Thursday, July 1, 2010

Bung Karno: “Islam, Agama yang Tidak Pentalitan”


Pada waktu itu secara merantak-rantak, sebagai fajar menyingsing di waktu pagi, mulai jelas kepada saya, bahwa agar supaya Bangsa Indonesia menjadi satu bangsa yang kuat, agar supaya tanah air Indonesia menjadi satu tanah air yang sentausa, agar supaya masyarakat Indonesia menjadi satu masyarakat yang memberi kebahagiaan kepada semua umatnya, segala hal di dalam masyarakat Indonesia itu harus dirubah. Bukan saja dirubah status politiknya, tetapi juga dirubah susunan sosialnya, dirubah susunan ekonominya, dirubah susunan mentalnya, dirubah kehidupan agamanya.

Di dalam suasana yang demikian ini, suasana mencari –saya sebagai pemuda- suasana yang melihat hal-hal itu baru remeng-remeng, datanglah Kyai Haji Ahmad Dahlan di Surabaya dan memberi tabligh mengenai Agama Islam, yang bagi saya berisi regeneration1) dan rejuvenation2) daripada Islam itu.

Nah, suasana yang demikian itulah, Saudara-saudara, meliputi jiwa saya tatkala saya buat pertama kali bertemu dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Datang Kyai Haji Ahmad Dahlan -yang sebagai tadi saya katakan- memberi pengertian yang lain tentang Agama Islam. Malahan ia mengatakan; “Benar, umat Islam di Indonesia tertutup sama sekali oleh jumud, tertutup sama sekali oleh khurafat, tertutup sama sekali oleh bid’ah, tertutup sama sekali oleh takhayul-takhayul.” Dikatakan oleh Kyai Dahlan –sebagai tadi dikatakan pula- padahal Agama Islam itu agama yang sederhana, yang gampang, yang bersih, yang dapat dilakukan oleh semua manusia. Agama yang tidak pentalitan3), tanpa pentalit-pentalit, satu agama yang mudah sama sekali.

Nah, dengan demikian makin kuatlah, Saudara-saudara, keyakinan saya bahwa ada hubungan yang erat antara pembangunan agama dan pembangunan tanah air, bangsa, negara dan masyarakat. Maka oleh karena itu, Saudara-saudara, kok makin lama saya ini makin cinta kepada Muhammadiyah.

Tatkala umur 15 tahun, saya simpati kepada Kyai Ahmad Dahlan, sehingga mengintil4) kepadanya. Tahun 1938 saya resmi menjadi anggota Muhammadiyah, tahun 1946 saya minta jangan dicoret nama saya dari Muhammadiyah. Tahun 1962 ini saya berkata, “Moga-moga saya diberi umur panjang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan jikalau saya meninggal, supaya saya dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan saya.

*** Pidato Bung Karno dalam Peringatan Muhammadiyah Setengah Abad, Jakarta, 1962.

1) regeneration artinya lahir kembali, bangun kembali
2) rejuvenation artinya peremajaan kembali
3) pentalitan artinya rumit dan berbelit-belit
4) ngintil artinya mengikuti

1 comment:

Anonymous said...

Hai Teman-Teman..
Ada Bisnis Menarik Nih. !!
Kita Bisa Mendapatkan Rp.277 Juta Rupiah Dengan Modal 100% GRATIS
Info Lengkapnya Kunjungi : http://www.komisiGRATIS.com/?id=Abirara si