Friday, May 15, 2009

Antara Boediono dan Budi Anduk


Dr. Boediono (lahir di Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943; umur 66 tahun) adalah Gubernur Bank Indonesia sekarang ini. Sebelumnya Boediono menjabat Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu. Boediono juga pernah menjabat Menteri Keuangan Indonesia dalam Kabinet Gotong Royong (2001–2004). Sebelumnya pada Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999), Boediono adalah Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Bank Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto. Saat ini ia juga mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Boediono beristrikan Herawati dan memiliki dua anak, Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan.

Pendidikan
Ia memperoleh gelar Bachelor of Economics (Hons.) dari Universitas Western Australia pada tahun 1967. Lima tahun kemudian, gelar Master of Economics diperoleh dari Universitas Monash. Kemudian pada tahun 1979, ia mendapatkan gelar S3 (Ph.D.) dalam bidang ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania.

Karir di pemerintahan
Sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Gotong Royong, ia membawa Indonesia lepas dari bantuan Dana Moneter Internasional. Oleh BusinessWeek, ia dipandang sebagai salah seorang menteri yang paling berprestasi dalam kabinet tersebut.Ketika Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden, banyak orang yang mengira bahwa Boediono akan dipertahankan dalam jabatannya, namun posisinya ternyata ditempati Jusuf Anwar. Menurut laporan, Boediono sebenarnya telah diminta oleh Presiden Yudhoyono untuk bertahan, namun ia memilih untuk beristirahat dan kembali mengajar.

Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan (reshuffle) kabinet pada 5 Desember 2005, Boediono diangkat menggantikan Aburizal Bakrie menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian. Indikasi Boediono akan menggantikan Aburizal Bakrie direspon positif oleh pasar sejak hari sebelumnya dengan menguatnya IHSG serta mata uang rupiah.

Pada tanggal 9 April 2008, DPR mengesahkan Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia, menggantikan Burhanuddin Abdullah.

Boediono diisukan menjadi calon wakil presiden 2009-2014 mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah namanya muncul sebagai calon wakil presiden, berbagai suara pro dan kontra muncul. Para pengkritiknya terutama mengaitkannya dengan berbagai kebijakannya yang dinilai pro-neoliberalisme.

Kwik Kian Gie pernah menilai bahwa Boediono bertanggung jawab terhadap berjalannya program Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) usulan IMF, yang pengembaliannya bermasalah. Isu penentangan lain yang dimunculkan adalah bahwa ia tidak mewakili tokoh partai, ia bukan representasi tokoh Islam, dan ia adalah orang Jawa, sama dengan SBY.

Karya
Mubyarto, Boediono, Ace Partadiredja. 1981. Ekonomi Pancasila. BPFE. Yogyakarta.
Boediono. 2001. Indonesia Menghadapi Ekonomi Global. BPFE. Yogyakarta.
Boediono. 1986. Strategi Industrialisasi: Adakah Titik Temu ? Prisma Tahun XV, No.1.

http://id.wikipedia.org/wiki/Boediono


Budi Anduk, Berkah dari Menderita

Awalnya Budi Anduk tertarik terjun ke dunia hiburan lantaran ingin menjadi pencipta lagu. Pada 1996, Budi, yang mahir bermain gitar, diajak bergabung dengan acara komedi situasi Ngelaba, yang dimotori grup lawak Patrio. "Kenapa saya mau ikut, karena saya ingin ketemu penyanyi-penyanyi terkenal," katanya.

Tapi, setelah bergabung, cita-citanya ingin mengembangkan talenta bermain musik buyar. Budi malah asyik dengan dunia barunya: komedi. "Saya ini jadi komedian karena 'dijorokin'," ujar Budi, yang kini terkenal lewat serial Tawa Sutra XL, yang ditayangkan stasiun ANTV.

Selepas Ngelaba, Budi makin mantap dengan dunia komedi yang digelutinya. Ia sempat ikut terlibat dalam beberapa serial komedi situasi, mulai jadi pemain hingga penulis naskah.

Lama-kelamaan, Budi pun menemukan ciri khasnya di dunia humor: seni mencela diri sendiri. Ia menyebutnya sebagai gaya mengebom diri sendiri. Seperti ketika Tempo hendak mewawancarainya, seorang rekannya berseloroh, "Bud, bedakan dulu sono." Dengan santai ia menjawab, "Halah, bedak nggak dibedakin nggak jauh bedanya."

Menurut Budi, tiap orang punya jalan yang bisa dikembangkan sendiri. "Wajar saja dalam dunia komedi ada pihak yang menyerang, ada yang defensif," katanya. "Nah, saya tipe orang yang gemar mengebom diri sendiri," katanya. Misalnya saat ada yang mengatakan dirinya bertampang seperti setan, "Saya bilang, saya bukan setan, tapi genderuwo, he-he-he...."

Soal nama belakangnya, Anduk, tutur Budi, dia punya kisahnya sendiri. Nama Anduk adalah julukan yang diberikan teman-temannya karena kegemarannya berkalung handuk ke mana pun ia pergi. "Habis saya gampang keringatan," dia menerangkan.


Meski seorang komedian, dalam keseharian Budi bukan tipe yang gemar melempar guyonan di setiap kesempatan. Malah ia mengaku cenderung tak suka orang yang gemar bercanda secara berlebihan. "Tapi kalau dibayar gila, ya, gila dah. Ini pekerjaan saya," katanya serius.

Dalam melempar humor, pria berdarah Jawa ini merasa lebih akrab dengan ungkapan-ungkapan Betawi sebagaimana ia dibesarkan. "Mungkin karena Betawi lebih dekat ke Melayu hingga lebih mudah diterima orang, ya."

Yang jelas, Budi berharap suatu saat namanya bisa dikenang orang karena ciri khas yang membedakannya dengan komedian lain, seperti halnya Djodjon atau Bolot. "Mereka dikenang bukan hanya karena antik secara fisik, kan?" katanya.

Budi tak menampik kenyataan dalam dunia komedi Indonesia yang masih sering main fisik. Ini tak terhindarkan, tapi justru jadi ciri khas komedi Indonesia. "Seperti Warkop DKI atau Mr. Bean yang sampai sekarang masih digemari. Nggak lucu kalau tidak ada slapstiknya," Budi menjelaskan.

Meski bagi sebagian orang slapstik bikin menderita, Budi menggangapnya sebagai harga yang harus dibayar untuk sebuah kelucuan. Sebagai sosok yang selalu jadi obyek penderita dari adegan-adegan slapstik, Budi punya resep sendiri: "Jalani penderitaan dengan ikhlas."


Data Pribadi
Nama: Budi Prihatin; Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 8 Februari; Tinggi/berat: 161 cm/62 kg.

Filmografi
Sinetron Azab Ilahi, Ngelaba, Lesehan, OK OK Boss, Klinik 24 Jam, Capeee' Deeeh, Tawa Sutra, Dangdut.com, Tawa Sutra XL, Tiren, Tulalit.

Utami Widowati, TEMPO Interaktif, 26 Januari 2009


Fenomena Bernama Budi Anduk!

Dunia komedi Indonesia kembali diramaikan oleh pendatang baru. Setelah sekian episode komedi situasi Tawa Sutra di AnTV terlewati, wajahnya kini sudah tak asing lagi di kalangan pemirsa televisi.

Budi Anduk memang memikat, setidaknya bagi para fansnya yang tersebar di berbagai jejaring sosial dunia maya. Terutama Facebook dan Friendster. Mengawali karier sebagai figuran pada sitkom ‘Ngelaba’ tahun 1996, pria kelahiran jakarta 8 Februari 1968 ini meraih sukses besar ketika perannya di Tawa Sutra disambut baik oleh pemirsa.

Perawakan tubuhnya yang gemuk, agak menonjolkan postur pendek, kulit hitam (maaf bukan rasisme) rambut keriting serta banyolannya yang ceplas-ceplos terbukti berhasil menjadi jurus ampuhnya yang laris-manis hingga kini. Tawaran yang datang kini tak hanya berupa peran komedi namun juga merambah ke dunia iklan dan presenter.

BuDuk, Budi Anduk, atau juga sering dipanggil Andre memang fenomenal. Terbukti dari sekian banyak berita tentangnya di internet, selalu ada komentar positif diselingi foto-foto lucunya. Foto-foto hasil edit tersebut mengidentikkan Budi Anduk dengan tokoh-tokoh kondang. Mulai dari Obama, Che Guevara, dan lain-lain.

Saya sendiri mulai memperhatikan BuDuk saat seorang teman yang ‘ngiri’ pada foto BuDuk versi Che Guevara, sampai ingin dieditkan serupa dengannya. Dan ternyata hingga Sekarang saya masih senang menyaksikannya di layar kaca. Meskipun saya tidak terlalu suka penampilannya terkesan ‘terlalu dipaksa produser’ dalam acara terbarunya Untung Ada Budi.

Apapun itu, semoga tetap low profile ya, Om BuDuk!

http://ummaymochil.wordpress.com/


Budi Anduk coooy ....

Wakaka…. sumpah gw ngakak pas pertama kali liat ni foto. Lo pasti tau kan ni siapa? Yups, Budi Anduk (Budi Prihatin), seleb (yaelah seleb coy) yang sekarang mulai terkenal sejak penampilannya di acara komedi Tawa Sutra. Tadinya si Budi masi dapet predikat skuter (selebriti kurang terkenal), tp sekarang jangan salah, ni orang banyak penggemarnya, malahan banyak yg mo bikin Budi Anduk Fans Club, wakaka… kalo dah ada ikutan ah gw.


Menurut gw si Budi Anduk tampangnya lebih orisinil ketimbang tukul, becandanya kocak, kalo ngomong sekenanya tp bikin kita ketawa, walaupun perannya di tipi sering di hina dina. Pokoknya ni orang kocak abis coy, top lah, sampe2 sepupu gw yg masi tk aja nge fans ma Budi Anduk. Ga kebayang kalo ni orang jadi presiden, wakakaka…. rakyatnya bakalan ngakak terus. Btw dulunya susah banget nyari foto ni org, makanya mo posting ga jd2, ni foto paling top yg bs gw cari.


Buat Budi Anduk sukses coy, moga tetep lucu n kocak, n moga cepet dibikin fans club nya, wakaka…. (perasaan gw ngakak mulu, abis lucu ni orang). Cletukan Budi Anduk : halo coy, oke coy, bukan begitu coy, songong lu, mana bisa begetooooo!, gledek lu. Masi ada lg ga yang tau cletukan Budi Anduk? kalo tau bs komen disini, oke coy?


http://aryajenar.wordpress.com/

No comments: