Saturday, July 25, 2009

Karena Emosi, Pidato SBY Menuai Kritik


Pidato kenegaraan Presiden SBY dalam menanggapi peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat lalu, menuai kritik.

Pengamat politik Andrinof Chaniago memandang isi pernyataan SBY tersebut menunjukkan fakta bahwa SBY tak mudah mengendalikan emosinya. "Realitas ledakan bom dan persoalan Pemilihan Presiden 2009 adalah dua hal yang berbeda," ungkap Andrinof.

"SBY belum bisa menghilangkan kebiasaan curhatnya. Dia tidak bisa mengendalikan emosinya. Kalau bisa mengendalikan pasti akan masuk ke ucapan belasungkawa. Tapi dia tak bisa mengendalikan emosinya," tutur Andrinof di sela-sela diskusi bertajuk "Agenda Reformasi Birokrasi dan Good Governance Presiden Terpilih" di The Habibie Center, Selasa (21/7).

Andrinof mengatakan, dua hal itu memang penting. Namun, menjadi tak penting jika digabungkan dalam satu paket pernyataan dalam momen yang tak tepat. Apalagi, ditambah dengan momen mengeluh tentang ancaman teror terhadap dirinya sebagai presiden. "Kalau mau mengeluh ada ancaman, sampaikan di momen yang lainlah," tandas Andrinof.

Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik, 21 Juli 2009

No comments: