Do not read this blog if not useful for you, because it will only spend your time, your energy, and spend your money.
Monday, September 14, 2009
Partai Golkar Dililit Lima Krisis
Partai Golkar sedang dilanda multikrisis sehingga butuh energi baru untuk memperbaikinya. Salah satu solusinya adalah dengan memberi porsi yang memadai kepada para kader mudanya.
Pengamat Politik Bima Arya Sugiarto mengatakan hal itu dalam sebuah diskusi tentang kepemimpinan muda di Bandung, Sabtu (8/8). Bima menguraikan lima krisis yang dialami Partai Golkar. Pertama, krisis elektoral, suara Partai Golkar di Pemilu 2009 paling terpuruk dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Meskipun nama JK sebagai calon presiden dan Ketua Umum Parpol Golkar bersinar, tetapi tidak mampu meningkatkan perolehan suara. "Ini karena masyarakat tidak percaya lagi dengan Partai Golkar," katanya.
Kedua, krisis orientasi. Wacana yang diembuskan Partai Golkar saat ini hanya menjadi bagian dari pemerintahan atau menjadi oposisi. Sebagai parpol besar, semestinya tidak bergantung hal itu. "Yang penting, kelembagaan parpol dan kepemimpinan parpol," ujarnya.
Ketiga, krisis kader muda. Partai Golkar tidak memberi tempat yang proporsional kepada kader mudanya. Akibatnya, mereka sulit maju secara internal. Ini ditambah dengan krisis keempat, yakni mandulnya organisasi sayap Partai Golkar. "Mereka ini hidup segan mati tak mau," kata Bima.
Krisis kelima, lanjut Bima, muncul berbagai faksi yang saling melemahkan. Faksi-faksi tersebut, bila saling mendukung, tentu suara Partai Golkar bisa lebih dari 17 persen dalam Pemilu 2009.
Bima menjelaskan, munculnya Yuddy Chrisnandi sebagai salah satu calon ketua umum Partai Golkar dapat mendobrak kultur parpol yang kurang memberi tempat terhadap anak muda. Menang atau kalah, itu tidak masalah. "Yang penting ada upaya mendobrak itu tadi," ungkap Bima.
Ia menyadari bahwa peluang Yuddy kecil bisa mengalahkan lawan-lawannya, seperti Aburizal Bakrie dan Surya Paloh. Sebab, dengan kultur transaksional di tubuh Golkar, sulit bagi Yuddy untuk menang karena dananya terbatas.
Namun, Bima melihat Yuddy unggul di sisi komunikasi politik. Yuddy lebih bisa bergaul dengan berbagai kalangan.
Dalam kesempatan yang sama, Yuddy mengatakan, dia sudah berkomunikasi dengan 497 DPD Partai Golkar tingkat kota/kabupaten dan semua DPD tingkat provinsi. Sudah ada sekitar 50 DPD tingkat kota/kabupaten dan lima DPD tingkat provinsi yang menyatakan dukungannya. "Saya juga meminta bantuan Indra J Piliang sebagai manajer kampanye (campaign manager)," ujarnya. Fungsi manajer kampanye mirip dengan tim sukses. Dia dibantu enam deputi manajer kampanye.
KOMPAS.com, 8 Agustus 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment