Friday, August 6, 2010

Megawati Kritik Kelambanan Pemerintah


Setelah satu tahun tidak melancarkan kritik kepada pemerintah, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali bersuara keras atas berbagai persoalan.

Mega menilai, banyaknya persoalan seperti ledakan tabung gas elpiji, kenaikan harga kebutuhan pokok, hingga gesekan antarlembaga, telah menandakan bahwa pengelolaan pemerintahan tidak berjalan sesuai koridor dan aturan yang ada. “Kalau saya ditanya apakah republik ini kacau balau, dan media akan menulis. Saya katakan memang kacau balau. Ngurusi gas aja kok susah,” kata Mega dalam pidato pembukaan Rakornas PDIP di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Jawa Barat kemarin.

Mega lalu mengulas bagaimana persoalan yang terjadi dan bagaimana pemerintah lamban mengatasinya. Bahkan, Mega menuding pemerintah terkadang mengeluarkan kebijakan yang kontraproduktif. Dia mencontohkan, kebijakan konversi minyak tanah ke gas adalah kebijakan yang dipaksakan. Padahal, jika suatu kebijakan menyangkut budaya dan perekonomian masyarakat, seharusnya pemerintah memberikan masa transisi sedikitnya dua tahun sambil terus melakukan sosialisasi.


“Persoalan tabung gas terus merenggut korban tanpa kejelasan otoritas yang bertanggung jawab. Terpaksa saya ngomong ini, sudah lama diam mulut saya tapi lama-lama enggak tahan karena setiap hari ada yang meledak. Ini kok sudah bledag-bledug baru sosialisasi,” sindirnya. Tidak hanya itu, Mega juga mengkritik pemerintah yang tidak sensitif terhadap keadaan rakyat. Di saat kondisi banyak rakyat susah, harga kebutuhan pokok malah naik dan susah dijangkau mayoritas masyarakat.

“Harga cabai satu biji Rp 1.000, kalau mau nyambel saja minimal harus mengeluarkan uang Rp 5.000 untuk lima cabe. Lalu banyak yang tanya ke saya, ‘kok mahal banget sih, Bu?’ Ya saya jawab saja, kok tanya ke saya, ke Presiden dong. Kan saya bukan presiden lagi,” ungkapnya.

Pakar politik dari Universitas Indonesia (UI), Amir Santoso, menyatakan setuju dengan kritik Megawati terkait dengan kinerja pemerintahan saat ini. Menurut dia, pemerintah memang kurang memperhatikan implementasi dari program-program yang ada.


Ada pun manuver politik yang dilakukan pemerintah saat ini, lebih pada pencitraan. Dia mencontohkan, banyaknya tim khusus yang dibentuk untuk menangani permasalahan tak kunjung memberi imbas nyata. “Saya setuju dengan pandangan Ibu Mega. Pemerintahan sekarang memang cukup lemah dalam hal kepemimpinan. Saya lihat itu adalah titik lemah yang paling utama,” ujarnya. Dia menilai bahwa permasalahan ledakan tabung gas yang tengah hangat menjadi polemik di masyarakat hanya permasalahan kecil dari segenap pekerjaan rumah yang belum tergarap.

Untuk keluar dari situasi yang memprihatinkan ini, pemerintah harus mempercepat penanganannya. “Poin kunci dari solusinya adalah kecepatan. Jika pemerintah mampu bergerak cepat, semua permasalahan dapat diminimalkan. Yang penting tegas dan kebijakannya matang,” katanya.

Rahmat Sahid / Fajar Pratama
www.seputar-indonesia.com

1 comment:

Blogger Fakir said...

Tampaknnya tabung gas menjadi bom waktu warga negara ya pak? Inilah demi sebuah kepentingan....


Main-Main ke Blog saya pak....