Kedua blok besar, sebetulnya, telah berhasil mempraktekkan koeksistensi selama bertahun-tahun itu, sehingga dengan demikian membantah mereka yang menyangkal kemungkinan adanya koeksistensi. Kami di Asia tidak pernah mengenal keadaan damai! Setelah perdamaian datang untuk Eropa, kami merasai akibat bom-bom atom. Kami merasai revolusi nasional kami sendiri di Indonesia. Kami merasai penyiksaan Vietnam. Kami menderita penganiayaan Korea. Kami masih senantiasa menderita kepedihan Aljazair. Apa sekarang ini seharusnya giliran saudara-saudara kita di Afrika? Apakah mereka harus disiksa, sedang luka-luka kami masih belum sembuh? Toh, masih saja Barat dalam keadaan damai.
Saya pergunakan kata-kata yang keras, dan saya pergunakan kata-kata itu dengan sengaja, karena saya punya pendirian yang tegas mengenai soal itu. Dengan sengaja saya pergunakan kata-kata keras, karena saya bicara untuk bangsa saya dan karena saya bicara di muka pemimpin-pemimpin bangsa. Selain dari pada itu, saya tahu bahwa saudara-saudara saya di Asia dan Afrika mempunyai pendirian yang sama tegasnya, walaupun saya tidak berani berbicara atas nama mereka. Majelis Umum ini tentunya akan menghadapi banyak hal-hal yang penting. Tetapi tidaklah ada hal yang lebih penting dari pada perdamaian.
Mengenai ini, saya pada saat ini tidak membicarakan soal-soal yang timbul antara negara-negara besar di dunia. Soal-soal demikian itu sangat vital bagi kami, dan saya nanti kembali pada soal-soal tersebut. Tapi tengoklah sekeliling dunia kita ini. Di banyak tempat terdapat ketegangan-ketegangan dan sumber-sumber sengketa potensiil. Perhatikanlah tempat-tempat itu dan Tuan akan jumpai, bahwa hampir tanpa perkecualian, Imperialisme dan kolonialisme di dalam salah satu dari banyak manifestasinya adalah sumber ketegangan atau sengketa itu. Imperialisme dan kolonialisme dan pemisahan terus-menerus secara paksa dari bangsa-bangsa merupakan sumber dari hampir semua kejahatan internasional yang mengacam di dunia kita ini. Sebelum kejahatan-kejahatan dari masa lampau yang terkutuk itu diakhiri, tidak akan ada ketenangan atau perdamaian di seluruh dunia ini. Imperialisme, dan perjuangan untuk mempertahankannya, merupakan kejahatan yang besar di dunia kita ini. Banyak diantara Tuan-tuan dalam sidang ini tidak pernah mengenal Imperialisme. Banyak diantara Tuan-tuan lahir merdeka dan akan mati merdeka. Beberapa di antara Tuan-tuan lahir dari bangsa-bangsa yang telah menjalankan Imperialisme terhadap yang lain, tetapi tidak pernah menderitanya sendiri.
Mereka yang menentang gerak maju yang tidak terelakan dari kemerdekaan nasional dan hak menentukan nasib sendiri, adalah buta. Mereka yang berusaha untuk mengembalikan apa yang tidak dapat dikembalikan, merupakan bahaya bagi mereka sendiri dan bagi dunia. Sebelum kenyataan-kenyataan ini —dan ini memang kenyataan-kenyataan— diakui, tidak akan ada perdamaian dunia ini, dan tidak akan lenyaplah ketegangan. Saya serukan kepada Tuan-tuan: Tempatkanlah kewibawaan dan kekuatan moril dari organisasi negara-negara ini dibelakang mereka yang berjuang untuk kemerdekaan. Lakukanlah itu secara jelas dan tegas. Lakukanlah itu sekarang! Lakukanlah, dan Tuan-tuan akan memperoleh dukungan bulat dan tulus ikhlas dari semua orang yang berkemauan baik. Lakukanlah sekarang, dan generasi-generasi yang akan datang akan menghargai Tuan-tuan.
Saya serukan kepada Tuan-tuan, kepada semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa: Bergeraklah bersama arusnya sejarah; janganlah mencoba membendung arus itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa sekarang ini juga berkesempatan untuk membangun bagi dirinya sendiri reputasi dan gengsi yang besar. Mereka yang berjuang untuk kemerdekaan akan mencari sokongan dan sekutu-sekutu dimana saja dapat diperolehnya. Alangkah baiknya bilamana mereka berpaling kepada badan ini dan kepada Piagam kita daripada kepada sesuatu kelompok atau bagian dari badan ini. Lenyapkanlah sebab-sebab peperangan, dan kita akan merasa damai. Lenyapkanlah sebab-sebab ketegangan dan kita akan merasa tenang. Jangan ditunda-tunda! Waktunya singkat. Bahayanya besar. Umat manusia di seluruh dunia berteriak minta perdamaian dan ketenangan, dan hal-hal itu adalah dalam kekuasaan kita. Jangan mencegahnya, karena nanti badan ini akan dicemarkan namanya dan ditinggalkan.
Pertentangan sekarang berpusat pada persoalan kapankah daerah-daerah jajahan akan merdeka, dan bukan pada persoalan apakah mereka akan merdeka. Tetapi saya hendak menegaskan soal ini. Oposisi kami terhadap kolonialisme dan Imperialisme timbul, baik dari hati maupun dari kepala kami. Kami menentangnya atas dasar kemanusiaan, dan kami menentangnya pula dengan alasan bahwa hal ini merupakan suatu ancaman yang besar dan makin besar lagi terhadap perdamaian. Tiadanya persesuaian pendapat dengan kekuatan-kekuatan kolonial berkisar pada soal-soal waktu dan keamanan, karena sekarang setidak-tidaknya mereka beromong-kosong tentang cita-cita kemerdekaan nasional. Oleh karena itu renungkanlah dalam-dalam mengenai nasionalisme dan kemerdekaan, mengenai patriotisme dan mengenai Imperialisme. Renungkanlah dalam-dalam, demikian permohonan saya, jangan sampai arus sejarah melanda Tuan-tuan.
Tidak seorang mahluk pun berhak untuk menggunakan hak-hak prerogatif dari Tuhan Yang Maha Esa Kuasa. Tidak seorang pun berhak mempergunakan bom-bom Hidrogen. Tidak satu bangsa pun berhak untuk menyebabkan kemungkinan hancurnya semua bangsa-bangsa. Tiada suatu sistem politik, tiada suatu organisasi ekonomi yang layak untuk menyebabkan musnahnya dunia, termasuk sistem maupun organisasi itu sendiri. Jika hanya negara-negara yang bersenjata Hidrogen yang tersangkut dalam persoalan ini, maka kami bangsa-bangsa Asia dan Afrika tidak akan menghiraukannya. Kami hanya akan melihat saja sambil menjauhkan diri, dengan perasaan heran mengapa negara-negara, darimana kami belajar sedemikian banyaknya itu, serta yang sangat kami kagumi itu, pada dewasa ini harus tenggelam dalam rawa immoralitet. Kami akan dapat berseru: “Terkutuklah kalian!” Dan kami akan dapat kembali ke dalam dunia kami sendiri yang lebih berimbang dan damai. Tetapi kami tak dapat berbuat demikian. Kami bangsa Asia telah menderita akibat bom atom.
Negara-negara lain yang tidak tergabung dalam suatu blok, bisa memberi bantuan dalam hal ini. Kami tidak kurang pengalaman dan kepandaian untuk mengadakan pembicaraan-pembicaraan. Mungkin perantaraan kami dapat juga berharga. Mungkin kami dapat pula memberikan bantuan dalam mencari suatu penyelesaian. Mungkin —siapa tahu— kami dapat memperlihatkan kepada Tuan-tuan jalannya menuju ke arah satu-satunya perlucutan senjata yang sesungguhnya, yaitu perlucutan senjata di dalam hati manusia, perlucutan ketidak percayaan dan kebencian manusia. Tidak sesuatu pun lebih mendesak daripada hal ini. Dan persoalan ini adalah demikian vital bagi seluruh umat manusia, sehingga seluruh umat manusia harus diikut-sertakan dalam pemecahannya.
Saya kira pada saat ini kita boleh berkata, bahwa sebenarnya hanyalah desakan dan usaha dari negara-negara non blok akan memberikan hasil yang diperlukan seluruh dunia. Pembicaraan yang sungguh-sungguh tentang perlucutan senjata, di dalam rangka organisasi ini, dan didasarkan pada suatu harapan yang sungguh-sungguh akan suksesnya, adalah yang esensiil sekarang ini. Saya tekankan “dalam rangka organisasi ini”, karena hanya Majelis inilah yang mulai mendekati suatu cerminan yang sebenarnya dari dunia dimana kita hidup. Renungkan, renungkan sejenak. Apa yang mungkin terjadi jika kita dapat meletakkan suatu dasar bagi perlucutan senjata yang sejati.
Pernahkah mereka yang mengesahkan percobaan-percobaan itu membayangkan akibat-akibat perbuatan mereka? Pernahkah mereka melihat kepada anak-anak mereka sendiri dan merenungkan akibat-akibat itu? Pada dewasa ini percobaan-percobaan dengan senjata-senjata nuklir ditangguhkan, —perhatikan tidak dilarang, tetapi hanya ditangguhkan. Maka, marilah kita pergunakan kenyataan ini sebagai permulaan. Marilah kita pergunakan kenyataan ini sebagai dasar untuk melarang percobaan, dan kemudian untuk pelucutan senjata yang sungguh-sungguh. Sebelum meninggalkan persoalan perlucutan senjata, saya hendak memberikan suatu ulasan lagi. Berbicara tentang perlucutan senjata memang baik. Tetapi berusaha dengan sungguh-sungguh menyusun suatu persetujuan perlucutan senjata akan lebih baik. Dan yang terbaik adalah pelaksanaan daripada persetujuan perlucutan senjata itu.
Akan tetapi marilah kita realistis. Bahkan pelaksanaan daripada suatu persetujuan perlucutan senjata pun tidak akan merupakan jaminan bagi perdamaian di dunia yang dalam kesengsaraan dan kesukaran. Perdamaian hanya akan datang, jika sebab-sebab ketegangan dan bentrokan disingkirkan. Jika ada suatu sebab untuk bentrokan, maka manusia akan berjuang dengan bambu runcing, jika tidak terdapat senjata lain. Saya tahu oleh karena bangsa saya sendiri melakukannya dalam perjuangan kami untuk kemerdekaan. Kami telah berjuang dengan menggunakan pisau dan bambu runcing. Untuk mencapai perdamaian, kita harus menyingkirkan sebab-sebab ketegangan dan sebab-sebab bentrokan itu. Itulah sebabnya saya berbicara dari lubuk hati saya mengenai perlunya bekerja sama untuk menyebabkan matinya yang hina dari Imperialisme. Di mana terdapat Imperialisme, dan di mana terdapat penyusunan kekuatan bersenjata yang serentak, maka keadaan memang berbahaya. Sekali lagi saya berbicara berdasarkan pengalaman. Begitulah keadaannya di Irian Barat. Begitulah keadaannya di seperlima wilayah nasional kami yang pada dewasa ini masih tetap membungkuk di bawah belenggu Imperialisme. Di sanalah kami menghadapi Imperialisme dan kekuatan bersenjata dari Imperialisme.
Harapan lenyap; kesabaran hilang; bahkan toleransi pun mencapai batasnya. Semuanya itu kini telah habis dan Belanda tidak memberikan alternatif lainnya kecuali memperkeras sikap kami. Jika mereka gagal untuk secara tepat menilai arus sejarah, maka kita tidaklah dapat dipersalahkan. Akan tetapi akibat dari pada kegagalan mereka ialah timbulnya ancaman terhadap perdamaian dan, sekali lagi, hal ini menyangkut pula Perserikatan Bangsa-Bangsa. Irian Barat merupakan pedang kolonial yang diancamkan terhadap Indonesia. Pedang ini diarahkan pada jantung kami, akan tetapi di samping itu mengancam pula perdamaian dunia. Usaha-usaha kami dewasa ini yang sungguh-sungguh untuk mencapai penyelesaian dengan cara-cara kami sendiri, adalah bagian dari sumbangan kami ke arah terjaminnya perdamaian dunia ini. Ini adalah bagian dari usaha kami untuk mengakhiri masalah dunia ini yang merupakan kejahatan yang usang. Usaha kami adalah usaha pembedahan yang sungguh-sungguh untuk menyingkirkan kanker Imperialisme dari berbagai wilayah di dunia, di mana kami hidup dan berada. Saya katakan dengan segala kesungguhan bahwa keadaan di Irian Barat adalah keadaan yang berbahaya, suatu keadaan yang eksplosif, suatu hal yang merupakan sebab ketegangan dan suatu ancaman bagi perdamaian.
Imperialisme berusaha untuk mempertahankan kedudukannya di Kongo; berusaha untuk dapat memutungkan dan melumpuhkan negara baru itu. Itulah sebabnya Kongo berkobar. Ya, di Kongo, terdapat penderitaan. Akan tetapi penderitaan itu merupakan kesakitan kelahiran dari kemajuan dan kemajuan yang eksplosif senantiasa membawa kesakitan. Mencabut sampai ke akar-akarnya kepentingan nasional dan internasional yang sudah bercokol selalu menyebabkan kesakitan dnn kegoncangan. Kami mengetahuinya. Kami mengetahui pula dari pengalaman-pengalaman kami sendiri bahwa perkembangan itu sendiri menimbulkan pergolakan. Suatu bangsa yang sedang bergolak membutuhkan pimpinan dan bimbingan, dan akhirnya akan menghasilkan pimpinan serta bimbingannya sendiri.
Sampai mana pergolakan itu adalah soalnya bangsa itu sendiri. Marilah kita, baik secara perseorangan, maupun secara bersama-sama, membantu di sana apabila kita diminta oleh pemerintah yang sah dari bangsa itu. Akan tetapi tiap-tiap bantuan semacam itu harus jelas didasarkan atas kedaulatan Kongo yang tidak boleh diganggu-gugat. Akhirnya, taruhlah kepercayaan pada bangsa itu! Mereka sedang mengalami masa percobaan yang besar dan sedang sangat menderita. Taruhlah kepercayaan pada mereka sebagai bangsa yang baru merdeka, dan mereka akan menemukan jalannya sendiri ke arah penyelesaiannya sendiri daripada masalah-masalahnya sendiri. Di sini hendak saya kemukakan peringatan yang sangat serius. Banyak anggota organisasi ini dan banyak pejabat organisasi ini mungkin tak begitu menyadari perbuatan-perbuatan Imperialisme dan kolonialisme. Mereka tak pernah mengalaminya; mereka tak mengenal keuletannya dan kebengisannya dan banyaknya mukanya, dan kejahatannya. Kami dari Asia dan Afrika mengenalnya. Saya katakan pada Tuan-tuan: Janganlah bertindak sebagai alat yang tak tahu apa-apa dari Imperialisme. Janganlah bertindak sebagai tangan kanan yang buta dari kolonialisme. Jika Tuan bertindak demikian, maka Tuan pasti akan membunuh organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa ini, dan dengan begitu Tuan akan membunuh harapan dari berjuta-juta manusia, yang tiada terhitung itu dan mungkin Tuan akan menyebabkan hari depan mati dalam kandungan.
(Bersambung ....)
No comments:
Post a Comment