilot
Sepanjang sejarah Republik, belum pernah rakyat ditelantarkan negara seperti sekarang ini. Warga yang dihukum karena mencuri sandal jepit, pisang, semangka, dan biji kakao hanya sedikit gambaran betapa buruknya tingkat kesejahteraan rakyat. Jangankan sejahtera, jaminan rasa aman pun kian sulit didapat. Pembunuhan, perampokan, penculikan, pelecehan, dan perkosaan di tempat umum kian marak. Kekerasan atas nama agama dan keyakinan terus dibiarkan. Aparat negara sibuk menggendutkan rekeningnya sendiri.

Yang disebut sebagai pembangunan, kini tak lebih dari urusan memfasilitasi dan mendorong kalangan berduit gila berbelanja. Daerah sentra industri berubah wajah jadi daerah wisata belanja, dipadati dengan pusat belanja dan factory outlet yang memasarkan produk impor. Kawasan industri dan sentra industri kecil sepi. Pabrik-pabrik yang dimiliki pengusaha lokal banyak yang tutup karena bangkrut.

Deindustrialisasi memaksa rakyat berjuang menciptakan lapangan kerja sendiri. Hampir 70 persen tenaga kerja kita, bekerja di sektor informal. Buruh dipaksa menerima upah yang bahkan tak cukup untuk makan layak tiga kali sehari.


Arus deras investasi yang dibanggakan pemerintahan SBY kian merampas hak hidup rakyat. Yang terjadi di Mesuji dan Bima hanya puncak gunung es konflik agraria yang tak pernah diselesaikan. Konsorsium Pembaruan Agraria mencatat: konflik agraria meningkat tajam dari 106 kasus (2010) menjadi 163 kasus (2011), melibatkan 69.975 keluarga dengan luas areal konflik 472.048,44 hektar. Petani tewas meningkat dari 3 orang (2010) jadi 22 orang (2011). Ironis bahwa tanah, hutan, dan kekayaan alam diserahkan kepada pihak asing, sementara rakyat yang hanya mempertahankan sejengkal lahan dipaksa meregang nyawa.

Program memperbanyak pengiriman TKI yang dijalankan pemerintahan SBY sesungguhnya upaya menutupi kegagalan pemerintah membangun sektor pendidikan, pertanian, dan industri. Warga didorong bekerja di luar negeri: mayoritas pendidikan mereka SMP ke bawah.


Sementara itu, kapasitas dan integritas pemerintah dalam melindungi TKI sangat rendah. Pada 2011, misalnya, dari 16.014 TKI berkasus, 72,3 persen pulang dengan masa kerja kurang dari enam bulan. Mereka dipulangkan karena kurang terampil dan tak lolos tes kesehatan. Bahkan, pemerintah membiarkan perempuan hamil dipaksa berangkat. Pada tahun yang sama, sedikitnya 49.000 TKI diberangkatkan tanpa asuransi. Padahal, TKI dibebani biaya sampai Rp 25 juta, termasuk untuk asuransi.

Kalau saja pilotnya andal, korupsi bisa diberantas sampai ke akar-akarnya, anggaran dan kekayaan alam benar-benar dikelola demi kemakmuran rakyat maka kita tak perlu lagi mengemis pekerjaan dari bangsa lain.

Oh, pilot andal untuk rakyat baru sebatas doa ....

Sri Palupi, Ketua Intitute for Ecosoc Rights
KOMPAS, 2 Februari 2012