Tuesday, August 5, 2008

Pulang dari Bangka


Yusuf Cahyono Kusarianto

1 comment:

KULYUBI ISMANGUN said...

http://the-american-israeli-patriot.blogspot.com/search?q=king+abdulla h

RAJA ABDULLAH DAN KEMUNAFIKAN ARAB

Dlm wawancara dgn televisi negara sebelum keberangkatannya ke Amerika, Raja Yordania, Abdullah II mengatakan bahwa Israel harus memilih antara mentalitas dari “Israel sebagai Benteng atau hidup damai dan aman dengan tetangganya.”

Sang raja mengatakan, Amerika adalah negara yang paling mampu mempengaruhi Israel. “Sudah waktunya Amerika memakai pengaruhnya utk membuktikan transparansi orang2 diwilayah itu, dan tidak berat sebelah,” kata Abdullah.

Dilanjutkannya : “Menjadi kewajiban kita utk mendorong negara besar ini dan yang lainnya, utk mengambil posisi seimbang dan mendukung proses perdamaian.” – Jerusalem Post

Beberapa pengamatan;

Seperti biasa, seorang pemimpin Arab menempatkan tanggung jawab antara memilih damai dan perang pada Israel dan bukan pada pihak lain. Pemerintah2 tetangga yg bersumpah atas kehancuran Israel, ternyata menurut Abdullah, sama sekali tidak punya kewajiban untuk memilih. Mengapa ? Karena dia sudah tahu bahwa mereka sudah menentukan pilihan mereka.

Abdullah mengklaim, Amerika harus membuktikan transparansinya dan tidak berat sebelah saat menjadi penengah antara Israel dan Hamas. Perlakukan keduanya dengan sama, katanya.

Anehnya, mereka yg benar2 berupaya keras utk mencapai perdamaian dicap sbg kurang getol berusaha, sementara faksi2 yg Palestina yg saling bunuh membunuh sama sekali tidak disebut2.

Yang lebih tidak masuk akal lagi adalah adalah kemunafikan Abdullah. Dia sendiri memperlakukan orang2 Palestina yang tinggal di Yordania seperti sampah, tapi masih sempat menuntut agar Israel memperlakukan orang Palestina setiap hari dengan baik.

Ini fakta2 yg tidak banyak diketahui tentang nasib orang2 Palestina di Yordania:

Orang2 Palestina merupakan setengah dari populasi orang Yordania, dan kebanyakan dari mereka adalah muslim sunni. Komunitas palestina Yordania terdiri dari mereka2 yang dicakupkan kedalam kekuasaan Yordania ketika sebagian dari Palestina digabung kedalam Transjordan sesuai saat dibentuk pd thn 1946, dan mereka yang mengungsi ke Yordania akibat perang Kemerdekaan Israel tahun 1948 dan perang Enam Hari 1967, yang mana Israel menduduki Tepi Barat yang dihuni orang palestina dan Jalur Gaza.

Orang2 Palestina, mulai dari individu terkenal sampai yg melarat berasimilasi sepenuhnya kedalam masyarakat Yordania. Dari segi bahasa dan agama, orang Palestina tidak berbeda dari orang Yordania, tapi mereka berbeda dalam hal etnis dan sejarah awal.

Meski orang2 Palestina banyak yg ‘berhasil’ di Yordania, (contoh, sang Ratu adalah orang Palestina), secara keseluruhan, mereka mengalami diskriminasi spt dlm jatah posisi dlm pemerintahan dan militer, penerimaan & bea siswa kedlm universitas negeri. Secara politis sama juga. Orang palestina menderita batasan2 dan pengecualian sosial. Meski mereka adalah setengah dari jumlah penduduk, orang Palestina hanya memiliki 6 dari 28 total menteri. Di Parlemen, 6 dari 40 senator dan 11 dari 80 anggota majelis rendah memiliki latar belakang palestina. Tidak ada orang Palestina yg memegang kursi gubernur di Yordan. Dalam sistem pemilihan, wakil terbesar diberikan pada daerah yang tidak ada populasi Palestinanya. Tambah lagi, hampir 150 ribu penduduk Palestina – kebanyakan pengungsi atau anak pengungsi yang datang dari Jalur Gaza setelah 1967 – tidak dikwalifikasi menjadi warganegara.

Walau pemerintahan Yordania umumya tidak represif, (kecuali pada insiden Black September 1971), baru2 ini terjadi penangkapan2. Insiden2 penindasan juga terjadi pad tahun2 terakhir ini.

Tgl 6 Oktober, 2000, polisi menggunakan pentungan dan gas air mata utk membubarkan pemrotes di kamp pengungsi Baqaa; satu orang terbunuh dan enam lainnya terluka.

April 2002, seorang anak Palestina mati karena luka dikepala yang diderita akibat gas air mata yang ditembakkan polisi utk membubarkan demonstrasi anti Israel di kamp pengungsi yang sama.

Mereka (pemerintah Yordan) bahkan tidak mendiskusikan kondisi kumuh yang diderita 300 ribu orang Palestina dalam ‘kamp pengungsi”. Yordania memang 'mencekik' orang Palestina, dgn alasan yang bisa dimengerti pula. Mereka sudah kenal dekat siapa orang Palestina itu.

Nah, aneh bukan kalau Raja Abdullah tiba2 merasa prihatin atas nasib orang Palestina yang tidak berada diwilayahnya ? Inilah pendapat
orang Yordania pikir ttg Israel dan orang yahudi.

Ini dari website pemerintah Yordania:
http://www.dpa.gov.jo/menupalestinian.html

Pada puncak voting Majelis Umum PBB bagi pemisahan Palestina, November 1947, nasib orang Palestina diputarbalikkan. Resolusi 181 II utk membuat bagian Yahudi dan bagian Palestina pada tanah bersejarah Palestina memercikkan bunga api utama dalam perang Arab Israel

(Perhatikan bahwa dampak dari pembagian Tanah Bersejarah Palestina
yg sebagian diberikan pada Yahudi, seakan orang2 Yahudi tidak punya hak. Ini tentu saja menjadi alasan perang. )

Perselisihan antara orang Palestina dan Yahudi semakin menghangat dengan kekuatan paramiliter Yahudi yang beroperasi dengan bebas ketika pasukan Inggris menarik diri dari wilayah tsb dan pasukan yahudi mengambil alih area yang lebih besar dari pada yang direncanakan PBB. Sabotase dan serangan militer Yahudi dilanjutkan terhadap dusun2 dan kediaman Palestina di kota2 ditepi pantai. Ketika pemerintah inggris mengumumkan utk menghentikan mandat pada 15 mey 1948, orang yahudi mengumumkan terbentuknya negara israel.

Lebih dari 700 ribu orang arab Palestina mengungsi sebagai akibat dari operasi2 pasukan Yahudi. Mereka membunuh orang2 Palestina tak bersenjata didusun2, mengintimidasi mereka dengan senjata dan membantai manusia di Tnatoura, Deir Yassin, Qibieh, dll…

Begitulah bunyi propaganda Arab yang dari dulu sampai sekarang sama
saja.

Menurut hukum nasional Yordania tahun 1954, kecuali orang Yahudi, setiap orang yang berkebangsaan Palestina sebelum tanggal 14 May 1948, bertempat tinggal dalam kerajaan Yordania selama perioda dari 20 Desember 1949 dan 16 February 1954, adalah warganegara Yordania.

By the Way, sejak saat itu, orang Yahudi tidak bisa menjadi warga negara Yordania.

Mana ‘keseimbangan’ anda Abdullah?

Setiap orang yang bukan Arab sudah pasti bersalah. Setiap orang Arab pastilah korban. Kecuali, tentu, kau adalah orang Yordania yang menganiaya orang Palestina. Maka kau diperlakukan seperti raja.
_________________
Para Muslim tidaklah bodoh. Mereka bisa melihat bahwa Islam adalah salah. Mereka tahu ayat2 Quran bertentangan satu sama lain. Mereka tahu Islam bertentangan dengan kecerdasan manusia dan tidak masuk akal, tapi mereka begitu terjebak di dalamnya sehingga mereka tidak bisa meninggalkannya. Mereka memaksa diri mereka untuk percaya, karena tanpa itu, mereka bagaikan tersesat.
- Ali Sina