Wednesday, August 18, 2010

Persahabatan dan Kematian


Sahabat adalah belahan jiwa yang mesti dipenuhi.

Dialah ladang hati yang kau taburi dengan benih kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu di kala sunyi.
Kau menghampirinya saat hati luka dan mencarinya saat jiwa rindu kedamaian.
Bila dia berbicara, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak”, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam, hatimu pun turut berhenti berdegup.

Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berduka cita,
karena yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung, akan nampak lebih agung dari kejauhan bagi seorang pendaki.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta sejati, tetapi sebuah jala yang ditebarkan, yang hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.

Apalah artinya sahabat jika kau sentiasa mencarinya hanya untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah dia untuk bersamamu menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan sekadar mengisi kekosonganmu.

Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berbagi kegembiraan.
Karena dalam tetesan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan gairah segar kehidupan.

*** Khalil Gibran


Puisi Kematian

Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
karena jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
karena batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.

Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemari kelopaknya menyambut mahkota fajar pagi.

Pandanglah kematian teguh berdiri bagai kolom-kolom cahaya keabadian.
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Membubung tinggi menembus langit pengharapan yang telah dijanjikan.

*** Khalil Gibran


Dan janganlah engkau berkata bahwa orang-orang yang telah terbunuh karena berjuang di jalan Allah itu mati konyol. Tidak, bahkan mereka itu hidup tetapi kalian tidak merasakannya. (al-Baqarah: 154)

… Tidak, bahkan mereka itu hidup dengan rejeki yang melimpah dari Tuhan mereka. (Ali Imran: 169)

1 comment:

awanaroel said...

hidup,,tapi bukan di dunia kita kan ????