Tuesday, June 16, 2009

Ahmadinejad Kembali Pimpin Iran


Presiden incumbent Iran Mahmoud Ahmadinejad (53) kembali memimpin Iran untuk periode kedua (2009-2013).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Iran, Sabtu (13/6), memastikan Ahmadinejad menang dalam pemilu presiden, Jumat lalu, setelah unggul telak atas lawan terdekatnya dari kubu reformis, Mir-Hossein Mousavi.

Menurut KPU Iran, setelah proses penghitungan suara mencapai 90 persen pada Sabtu siang kemarin, Ahmadinejad meraih 20 juta suara atau 68,8 persen dan Mousavi memperoleh 10 juta suara atau 32,6 persen suara. Adapun capres Mehdi Karroubi dan Mohsen Rezaie masing-masing mendapat suara kurang dari 2 persen.

Dengan komposisi perolehan suara tersebut, posisi Ahmadinejad sulit terkejar lagi oleh lawan terdekatnya, Mousavi.

Ahmadinejad sebenarnya telah memimpin sejak awal penghitungan suara pada Jumat malam. Para pendukung dan simpatisan Ahmadinejad, sambil mengibarkan bendera Iran, segera turun ke jalan berkeliling di seantero kota Teheran untuk merayakan kemenangan tersebut.

KPU Iran memprediksi, persentase pemilih yang telah memberikan hak suaranya mencapai 75 persen hingga 82 persen dari sekitar 46,2 juta rakyat Iran yang mempunyai hak suara.

Antusiasme rakyat Iran untuk memberikan hak suaranya pada pemilu ke-10 sejak revolusi Iran pada 1979 itu dinilai sangat tinggi. Hal itu hanya bisa disamai oleh pemilu presiden ke-7 pada 1997 yang saat itu dimenangi capres dari kubu reformis, Muhammad Khatami. Rakyat Iran saat itu yang memberikan hak suaranya mencapai 80 persen.

Faktor kemenangan
Menurut pakar Iran asal Mesir, Dr Mustafa Labbad, kemenangan Ahmadinejad atas Mousavi disebabkan popularitas Ahmadinejad yang masih tinggi di pedesaan dan kampung-kampung miskin di kota besar di Iran.

”Pedesaan dan kampung-kampung miskin di kota besar adalah penyumbang suara terbanyak dalam peta kekuatan suara di Iran, sedangkan Mousavi hanya populer di kawasan kelas menengah dan atas di kota-kota besar, seperti Teheran, Esfahan, Mashhad, Tabriz, dan Shiraz,” kata Labbad dalam wawancara dengan televisi Al Jazeera, Jumat malam. Oleh karena itu, lanjut Labbad, sangat wajar apabila Ahmadinejad masih memimpin dalam perolehan suara pada pemilu presiden kali ini.

Labbad juga menyinggung soal sempat terjadinya saling mengklaim menang dari kubu Ahmadinejad dan Mousavi pada awal penghitungan suara, Jumat malam lalu. Ia mengatakan, wajar kubu Mousavi sempat mengklaim menang karena suara yang dihitung dulu adalah suara kota Teheran yang merupakan basis massa Mousavi. Namun, tambah Labbad, setelah suara pedesaan mulai dihitung, mulai terjadi pergeseran yang mengarah pada kemenangan Ahmadinejad secara telak.

Sejumlah pengamat juga mengatakan, faktor kemenangan Ahmadinejad adalah karena ia masih didukung militer, pengawal revolusi, dan yang terpenting dukungan dari Pemimpin Spiritual Ayatullah Ali Khamenei.


Figur Mahmoud Ahmadinejad
- Mahmoud Ahmadinejad yang kembali terpilih sebagai Presiden Iran itu berasal dari kubu konservatif. Ia, yang lahir pada 28 Oktober 1956 di kota kecil Garmsar, Iran, terpilih pertama kali pada pemilu presiden ke-9 pada 2005.

- Kemenangannya pada Pemilu 2005 di luar dugaan sama sekali karena saingannya merupakan tokoh besar yang sangat populer, yaitu mantan Presiden Iran Hashemi Rafsanjani.

- Ahmadinejad yang mantan Gubernur Teheran adalah Presiden Iran kedua yang tidak berasal dari kaum Mullah (ulama besar). Presiden Iran pertama yang tidak berasal dari kaum Mullah adalah Presiden Aboul Hassan Bani Sadr pada 1979. Bani Sadr didepak dari kursi presiden lantaran terlibat konflik sengit dengan kaum Mullah yang berkuasa di Iran pascarevolusi.

- Ahmadinejad menggapai kemenangan gemilang pada Pemilu 2005 dan 2009 dengan mengumandangkan jargon melawan korupsi, mengurangi kemiskinan, dan melakukan pembagian kekayaan negara secara adil.

- Ahmadinejad kemudian meraih popularitas di ranah regional dan internasional terakhir ini lantaran pernyataan-pernyataan politik kerasnya terhadap Amerika Serikat dan Israel.

- Dalam forum sidang MU PBB di New York pada April 2009, Ahmadinejad menuduh Israel melakukan kebijakan rasialis terhadap rakyat Palestina. Setiba di Teheran dari New York, Ahmadinejad disambut sebagai pahlawan oleh pendukungnya karena keberaniannya ketika menyampaikan pidato politiknya dalam sidan MU PBB itu.

- Ahmadinejad juga dikenal tidak mau kompromi dalam perundingan dengan Barat soal hak Iran memiliki teknologi nuklir.

- Kebijakan garis keras Ahmadinejad di tingkat internasional itu justru semakin mendongkrak popularitasnya di dalam negeri meskipun mendulang kritik dari masyarakat internasional dan lawan-lawan politiknya di dalam negeri.

KOMPAS.com, 14 Juni 2009

No comments: