Apa yang menentukan besar-kecilnya suatu bangsa? Sejarawan HG Wells menyimpulkan, "Anasir terpenting yang menentukan nasib suatu bangsa adalah kualitas dan kuantitas tekadnya." Tekad sebagai sikap mental (state of mind) yang mencerminkan kuat-lemahnya jiwa bangsa.
Soekarno menandaskan hal ini dalam peringatan Isra Mi'raj 7 Februari 1959. "Tidak ada suatu bangsa dapat berhebat, jikalau batinnya tidak terbuat dari nur iman yang sekuat-kuatnya. Jikalau kita bangsa Indonesia ingin kekal, kuat, nomor satu jiwa kita harus selalu jiwa yang ingin Mi'raj -kenaikan ke atas- agar kebudayaan kita naik ke atas, supaya negara kita naik ke atas. Bangsa yang tidak mempunyai adreng, adreng untuk naik ke atas, bangsa yang demikian itu, dengan sendirinya akan gugur pelan-pelan dari muka Bumi (sirna ilang kertaning bumi)."
Membesarkan jiwa
Maka, Bung Karno berkali-kali menekankan perlunya membesarkan jiwa. "Tiap-tiap bangsa mempunyai orang-orang besar, tiap-tiap periode sejarah mempunyai orang-orang yang besar, tetapi lebih besar daripada Mahatma Gandhi adalah jiwa Mahatma Gandhi, lebih besar dari Stalin adalah jiwa Stalin, lebih besar daripada Roosevelet adalah jiwa Roosevelt,... lebih besar daripada tiap-tiap orang besar adalah jiwa daripada orang besar itu. Jiwa yang besar yang tidak tampak itu ada dalam dada tiap manusia, bahkan kita mempunyai jiwa sebagai bangsa. Maka kita sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk membesarkan kita punya jiwa sendiri dan membesarkan jiwa bangsa yang kita menjadi anggota daripadanya."
Dalam hal ini, Mohammad Hatta gundah tentang masa depan kemerdekaan Indonesia yang mungkin dilumpuhkan oleh kekerdilan jiwa bangsa sendiri. Dengan mengutip puisi Schiller, ia bernubuat, "Sebuah abad besar telah lahir/tetapi ia menemukan generasi yang kerdil."
Dalam pandangan Bung Hatta, sebuah bangsa tidak eksis dengan sendirinya, tetapi tumbuh atas landasan keyakinan dan sikap batin yang perlu terus dibina dan dipupuk. Terlebih kebangsaan Indonesia, sebagai konstruksi politik yang meleburkan aneka (suku) bangsa ke dalam unit kebangsaan baru, "Untuk mempertahankannya tiap orang harus berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Peran kepemimpinan amat penting sebagai jangkar solidaritas kebangsaan. Para pemimpin mengemban amanat penderitaan rakyat, yang tanpa pertanggungjawabannya kemajemukan kebangsaan Indonesia sulit menemukan kehendak bersama. "Indonesia luas tanahnya, besar daerahnya dan tersebar letaknya. Pemerintahan negara yang semacam itu hanya dapat diselenggarakan oleh mereka yang mempunyai tanggung jawab yang sebesar-besarnya, dan mempunyai pandangan yang amat luas. Rasa tanggung jawab itu akan hidup dalam dada kita jika kita sanggup hidup dengan memikirkan lebih dahulu kepentingan masyarakat, keselamatan nusa, dan kehormatan bangsa. Untuk mendapatkan rasa tanggung jawab yang sebesar-besarnya, kita harus mendidik diri kita sendiri dengan rasa cinta akan kebenaran dan keadilan yang abadi. Hati kita harus penuh dengan cita-cita besar, lebih besar dan lebih lama umurnya dari kita sendiri." (Pidato Radio, 8 November 1944).
Kesempatan merenung
Harapan dan peringatan kedua bapak bangsa itu perlu direnungkan di sela peringatan kemerdekaan Indonesia. Perlu refleksi diri, mengapa karunia kekayaan dan keindahan negeri ini tak sebanding dengan martabat bangsanya, kekayaan alam tak membawa kemakmuran, kelimpahan penduduk tak memperkuat daya saing, kemajemukan kebangsaan tak memperkuat ketahanan budaya, keberagamaan tak mendorong keinsafan berbudi.
Berdiri di awal milenium baru, menyaksikan perubahan yang luas cakupannya, instan kecepatannya, dan dalam penetrasinya, menyentuh rasa hirau kita tentang masa depan bangsa. Adakah kelebihan yang bisa dibanggakan selain karunia yang terberikan? Adakah sebutan yang bisa diukir di gelanggang internasional selain gelar-gelar buruk?
Manusia, sang pengubah
Dalam rasa keadilan Ilahi, tak ada ketentuan bahwa jalan hidup suatu bangsa harus tetap di pinggiran. Dari hari ke hari, firman Tuhan kian membuktikan kebenaran dirinya. Dalam sejarah kejatuhan dan kejayaan suatu kaum, manusia sendirilah pusat pengubahnya.
Kita perlu "senjata" baru, cara pengucapan baru, dan karisma pengubah sejarah baru. Ilmu dan teknologi, semangat inovasi dan daya etos dan etis yang mewujud ke dalam kualitas manusia unggul adalah senjata, bahasa, dan karisma baru kita untuk memenangi masa depan.
Seharusnya kita bisa. Kita mewarisi kebesaran jiwa para pendiri bangsa, yang menorehkan nama Indonesia sebagai pelopor gerakan kemerdekaan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Dengan kebesaran jiwa dan pengikatan kekuatan nasional, kita masih cukup memiliki sumber daya untuk bangkit dari keterpurukan.
Untuk itu, bangsa kita harus keluar dari kekerdilan mentalitas budak -yang mudah dilamun ombak dan bersilang sengkarut- dengan memberi isi dan arah hidup kebangsaan. Seperti kata Bung Karno dalam Amanat Proklamasi 1956, "Bangsa Indonesia harus mempunyai isi hidup dan arah hidup. Kita harus mempunyai levensinhoud dan levensrichting. Bangsa yang tidak mempunyai isi hidup dan arah hidup adalah bangsa yang hidupnya tidak dalam, bangsa yang dangkal, bangsa yang cetek, bangsa yang yang tidak mempunyai levensdiepte sama sekali. Ia adalah bangsa penggemar emas sepuhan, dan bukan emasnya batin. Ia mengagumkan kekuasaan pentung, bukan kekuasaan moril. Ia cinta kepada gebyarnya lahir, bukan kepada nurnya kebenaran dan keadilan. Ia kadang-kadang kuat, tetapi kuatnya adalah kuatnya kulit, padahal ia kosong melompong di bagian dalamnya."
Yudi Latif, Pemikir Kenegaraan dan Keagamaan. KOMPAS, 16 Agustus 2007
1 comment:
Tanggung Jawab Kelas Buruh Dalam Revolusi Kita
Che Guevara (18 Juni 1960)
________________________________________
Sebuah revolusi seperti yang kita alami, sebuah revolusi oleh rakyat dan untuk rakyat, tak dapat maju terkecuali pada setiap penaklukan dan setiap langkahnya dilakukan oleh seluruh massa publik, oleh seluruh massa rakyat. Dan dalam mengambil langkah-langkah tersebut, secara antusias, kita musti memahami proses revolusionernya, kita harus mengetahui mengapa perlu mengambil langkah demikian dan kita melakukannya dengan senang hati. Dan yang juga penting adalah bahwa dalam setiap momen pengorbanan, kita tahu mengapa kita harus malakukan pengorbanan itu, karena jalan menuju industrialisasi-yang pasti adalah jalan untuk kesejahteraan kolektif dalam era kerajaan ekonomi ini-bukanlah jalan yang gampang. Sebaliknya, adalah jalan yang sungguh sulit.
Saya ingin sampaikan sesuatu yang lain kepada kalian. Begitu kontradiksi dan gerakan rakyat di semua kawasan terbelakang di dunia ini berhasil mengusir eksponen imperialisme ekonomi yang paling agresif, yakni Amerika Serikat, segera agresinya akan berbalik bahkan dengan lebih kuat melawan kawasan yang paling dekat dan paling ketat dikontrolnya, yaitu kawasan Amerika-dan seluruh kawasan Amerika, mengganggu "kuda betina" kawasan itu, kawasan Karibia.
Dengan kata lain, kebangkitan luar biasa ini, kebangkitan besar rakyat di Korea, di Turki, di Jepang -untuk menyebut hanya sebagian dari contoh-contoh paling eksplosif di kawasan lain di luar benua kita-juga mengandung sebuah bahaya bagi Kuba.[1]
Selama bulan April dan Mei 1960, mahasiswa Turki yang menuntut hak-hak demokratik dijawab oleh peluru, dan pemerintahan Perdana Menteri Menderes mengumumkan undang-undang darurat. Di bawah kondisi tak stabil ini, sebuah kudeta militer telah menggulingkan pemerintahan.
Pada bulan Juni 1960 puluhan ribu demonstran Jepang memprotes rencana kujungan Presiden Eisenhower ke negeri itu, yang berakhir dengan dibatalkannya perjalanan tersebut. Saat ini kita harus menganggap, tanpa kesopanan semu, bahwa sampai derajat tertentu kita ikut bertanggung jawab atas kenyataan terjadinya semua peristiwa tersebut. Jelas telah terjadi sebuah kebangkitan rakyat negeri-negeri terbelakang, dan sampai tingkat tertentu contoh Kuba telah memberikan sumbangannya, terutama di bumi Amerika Latin. Jelas bahwa pengaruh tersebut lebih banyak terasa di Amerika Latin daripada di negeri-negeri seperti Jepang, dengan jumlah penduduk 90 juta jiwa atau kurang sedikit, dengan tingkat industri yang luar biasa. Namun apapun kenyataannya, telah nyata terbukti bahwa kekuatan kolonial tak ada artinya ketika berhadapan dengan rakyat yang telah bertekad untuk melenyapkan kolonialisme itu.
Itulah aspek positif dari jalan yang kita pilih, jalan yang akan memberi inspirasi solidaritas internasional bilamana ada agresi. Dan bila saya berbicara tentang agresi, saya berbicara tentang agresi yang sesungguhnya. Saya tidak berbicara tentang agresi kecil-kecilan. Saya tidak berbicara tentang agresi ekonomi seperti yang baru akan dilancarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat terhadap gula Kuba.[2] Dengan kata lain, jalan kita adalah jalan yang sangat sulit, dan kekuatan kita terletak pada persatuan antara kaum buruh, petani, dan seluruh kelas-kelas miskin negeri ini, yang perlu melangkah maju ke masa depan.
Sekarang, pembahasan ini ditujukan secara langsung kepada kelas buruh; bukan kepada petani tetapi kepada buruh, karena dua alasan. Pertama, karena kaum tani telah menyelesaikan seluruh tahap pertama dari tugas sejarahnya. Mereka telah berjuang secara gagah berani untuk memenangkan hak mereka atas tanah, dan mereka telah mulai menerima buah dari penaklukan itu; mereka sepenuhnya mendukung revolusi. Kelas pekerja masih harus berupaya meraih buah dari industrialisasi, buah dari kekuatan gerakan revolusioner. Dan itu belum diterima karena tugas pertama yang harus dikerjakan terlebih dahulu adalah meletakkan landasan pokok bagi industrialisasi, dan hal itu telah dikerjakan secara sempurna dengan perubahan pemilikan tanah. Dengan kata lain, landasan itu diletakkan melalui reforma agraria.
Kita telah menyusuri bagian tersebut dari jalan ini, dan sekarang kita sedang melangkah dengan semangat dan aspirasi yang luar biasa di atas jalan menuju industrialisasi. Pada titik ini, peran kelas pekerja menjadi faktor yang menentukan. Apakah kelas pekerja akan memahami secara sempurna seluruh tugas-tugasnya dan pentingnya momen ini, dan kita akan meraih keberhasilan; atau mereka tidak paham, dan industrialisasi hanya akan menjadi upaya setengah hati lainnya seperti yang terjadi di kawasan Amerika Latin untuk menghapuskan penindasan kolonial.
Saya ingin mengatakan secara langsung kepada kalian dan menganalisa fakta-faktanya secara tepat, karena diantara kaum revolusioner adalah lebih baik mengetahui semua kesalahan-kesalahan yang mungkin akan dilakukan oleh masing-masing kita dan berusaha memperbaikinya. Bukan rahasia lagi bahwa kekuatan gerakan revolusioner terutama terletak di tangan kaum tani, dan kedua di tangan kelas pekerja. Ada alasan untuk itu. Alasan pertama, bahwa gerakan pemberontakan kita yang paling kuat berbasis pada daerah-daerah petani, dan di antara pemimpin yang paling gigih, Fidel Castro, ada di daerah petani. Namun ada pula alasan ekonomi dan sosial terpenting untuk hal ini: Kuba, seperti semua negeri terbelakang, tidak memiliki proletariat yang kuat.
Di kebanyakan negeri industri, khususnya adalah negeri industri baru yang tercipta karena hubungan dengan rantai modal monopoli, buruh kadang-kadang menjadi individu yang diistimewakan. Sementara buruh gula harus berkeringat sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam selama tiga bulan dalam satu tahun dan kemudian mereka kelaparan untuk sembilan bulan berikutnya, beberapa jenis buruh lainnya bisa bekerja sepanjang tahun dan memperoleh upah sebanyak lima atau enam kali lipat dari yang diterima buruh gula. Hal ini membuat perbedaan besar dan karena itu menimbulkan gagasan perpecahan diantara mereka. Inilah yang secara konstan selalu diciptakan dan dipertahankan oleh kekuatan kolonial: gagasan pemecahbelahan diantara kaum buruh, sehingga buruh yang diistimewakan akan berusaha mempertahankan hak istimewanya itu, dan sementara mereka yang berada di bawah akan berusaha untuk merangkak ke atas, bukan melalui usaha kolektif tetapi dengan cara sendiri-sendiri, sehingga menghancurkan solidaritas di antara kelas buruh.
Itulah sebabnya mengapa, setelah kemenangan revolusi, kita kadang-kadang bahkan menghadapi kesulitan dalam pertarungan menentang wakil-wakil dari Mujalisme, wakil dari seluruh boneka-boneka yang didudukkan dalam CTC.[3] Dan hal ini juga telah menghambat perkembangan gerakan buruh. Saat ini kita tidak dapat mengatakan bahwa pemimpin-pemimpin serikat buruh lama dari masa terdahulu tersebut sudah dieliminasi secara total, namun mereka sedang berada dalam perjalanan menjadi sebuah kenangan masa lalu. Mereka yang telah berbuat kekeliruan sedang dalam proses memperbaikinya, dan mereka yang telah secara sadar bertindak menentang rakyat sedang disingkirkan satu per satu.
Di dalam barisan kelas buruh, bagaimanapun juga, masih terdapat semangat yang membuat buruh memandang hanya satu pembedaan saja: buruh di satu sisi dan majikan di sisi lain, sebuah sikap simplistik yang mereduksi semua analisa menjadi satu pembedaan besar tersebut: buruh melawan majikan.
Dewasa ini, di tengah-tengah proses industrialisasi di mana negara memainkan peran sangat penting ini, buruh seringkali memandang negara hanya sebagai majikan yang lain, dan memperlakukannya juga sebagai majikan. Namun karena negara (Kuba, ed.) ini justru kebalikan dari negara-majikan, maka kita harus menetapkan sebuah dialog-yang seringkali panjang dan melelahkan-dengan kaum buruh yang pada akhirnya bisa diyakinkan, namun selama masa tersebut telah menghambat langkah maju.
Saya bisa saja menunjukkan beberapa contoh hangat, namun tidak ada gunanya menunjuk pada kasus-kasus individual atau pada orang-orang tertentu. Saya yakin bahwa kebanyakan dari contoh-contoh ini sebenarnya adalah akibat dari mentalitas yang justru harus kita bongkar, bukan akibat dari sebuah keyakinan buruk atau sebuah niat yang disengaja untuk menghambat revolusi. Yang harus jelas dipahami oleh setiap orang adalah apa yang pernah dikatakan Fidel tempo hari. Pemimpin buruh yang paling baik bukanlah orang yang berusaha memperoleh roti hari ini untuk kawan-kawannya; pemimpin buruh yang baik adalah orang yang mengusahakan agar setiap orang memperoleh roti dari hari ke hari, orang yang memahami secara sempurna proses revolusioner dan, dengan menganalisa dan memahaminya secara menyeluruh, akan mendukung pemerintah dan meyakinkan kawan-kawannya, atau menjelaskan pada mereka alasan-alasan untuk tindakan-tindakan revolusiner yang diambil. [4] Ini tidak berarti bahwa pemimpin buruh harus menjadi seperti burung beo, sekedar mengulang apa yang dikatakan pemerintah kepadanya melalui menteri perburuhan atau melalui departemen-departemen lainnya.
Jelas bahwa kesalahan mungkin juga terjadi pada pihak pemerintah, dan pemimpin buruh yang akan menunjukkan kesalahan itu dan terus mengingatkan pemerintah kembali jika kesalahan tersebut terulang kembali atau belum diperbaiki. Hal itu tidak lebih dari sekedar masalah prosedur, karena saat ini ada banyak wakil rakyat di pemerintahan, yang bertekad untuk melayani rakyat dan bersemangat untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah kita lakukan, karena tak seorangpun yang kebal di sini. Sekelompok orang muda tanpa pengalaman sebelumnya, yang harus menempatkan diri (dalam sejarah revolusi Kuba, ed.) pada kemudi akselerasi proses pembangunan bangsa, menentang kekuatan ekonomi dan militer yang paling kuat di seantero benua dan di seantero yang disebut Dunia Barat, secara alamiah tentu akan membuat kesalahan. Di sini letak tugas para pemimpin buruh, untuk menunjukkan kesalahan dan, bila perlu, meyakinkan para pemimpin pemerintahan untuk memperbaiki kesalahan, dan terus mendesak sampai ke pemimpin tertinggi dari pemerintahan revolusioner, hingga kesalahan itu diperbaiki. Adalah juga tugasnya untuk menunjukkan kepada kawan-kawannya apa kesalahan tersebut dan menunjukkan bagaimana memeranginya, bagaimana memperbaikinya, namun harus selalu melalui diskusi.
Sungguh tak dapat dimaklumi dan akan menjadi awal dari kejatuhan kita bila kaum buruh terpaksa melakukan pemogokan, misalnya, karena negara-majikan (dan di sini saya membicarakan proses industrialisasi, yakni, partisipasi yang besar dari negara dalam keseluruhan proses ini) mengambil posisi yang sangat keras kepala dan sangat absurd sehingga memaksa buruh melakukan mogok. Hal itu akan menjadi awal dari akhir pemerintahan rakyat, karena hal itu akan menjadi pengingkaran dari segala sesuatu yang telah kita perjuangkan.
Memang, kadang-kadang pemerintah akan meminta kepada kaum buruh di sektor-sektor tertentu untuk berkorban. Karena diminta, buruh-buruh gula telah dua kali membuat langkah ke depan seperti ini. Mereka telah membuktikan diri menjadi-dan saya katakan ini dengan sejujurnya-kelompok pejuang paling gigih, dengan kesadaran kelas paling tinggi, kesadaran mendalam terhadap tugas-tugas revolusioner mereka. Namun pada titik tertentu, demi kepentingan seluruh komunitas, kita semua harus memikul tanggung jawab tersebut dan untuk sementara melupakan beberapa hak-hak istimewa kita. Di situ letak tugas pemimpin buruh: menganalisa momen tersebut, menganalisanya dan memastikan bahwa pengorbanan buruh, seandainya perlu, adalah seminimal mungkin. Meskipun demikian, pada saat yang sama ia mesti meyakinkan kawan-kawannya sesama buruh bahwa pengorbanan itu perlu dan menjelaskan mengapa perlu, sehingga setiap orang menjadi yakin. Karena dalam sebuah pemerintahan revolusioner, pengorbanan tidak bisa dipaksakan dari atas; pengorbanan itu harus merupakan hasil dari keinginan dan keyakinan semua yang melakukannya.
Industrialisasi merupakan kerja pengorbanan. Memasuki proses percepatan industrialisasi bukanlah sebuah plesiran, dan kita akan menyaksikannya di masa depan. Kekuatan kaum monopoli telah menghantam kita, atau paling tidak mereka telah memperlihatkan kuku-kuku tajam mereka, karena sampai saat ini mereka masih belum melancarkan pukulan dalam kasus minyak.[5] Masalah minyak adalah sesuatu yang hampir saja meruntuhkan pemerintahan revolusioner, atau penyerahan secara total, belum lama ini. Untungnya, saat ini ada negara-negara yang memiliki minyak dan memiliki kemandirian penuh untuk menjualnya, dan memiliki kekuatan untuk mengangkutnya ke negara yang telah membelinya, tak peduli betapa kuatnya permusuhan.
Dengan kata lain, hubungan kekuatan di dunia dewasa ini telah memungkinkan Kuba untuk menyingkirkan rintangan yang memisahkan negeri terjajah dari negeri tak terjajah: kontrol terhadap sumber daya alam dan industri dasarnya.
