Do not read this blog if not useful for you, because it will only spend your time, your energy, and spend your money.
Monday, October 19, 2009
Atlantis: Kisah “Benua yang Hilang”
Legenda yang berkisah tentang "Atlantis", pertama kali terdapat dalam dua karya filsafat Yunani, Critias dan Timaeus, yang merupakan dua buah catatan dialog Plato (427-347 SM).
Pada buku Timaeus, Plato berkisah: “Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut. negara besar yang mempunyai peradaban tinggi itupun lenyap dalam semalam."
Dalam salah satu bagian dari buku dialog Critias, terdapat kisah Atlantis yang dibicarakan oleh adik sepupu Critias. Critias, murid Socrates, sebanyak tiga kali menekankan keberadaan Atlantis dalam dialognya.
Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yang merupakan moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe sendiri mendengar kisah ini dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM). Solon adalah orang yang dianggap paling bijaksana di antara tujuh orang bijak Yunani kuno.
Suatu ketika Solon berkeliling di negeri Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur bangsa Mesir itulah dia mengetahui legenda tentang Atlantis. Secara garis besar, catatan dalam dialog itu sebagai berikut:
"Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah Barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istananya dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok bagian dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang."
Singkatnya, Atlantis digambarkan sebagai peradaban dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi. Konon, pesawat terbang, pengatur suhu ruangan, kotak penyimpan energi semacam batu baterai atau accu, dan lain-lain telah ada pada masa itu.
Penyelidikan Arkeolog
Menurut perhitungan versi Plato, waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal yang ada pada waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20, tepatnya sejak tahun 1960-an, laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment