Sunday, September 28, 2008

Amerika Serikat Dorong Penjualan Senjata


Harian The New York Times, Minggu (14/9/2008), memaparkan rencana pemerintahan Presiden Amerika Serikat George W Bush mendorong lebih aktif penjualan persenjataan dan perlengkapan militer, seperti tank, helikopter, pesawat jet, kapal perang, pesawat tanpa awak, hingga peluru kendali.

Penjualan senjata itu dilaporkan terkait dengan perang di Irak dan Afganistan. AS berencana meningkatkan kekuatan yang ada di dua wilayah itu. AS mendorong pembelian senjata untuk tujuan militernya di luar negeri. Namun, AS juga berupaya mendorong penjualan senjata kepada negara lain.

Harian The New York Times juga mengungkapkan, senjata dan berbagai macam perlengkapan militer itu untuk mengantisipasi ancaman serangan dari Korea Utara dan Iran. Khusus untuk tahun ini, penjualan persenjataan dan perlengkapan militer yang lain buatan AS mencapai sekitar 32 miliar dollar AS, tahun 2005 penjualan mencapai 12 miliar dollar AS.

Penjualan senjata meluas
Selama ini fokus penjualan AS adalah ke Timur Tengah, kini meluas ke Afrika Utara, Asia, Amerika Latin, Kanada, dan Eropa. “Ini bukan perdagangan senjata ilegal, tetapi membangun dunia yang lebih aman,” sebut The Times yang mengutip komentar Wakil Komandan Angkatan Udara Bruce Lemkin.

Dua tahun terakhir Irak telah menyepakati pembelian lebih dari 3 miliar dollar AS dan akan membeli lagi perlengkapan militer hingga 7 miliar dollar AS. Dalam tiga tahun terakhir ini Pemerintah AS juga sepakat membeli senjata dan peralatan militer sekitar 10 miliar dollar AS terkait ketakutan pada Iran.

Departemen Pertahanan menyebutkan, Argentina, Brasil, India, Irak, Pakistan, Azerbaijan, Maroko, dan Georgia adalah pelanggan senjata AS yang baru. Uni Emirat Arab berencana membeli antirudal AS seharga 16 miliar dollar AS. Arab Saudi dan Israel -pelanggan tetap AS- juga meningkatkan pesanan. Ketua Komite Luar Negeri di DPR AS Howard Berman mengkhawatirkan peningkatan transaksi senjata justru mengancam perdamaian dunia.

KOMPAS, 15 September 2008

2 comments:

KULYUBI ISMANGUN said...

Kutipan Tjeramah Presiden Ir.Soekarno di Semarang
29 Djuli 1956

Saudara-saudara,

Djuga sadja pernah tjeritakan dinegara-negara Barat itu hal artinja manusia, hal artinja massa, massa. Bahwa dunia ini dihidupi oleh manusia. Bahwa manusia didunia ini, Saudara-saudara, "basically" - pada dasar dan hakekatnja - adalah sama; tidak beda satu sama lain. Dan oleh karena itu manusia inilah jang harus diperhatikan. Bahwa massa inilah achirnja penentu sedjarah, "the makers of history". Bahwa massa inilah jang tak boleh diabaikan ~ dan bukan sadja massa jang hidup di Amerika, atau Canada, atau Italia, atau Djerman, atau Swiss, tetapi massa diseluruh dunia.

Sebagai tadi saja katakan: Bahwa "world prosperity", "world emancipation", "world peace", jaitu kekajaan, kesedjahteraan haruslah kekajaan dunia : bahwa emansipasi adalah harus emansipasi dunia; bahwa persaudaraan haruslah persaudaraan dunia ; bahwa perdamaian haruslah perdamaian dunia ; bahwa damai adalah harus perdamaian dunia, berdasarkan atas kekuatan massa ini.

Itu saja gambarkan, saja gambarkan dengan seterang-terangnja. Saja datang di Amerika,- terutama sekali di Amerika - Djerman dan lain lain dengan membawa rombongan. Rombongan inipun selalu saja katakan : Lihat, lihat , lihat, lihat !! Aku jang diberi kewadjiban dan tugas untuk begini :Lihat, lihat, lihat!! - Aku membuat pidato pidato, aku membuat press-interview, aku memberi penerangan-penerangan; aku jang berbuat, "Ini lho, ini lho Indonesia, ini lho Asia, ini lho Afrika!!"

Saudara-saudara dan rombongan : Buka mata, Buka mata! Buka otak! Buka telinga!

Perhatikan, perhatikan keadaan! Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin tjarilah peladjaran dari pada hal hal ini semuanja, agar supaja saudara saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerdjaan raksasa kita membangun Negara dan Tanah Air.

Apa jang mereka perhatikan, Saudara-saudara? Jang mereka harus perhatikan, bahwa dinegara-negara itu - terutama sekali di Amerika Serikat - apa jang saja katakan tempoh hari disini " Hollands denken " tidak ada.

"Hollands denken" itu apa?
Saja bertanja kepada seorang Amerika. Apa "Hollands denken" artinja, berpikir secara Belanda itu apa? Djawabnja tepat Saudara-saudara " That is thinking penny-wise, proud and foolish",katanja.

"Thinking penny-wise, proud and foolish".
Amerika, orang Amerika berkata ini , " Thinking penny-wise" artinja Hitung……..satu sen……..satu sen……..lha ini nanti bisa djadi dua sen apa `ndak?........ satu sen……..satu sen………" Thinking penny-wise"………
"Proud" : congkak, congkak,
"Foolish" : bodoh.

Oleh karena akhirnja merugikan dia punja diri sendirilah, kita itu, Saudara-saudara, 350 tahun dicekoki dengan "Hollands denken" itu. Saudara-saudara, kita 350 tahun ikut-ikut, lantas mendjadi orang jang berpikir " penny-wise, proud and foolish".

Jang tidak mempunjai "imagination", tidak mempunjai konsepsi-konsepsi besar, tidak mempunjai keberanian - Padahal jang kita lihat dinegara negara lain itu, Saudara-saudara, bangsa bangsa jang mempunjai "imagination", mempunjai fantasi fantasi besar: mempunjai keberanian ; mempunjai kesediaan menghadapi risiko ; mempunjai dinamika.

George Washington Monument misalnja, tugu nasional Washington di Washington, Saudara-saudara : Masja Allah !!! Itu bukan bikinan tahun ini ; dibikin sudah abad jang lalu, Saudara-saudara. Tingginja ! Besarnja ! Saja kagum arsiteknja jang mempunjai "imagination" itu, Saudara-saudara. Bangsa jang tidak mempunjai :imagination" tidak bisa membikin Washington Monument. Bangsa jang tidak mempunjai "imagination"………ja, bikin tugu, ja "rong depo", Saudara-saudara. Tugu "rong depo" katanja sudah tinggi, sudah hebat.

"Pennj-wise " tidak ada, Saudara-saudara. Mereka mengerti bahwa kita - atau mereka - djikalau ingin mendjadi satu bangsa jang besar, ingin mendjadi bangsa jang mempunjai kehendak untuk bekerdja, perlu pula mempunjai "imagination",: "imagination" hebat, Saudara-saudara.

Perlu djembatan? Ja , bikin djembatan……tetapi djangan djembatan jang selalu tiap tiap sepuluh meter dengan tjagak, Saudara-saudara, Ja , umpamanja kita disungai Musi…….Tiga hari jang lalu saja ini ditempatnja itu lho Gubernur Sumatera Selatan - Pak Winarno di Palembang - Pak Winarno, hampir hampir saja kata dengan sombong, menundjukkan kepada saja " ini lho Pak! Djembatan ini sedang dibikin, djembatan jang melintasi Sungai Musi" - Saja diam sadja - "Sungai Ogan" - Saja diam sadja, sebab saja hitung-hitung tjagaknja itu.
Lha wong bikin djembatan di Sungai Ogan sadja kok tjagak-tjagakan !!

Kalau bangsa dengan "imagination" zonder tjagak, Saudara-saudara !!

Tapi sini beton, tapi situ beton !! Satu djembatan, asal kapal besar bisa berlalu dibawah djembatan itu !! Dan saja melihat di San Fransisco misalnja, djembatan jang demikian itu ; djembatan jang pandjangnja empat kilometer, Saudara-saudara ; jang hanja beberapa tjagak sadja.
Satu djembatan jang tinggi dari permukaan air hingga limapuluh meter; jang kapal jang terbesar bisa belajar dibawah djembatan itu. Saja melihat di Annapolis, Saudara-saudara, satu djembatan jang lima kilometer lebih pandjangnja, "imagination", " imagination" "imagination "!!! Tjiptaan besar!!!

Kita jang dahulu bisa mentjiptakan tjandi-tjandi besar seperti Borobudur, dan Prambanan, terbuat dari batu jang sampai sekarang belum hancur ; kita telah mendjadi satu bangsa jang kecil djiwanja, Saudara-saudara !! Satu bangsa jang sedang ditjandra-tjengkalakan didalam tjandra-tjengkala djatuhnja Madjapahit, sirna ilang kertaning bumi!! Kertaning bumi hilang , sudah sirna sama sekali. Mendjadi satu bangsa jang kecil, satu bangsa tugu "rong depa"

.....

Saja tidak berkata berkata bahwa Grand Canyon tidak tjantik. Tapi saja berkata : Tiga danau di Flores lebih tjantik daripada Grand Canyon. Kita ini, Saudara-saudara, bahan tjukup : bahan ketjantikan, bahan kekajaan. Bahan kekajaan sebagai tadi saja katakan : "we have only scratched the surface " - Kita baru `nggaruk diatasnja sadja.

Kekajaan alamnja, Masja Allah subhanallahu wa ta'ala, kekajaan alam. Saja ditanja : Ada besi ditanah-air Tuan? - Ada, sudah ketemu : belum digali. Ja, benar! Arang-batu ada, nikel ada, mangan ada, uranium ada. Percajalah perkataan Pak Presiden. Kita mempunjai uranium pula.

Kita kaja, kaja, kaja-raja, Saudara-saudara : Berdasarkan atas "imagination", djiwa besar, lepaskan kita ini dari hal itu, Saudara-saudara. Gali ! Bekerdja! Gali! Bekerdja! Dan kita adalah satu tanah air jang paling cantik di dunia.

KULYUBI ISMANGUN said...

AKU LEBIH SUKA DAGELAN

di radio aku mendengar berita
katanya partisipasi politik rakyat kita sangat menggembirakan
tapi kudengar dari mulut seorang kawanku
dia diinterogasi dipanggil gurunya
karena ikut kampanye PDI
dan di kampungku ibu RT
tak mau menegor sapa warganya
hanya karena ia Golkar
ada juga yang saling bertengkar
padahal rumah mereka bersebelahan
penyebabnya hanya karena mereka berbeda tanda gambar

ada juga kontestan yang nyogok
tukang-tukang becak
akibatnya dalam kampanye banyak
yang mencak-mencak

di radio aku mendengar berita-berita
tapi aku jadi muak karena isinya
kebohongan yang tak mengatakan kenyataan
untunglah warta berita segera bubar
acara yang kutunggu-tunggu datang: dagelan!