Wednesday, January 20, 2010

Port-au-Prince Diluluh-Lantakkan Gempa Bumi


Haiti, negeri kepulauan di Karibia, Selasa sore 12 Januari 2010 dilanda gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter, sejumlah besar rumah di Ibukota Port-au-Prince mengalami kerusakan berat atau rubuh, lalu lintas dan telekomunikasi putus, jumlah korban tewas dan luka-luka sampai sekarang masih sulit diketahui. Menurut pemimpin pemerintah Haiti, jumlah korban tewas kemungianan mencapai puluhan ribu orang.


Presiden Haiti Rene Garcia Preval mengatakan kepada CNN Amerika bahwa kerusakan akibat gempa bumi sulit dibayangkan, dan sekarang masih belum dapat memberikan angka konkret jumlah korban tewas dan luka-luka. Perdana Menteri Haiti Jean Max Bellerive mengatakan kepada media massa bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi kemungkinan akan melampaui 100.000 orang.


Lembaga PBB untuk Haiti menyatakan, kerusakan di Port-au-Prince besar dan luas. Istana presiden, rumah sakit, penjara utama, hotel dan super market rubuh diguncang gempa bumi. Gedung kantor pusat misi stabilitas PBB untuk Haiti juga rubuh, dan sekurang-kurangnya 16 staf PBB dikonfirmasi tewas dalam gempa bumi.


Fasilitas komunikasi di Haiti kini sudah putus sama sekali, komunikasi telepon, telepon genggam dan internet lumpuh, hubungan dengan dunia luar dapat dilakukan hanya dengan menggunakan satelit maritim. Sebagian besar jalan di Port-au-Prince tertutup reruntuhan dan pohon tumbang.


Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon dalam laporannya kepada Majelis Umum PBB tentang keadaan bencana di Haiti menyatakan, sekitar sepertiga dari 9 juta penduduk Haiti mengalami bencana, sebagian besar daerah di Port-au-Prince hancur, layanan pokok seperti suplai air dan aliran listrik lumpuh sama sekali.


Seorang juru bicara Palang Merah Haiti menyatakan, pihaknya kini sedang bekerja ekstra keras, namun persediaan obat dan alat kedokteran serta kantung jenazah sangat kurang.


Berhubung gempa susulan terus menerus terjadi, banyak orang terpaksa bermalam di ruang terbuka dan menjauhi tembok, dan sejumlah besar lainnya mengungsi ke daerah pedesaan yang relatif ringan keadaan bencananya. Port-au-Prince di waktu malam gelap gulita karena fasilitas listrik masih belum diperbaiki.

Sumber: China Radio International (CRI)

No comments: