Monday, February 6, 2023

Untung Prabowo Tak Jadi Presiden

Negara Serasa Milik Mereka Berdua.

Membaca dan melihat sepak terjang dan gaya politik Prabowo Subianto akhir-akhir ini maka rasanya bersyukur juga bahwa Prabowo pada Pilpres 2019 tidak berhasil menjadi Presiden Republik Indonesia. Bukan berarti gembira atas kemenangan Jokowi, akan tetapi sikap anti rakyat Jokowi jauh lebih jelas ketimbang Prabowo. Sedangkan Prabowo abu-abu.

Ketika yang bersangkutan siap menerima jabatan Menteri dan masuk ke dalam Kabinet Jokowi maka goresan buruk karakter Prabowo mulai tercatat. Ia tidak peduli dengan tangisan dan perasaan pendukungnya yang berjuang mati-matian demi Prabowo-Sandi sebagai capres saat itu. Para pendukungnya merasa terkhianati. Karena kecurangan Pilpres diterima oleh Prabowo “hanya” demi status Menteri alias pembantu presiden.


Bahkan kemudian berkali-kali memuji habis-habisan (menjilat habis!) Jokowi mulai dari pekerja keras, selalu memikirkan rakyat hingga memberi predikat sebagai Presiden terbaik. Orang menyebut Prabowo bagai penjilat yang berubah dari macan menjadi meong. Galak dan gebrak mimbar Prabowo dulu hanya tinggal monumen konyol yang menggelikan.

Tidak sedikit pun ada simpati Prabowo pada pendukungnya yang menjadi pesakitan di rezim Jokowi. Tokoh KAMI yang dipenjara (Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan, dkk.), lalu derita HRS dan enam laskar yang terbunuh keji telah lewat begitu saja. Belum banyak sekali aktifis di daerah yang "la salam wala kalam". Tak sepatah kata pun terucap simpati apalagi membela. Rakyat melihat orientasinya hanya pada jabatan dan ketakutan. Presiden menjadi impian.


Terakhir ia justru mendekat pada keluarga Jokowi. Gibran, Kaesang dan Bobby ditempel rapat. Langkah mengerikan dari sang jagoan yang mantan Danjen Kopassus. Prabowo dukung Gibran untuk Gubernur Jateng atau DKI, Prabowo mendukung pula Bobby (anak mantu Jokowi) maju Gubernur Sumut. Meski untuk yang ini agak kikuk dengan Edy Rahmayadi Gubernur Sumut Petahana yang adalah kader Gerindra sendiri.

Prabowo senang mendengar Kaesang terjun ke politik dan bahagia jika masuk ke Partai Gerindra. Kaesang yang baru saja menikah ala anak raja-raja Jawa dengan kawalan ratusan personel tentara dan polisi tampaknya akan didorong untuk Walikota Solo menggantikan Gibran. Jika demikian maka jelas sekali bahwa Prabowo adalah pendukung nepotisme.


Sekarang tinggal ditunggu saja Prabowo bersilaturahmi ke adik ipar Jokowi, Anwar Usman yang merupakan Ketua Mahkamah Konstitusi untuk jaga-jaga jika proses Pilpres kelak masuk ke Mahkamah Konstitusi.

Kesimpulannya, Prabowo memang tidak layak untuk jadi Presiden di negeri demokrasi. Karenanya ada hikmah besar bahwa ia tidak menjadi Presiden pada Pilpres 2019 dan Pilpres sebelumnya (2014).

Prabowo memang tidak lebih bagus dari Jokowi.

Bandung, 30 Januari 2023.

M Rizal Fadillah
Pemerhati Politik dan Kebangsaan
By FNN, 30 Januari 2023

No comments: