Do not read this blog if not useful for you, because it will only spend your time, your energy, and spend your money.
Friday, February 27, 2009
Yusril Djalinus, Sang Arsitek Sistem Organisasi Tempo
Kalau terdengar suara Adzan belum tentu itu tanda saat masuk waktu sholat. Bisa jadi suara itu berasal dari handphone milik Yusril Djalinus. Tapi kini suara panggilan sholat itu tidak lagi bisa terdengar sewaktu-waktu karena si empunya telah dipanggil Yang Maha Kuasa.
Yusril Djalinus, adalah salah satu pendiri Majalah TEMPO bersama Goenawan Mohamad dan kawan-kawan pada 1971. Hari-hari terakhirnya masih disempatkan ke redaksi, bahkan diapun masih bisa disambangi melalui dunia maya.
Pria Kelahiran Jakarta 12 Agustus 1944 juga mulai karir jusnalistiknya sebagai reporter. Ketika Majalah TEMPO mulai menyediakan kendaraan untuk wartawannya, yang didapat Yusril adalah sebuah Lambretta, itu pun harus bergantian dengan Herry Komar.
Di tahun 1976, ia jadi koordinator reportase: suatu tugas yang sama sekali baru di Tempo, dan bahkan tak ada modelnya di mana pun juga. Yusril yang kemudian meletakkan dasar organisasi, sistem kerja serta sistem informasl dalam pos yang vital itu.
Ia kemudian, di awal 1983, jadi redaktur pelaksana. Dalam usia 41 tahun, tugas ini harus dirangkapnya dengan tugas sebagai wakil direktur departemen produksi. Di sini ia mengawasi anggaran, pembaruan teknologi, logistik, dan pendataan.
Dalam buku “Wars Within” karya Janet Stelle, Goenawan Mohamad mengatakan bahwa, Yusril merupakan arsitek dari sistem organisasi di Tempo. YD juga merancang sistem koordinator reportase, unit khusus peliputan berita Tempo. Dari pikiran dan tangan dialah kemudian mendirikan Pusat Data & Analisa Tempo serta Tempo Interaktif—Tempo edisi online yang ramai diakses di akhir masa Soeharto-- yang menjadi pioner berita internet di Indonesia.
Setelah Tempo terbit kembali pada 1998, ia menjabat direktur pemasaran. Begitu bersemangat YD, saat itu, dia selalu memompa semangat kepada tim iklan. Sampai-sampai ia mendapat julukan ”Kick YD”—meminjam istilah sebuah acara di televisi.
Di rapat terakhir pemasaran, YD mengirim sebuah pesan pendek: ”Saya berterima kasih pada Anda semua. Saya tidak lagi ikut rapat mulai sekarang. I love you all….”
Sejak Kamis (29/1), Yusril harus masuk rumah sakit. Stroke menyerangnya dan membuatnya harus menginap di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jakarta. Sebelum akhirnya menutup usia pada Senin (2/2) sekitar pukul 10.00 WIB.
Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka di Kompleks PWI Kebon Nanas, Jakarta Timur. Selanjutnya akan langsung diberangkatkan ke Purwakarta, Jawa Barat, dan dikebumikan pada Hari Senin (2/2) sore.
Yusril Djalinus, meninggalkan istri Enung Nurjanah, tiga orang anak, yakni Virli Yusrini, Rama Firdaus dan Reno Yusril. Yusril juga meninggalkan keluarga besar Tempo.
Selamat Jalan YD.
TEMPO Interaktif, 2 Februari 2009
Label:
Tempo,
Wartawan,
Yusril Djalinus
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment