Do not read this blog if not useful for you, because it will only spend your time, your energy, and spend your money.
Friday, June 19, 2009
Ichsanuddin: Neoliberal Terbukti Gagal Sejahterakan Rakyat
Ekonomi berbasis neoliberal sebagaimana diterapkan oleh negara barat dianggap telah gagal menyejahterakan rakyat. Bahkan, neoliberal hanya membuat orang kaya makin kaya dan kaum papa makin ternista.
Demikian pendapat pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy, saat menjadi pembicara dalam diskusi publik bertajuk 'Perspektif Ekonomi Indonesia Pasca Pilpres 2009', yang digelar DPP Pemuda Demokrat di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Ichsanuddin, neoliberal berasal dari Washington Consensus. Konsensus ini antara lain berisi; Pertama, larangan menyubsidi rakyat dan membiayai penyediaan dan pengelolaan barang dan jasa publik melalui apa yang dinamakan disiplin fiskal.
Kedua, jika pemerintah sudah terlanjur terlibat pada penyediaan barang dan jasa publik, maka harus dijual ke swasta (privatisasi); Ketiga, meliberalkan semua sektor perekonomian dengan memberlakukan asas non diskriminatif antara pelaku asing dan pelaku nasional.
"Hasilnya adalah, AS dan terutama negara G7 serta negara-negara yang berpatron ke prinsip itu mengalami krisis lagi pada Oktober 2008," kata mantan anggota DPR-RI dari Golkar tersebut.
Menurut catatan National Bureau of Economic Research, lanjut Ichsanuddin, krisis ekonomi yang disebut sebagai siklus itu sudah terjadi 33 kali sejak 1854 sampai 2007. "Dalam kajian ekonomi politik dan sosiologi pembangunan, maka ekonomi neoliberal selalu menghadapi kegagalan mengatasi pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan," jelas Ichsanuddin.
Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Ichsanuddin, semua tergantung dari rakyat Indonesia . "Apakah kita mau setia pada pemikiran anak bangsa dan cinta pada rakyat Indonesia yakni mengusung sistem ekonomi kerakyatan, atau memilih neoliberal, aliran pemikiran ekonomi yang selalu menemui kegagalan," pungkasnya.
detikNews, 3 Juni 2009
Label:
Ekonomi Kerakyatan,
Neoliberalisme
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment