Monday, March 10, 2014

Catatan Harian Anas Urbaningrum (9)


Rabu, 15 Januari 2014. Kembali pagi ini saya bangun jam 03.30 pagi. Setelah wudlu, dilanjutkan shalat Tahajud dan shalat Hajat, sambil menunggu panggilan azan Subuh. Di sela-sela itu, saya makan tempe goreng dan minum air putih cukup banyak. Ada niat untuk berpuasa saja hari ini.

Selesai shalat Subuh dan mengaji, saya baca-baca buku dan tanpa terasa kemudian tertidur lagi. Baru bangun sekitar jam tujuh, ketika ada pergantian petugas jaga.

Setelah mata melek sempurna, terdengar suara panggilan dari Prof Rudi Rubiandini, mengajak saya sarapan pagi. “Sudah disiapkan, Mas,” begitu katanya. Saya sempat mikir-mikir apakah ikut sarapan pagi atau jadi berpuasa saja hari ini. Akhirnya, saya memutuskan tidak jadi berpuasa dan kemudian sarapan berempat dengan Prof Rudi, Mas Budi, dan Kang Wawan.

Acara ILC di TV One membahas tema "Ucapan Terima Kasih" Anas Urbaningrum.

Sambil sarapan, kami berdiskusi dan ngobrol ngalor-ngidul, termasuk membahas isu-isu yang dimuat media. Tadi malam, Prof Rudi membisikkan bahwa acara ILC di TV One sedang membahas tema tentang saya. Entah dari mana Prof Rudi mendapat informasi itu. Yang jelas, memang benar adanya, acara bincang-bincang dari klub para pengacara di TV One itu membahas ucapan terima kasih saya ketika keluar dari gedung KPK menuju ruang tahanan.

Beberapa hari ini, Prof Rudi tengah mempersiapkan diri untuk sidang pada hari Kamis. Saya lihat bahan-bahannya dia pelajari dengan sungguh-sungguh. Mulai dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) para saksi hingga dakwaan dari jaksa penuntut umum (JPU) KPK. Semua BAP itu dibaca dengan teliti oleh Prof Rudi. Di bagian tertentu diberi tanda, mana keterangan di BAP saksi yang merugikan dan mana yang menguntungkan. Sebagai Guru Besar ITB, persiapan yang baik agaknya telah menjadi kebiasaannya. Kesiapan akademis.

Sebagai Guru Besar ITB, Prof Rudi Rubiandini mempersiapkan diri untuk sidang di pengadilan Tipikor dengan kesiapan akademis.

Prof Rudi bersemangat ingin mematahkan dakwaan jaksa yang berdasarkan BAP para saksi yang sudah dipahaminya secara baik. Bagian-bagian yang dianggap penting di-stabilo dan diberi tanda merah atau hijau. Merah sebagai tanda merugikan dan hijau sebagai tanda menguntungkan.

Pikir saya, boleh juga cara Profesor Rudi dalam mempersiapkan diri. Kami menggoda, jangan sampai lulus terlalu baik. Cukup Cum Laude saja. Beliau menjawab dengan tertawa, “Namanya juga ikhtiar.

(Bersambung)

Sumber:
www.asatunews.com

No comments: