Thursday, May 21, 2009

Main Angka dengan Demokrat (666)


Pak Beye menyebut diri sebagai penggagas, pendiri, pemberi ideologi atau pembuat manifesto politik, pendesain bendera dan warna partai, dan peletak dasar-dasar perjuangan Partai Demokrat. Peran sentral itu disebutkannya saat memberi pengarahan kepada 1.953 (wuih kalau digabung jadi 99 neh, he… he… he….) peserta Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat di Hall D1, arena Pekan Raya Jakarta, Minggu (8/2/2009).

Pak Beye berperan sangat sentral. Jejak dan arah jalan partai yang didirikan saat Pak Beye menjadi Menteri Koordiantor bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) era Presiden Megawati Soekarnoputri kental terasa sampai saat ini. Tidak hanya untuk hal-hal besar yang digariskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, pengaruh itu bahkan juga untuk hal-hal kecil. Soal angka-angka misalnya.

Hampir selalu, setiap kegiatan besar partai dilakukan di tanggal-tanggal yang ada hubungnanya dengan angka sembilan (9). Rapimnas untuk menghadapi Pemilu 2009 digelar 8-9 Februari 2009. Sebelumnya, ulang tahun ketujuh partai dilakukan di gedung yang sama pada 19 Oktober 2008.

Angka sembilan adalah tanggal lahir Pak Beye yang kemudian diacu untuk kelahiran Partai Demokrat, 9 September 2001. Ulang tahun Pak Beye tujuh tahun terakhir menjadi ulang tahun juga bagi partai yang didirikannya. Saat pendirian partai, meskipun hanya dibutuhkan 50 orang, jumlah pendirinya dilengkapi menjadi 99 orang sesuai tanggal dan bulan lahir Pak Beye.

Angka sembilan juga dipilih untuk anggota Dewan Pembina di mana Pak Beye ada di dalamnya. Sembilan pembina itu datang semua dalam Rapimnas yang dihadiri 33 ketua DPD, 33 sekretaris DPD, 33 ketua Badan Pemenangan Pemilu, dan 666 calon anggota DPR-RI 2009-2014. Selain itu, hadir juga enam (6) Tim Relawan Demokrat dan Pak Beye yaitu Tim Delta, Tim Echo, Tim Foxtrot, Tim Romeo, Tim India, dan Tim Sekoci.

Ribuan peserta Rapimnas juga diinapkan di tujuh hotel sekitar PRJ yaitu Aston Marina, Golden, Ibis Manggadua, Ibis Kemayoran, Mercure, Millenium, dan Sheraton Media. Kepanitiaan Rapimnas dibentuk dengan Surat Keputusan nomor 08/sk/dpp.pd/I/2009 tanggal 30 Januari 2009.

Angka sembilan sebagai nomor urut undian Demokrat dalam Pemilu 2004 (saat itu) dimaknai sebagai berkah. Bersama suara yang diraih Demokrat, Pak Beye bersama Pak Kalla kemudian terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Namun, angka 31 yang menjadi nomor urut undian Demokrat dalam Pemilu 2009 tetap dimaknai sebagai berkah.

Berkah dalam angka sembilan lantas diharapkan pada pelaksanaan Pemilu Legislatif yang dilaksanakan 9 April 2009. Semula, Pemilu Presiden 2009 direncanakan 9 Juli (putaran pertama) dan 9 September (putaran kedua). Karena sejumlah pihak mengaitkan ini dengan Pak Beye, akhirnya tanggal 8 Juli dan 8 September yang kemudian disepakati dan diputuskan.

Menegaskan nomor 31 juga sebagai berkah, Yudhoyono yang selalu memukul gong lima kali untuk membuka suatu acara, memilih memukul gong tiga kali dengan jeda sejenak untuk memukul sekali lagi saat membuka Rapimnas. Pukulan gong ini dimaknai sebagai pengingat bahwa nomor urut Demokrat saat ini adalah 31.

Usai memukul gong tiga kali dan kemudian sekali, Pak Beye pergi. Di halaman parkir, telah menunggu mobil range rover bernomor polisi B 307 YD untuk ditumpanginya. Untuk urusan nomor mobil ini, Pak Beye meninggalkan abjad ‘S’ yang semula dipakai dalam mobil pribadinya. Sebelumnya, mobil pribadi Pak Beye inisialnya adalah B (biasanya 9949) YS. Pasti bukan karena wacana ABS, maka abjad ‘S’ itu ditinggalkan. He… he… he….

Karena urusan yang dihadirinya adalah urusan partai, Pak Beye meningalkan sedan Mercedes Benz S Class bernomor polisi RI 1. Sebagai pejabat negara, Pak Beye tengah memberi contoh kepada pejabat negara lain yang kemungkinan akan menjadi pesaingnya agar meninggalkan fasilitas negara untuk urusan partai politiknya.

Range rover warna hitam dengan nomor cantik dan abjad sesuai namanya pun melaju meninggalkan arena Pekan Raya Jakarta. Sebuah teladan hendak dicontohkan meskipun untuk itu tidak mudah juga. Protokol, pengamanan, dan tim kesehatan yang melekat padanya tidak bisa dilupakannya.

Membedakan sedang bekerja untuk negara atau sedang bekerja untuk partainya, tengok saja atribut yang dikenakan Pak Beye berikut tempatnya. Meskipun kadang susah juga dipisahkan sedemikian rupa, kalau kegiatannya di Cikeas, sudah hampir pasti merupakan kegiatan untuk partai sebagai kendaraan menuju istana yang kedua kalinya.

Dari seluruh angka kegemaran Demokrat, tak satu pun disebut angka 2,5 persen yang kini bikin heboh itu.

Wisnu Nugroho, 11 Februari 2009
http://wisnunugroho.kompasiana.com/

No comments: