Thursday, July 8, 2010

Ical: Golkar Harus Seperti Tikus


Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) berharap, para kader Partai Golkar dalam berpolitik meniru gaya tikus. Tidak langsung menggigit, tapi mengendus terlebih dahulu. "Kita politisi bekerja keras, main taktis. Jangan kemudian kita dalam permainan itu menggigit terus. Golkar harus berprinsip seperti tikus, ngendus, baru gigit," kata Ical.

Pernyataan ini disampaikan Ical dalam sambutannya di acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Wilayah Jawa-Bali-NTB Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Minggu (4/7/2010). "Jangan langsung menggigit. Nanti kalau dipukul bisa mati," imbuh bos perusahaan Grup Bakrie ini.

Dalam kesempatan tersebut Ical juga mengatakan, meski berkoalisi dengan Partai Demokrat, Golkar diberi kebebasan untuk tetap kritis. Dia mencontohkan kasus Bank Century, Golkar mengkritisi Wakil Presiden Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Setgab adalah gabungan partai-partai koalisi, kita berkoalisi itu dengan presiden. Kita juga diberi kebebasan untuk berpikir kritis, seperti kasus Century," kata mertua artis cantik Nia Ramadhani tersebut.

Dalam kasus Bank Century ini, posisi Golkar bukan menjebak atau pun sebaliknya, terjebak. "Kita bukan menjebak, dan masuk dalam jebakan politik. Tapi itu adalah untuk rakyat," tuturnya.

Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Tubagus Januar Soemawinata berharap, pernyataan Ical yang meminta segenap kader Partai Golkar berkelakuan seperti tikus dalam berpolitik, bukanlah menggunakan jabatan politik untuk melakukan korupsi.

Sebab, tikus itu lambang korupsi, binatang ini suka mencuri secara diam-diam makanan apa pun yang ada tanpa diketahui pemiliknya. Mudah-mudahan politisi Golkar tidak meniru sifat tikus, sehingga akan banyak yang ditangkap KPK,” tutur mantan aktivis ini.

Pasalnya, lanjut Januar, perilaku politisi Golkar dikhawatirkan mengembalikan keadaan seperti rezim Orde Baru sebelum era reformasi, yang sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). "Sekarang saja politisi Golkar getol mengusulkan dana aspirasi yang ditentang berbagai pihak. Dana aspirasi juga dinilai modus korupsi gaya baru," paparnya.


Golkar Targetkan 30% Suara di Pemilu 2014
Partai Golkar menargetkan perolehan suara 30 persen dalam Pemilu 2014. Sedangkan untuk Pilkada 2010, partai berlambang beringin ini menargetkan menang di 50 persen wilayah Indonesia. "Kita targetkan 30 persen untuk 2014. Sedangkan untuk pilkada 2010, kita targetkan 50 persen sampai pilkada selesai. Secara nasional Golkar saat ini baru 43 persen," kata Ical.

Dalam sambutannya di Rakornis Wilayah Jawa-Bali-NTB Golkar ini, Ical meminta agar anggota partai memberikan pelayanan yang baik kepada rakyat. "Kalau kita tidak menyuarakan kepentingan mereka, kita tidak akan terpilih dalam pemilu. Begitu juga dengan calon-calon kita di Pilkada," tandas ketua umum Golkar itu.

Ical mencontohkan, dalam bidang kesejahteraan rakyat. Kader Golkar harus memberi dukungan jika terjadi masalah sosial seperti bencana alam. "Kalau itu kita kerjakan, maka rakyat akan mencintai kita," seru pentolan Golkar ini.

www.jakartapress.com

1 comment:

Anonymous said...

Kata raja tikus kepada rakyatnya, "Mulai sekarang kalian harus seperti Golkar!"
http://www.komisigratis.com/index.php?id=Abirara