Tidak ada gunanya kita memiliki lapisan bawah tanah, sebab kita belum tahu apakah tanah kita mengandung minyak atau tidak, dan minyak harus dicari, dan biayanya sangat mahal. Sementara industri kita harus tetap jalan.
Kalian semua tahu bahwa sebuah negeri dewasa ini 90% atau bahkan lebih tergantung pada listrik untuk tetap bisa beroperasi, dan bahwa listrik di sebuah negeri seperti Kuba 90% atau lebih tergantung pada minyak. Dengan kata lain, minyak adalah titik strategis di atas mana sebagian besar pertentangan kepentingan berlangsung. Kita sadari bahwa cepat atau lambat pertentangan itu pasti akan berlangsung, namun kita sudah melakukan cara-cara legal dalam berhadapan dengan perusahaan-perusahaan asing. Kenyataan selanjutnya, ternyata mereka menampilkan arogansi monopolistiknya, berusaha saat itu juga menciptakan masalah, sebagaimana akan mereka lakukan pada kesempatan lain, mencoba menciptakan masalah yang serius.
Sebagaimana saya katakan sebelumnya, ada satu bangsa yang memiliki minyak, yang memiliki kapal untuk membawanya kemari, mau membawanya ke sini, dan punya kekuatan untuk melakukan itu. (Tepuk tangan) Kalau saja saat itu kita belum mampu memperhitungkan pasokan minyak itu, dilema kita pada saat ini tentu akan berbeda. Bisa jadi kita akan dihadapkan pada pilihan menyerah untuk selamanya, atau kembali ke masa-masa nenek moyang Siboney kita, [6] dengan hanya satu kemajuan-karena kita telah memiliki kuda dan burror, yang tidak mereka miliki pada masa itu-namun membuat semua industri kita lumpuh. Tentu saja situasi tersebut amat sulit. Saya bahkan tidak ingin memikirkannya. Beruntung sekali situasi kita tidak seperti itu, dan kita harus bergerak maju terus.
Namun hal itu bukan berarti bahwa bahaya telah berlalu sepenuhnya, bahwa kemenangan akhir telah diraih, dan bahwa apa yang perlu kita lakukan sekarang adalah melakukan analisa masalah-masalah industrialisasi. Ada alasan mengapa kebanyakan dari kita di sini memakai seragam milisia, dan kewaspadaan serta latihan kalian masih merupakan faktor yang perlu, mungkin sekarang malah lebih daripada sebelumnya. Barangkali kebanyakan dari kita akan mengorbankan hidupnya untuk mempertahankan revolusi ini. Namun yang penting adalah-dan inilah yang menjadikan seorang revolusioner yang baik-bahwa kita harus melaksanakan pekerjaan kita sambil menyadari bahwa saat itu akan datang, dan menyiapkan diri untuk itu; pada saat yang sama, kita juga musti mengembangkan pekerjaan kita seolah-olah momen itu tak akan pernah datang, sambil terus memikirkan tentang pembangunan negeri ini secara damai, karena kita memiliki hak untuk berpikir seperti itu, dan karena itu adalah solusi yang ideal. Kalau mereka menyerang kita, kita harus mempertahankan diri; kalau bom-bom musuh merusakkan apa yang menjadi milik kita, sayang sekali! Tapi setelah kemenangan kita, kita akan membangunnya kembali. Namun hari ini yang harus kita pikirkan tiada lain kecuali membangun.
Hal ini selanjutnya mengarahkan kita pada analisis, pada neraca keseimbangan, mengenai apa yang kita miliki pada saat ini, secara politik dan ekonomi. Kita dapat mengatakan bahwa kita memiliki pemerintahan revolusioner-saya pikir tidak banyak keraguan tentang kenyataan ini, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan revolusioner, sebuah pemerintahan rakyat yang bekerja secara fundamental untuk memperbaiki standard hidup rakyatnya dan menciptakan kondisi bagi kesejahteraannya. Dan kita memiliki sesuatu yang lain yang sangat penting, sesuatu yang belum pernah ditekankan: kita telah menghancurkan rejim tentara lama hingga hancur berantakan. (Tepuk tangan) Dengan kata lain, apa yang pertama sekali dan paling pokok harus terjadi adalah penempatan para wakil rakyat di dalam pemerintahan; dengan itu kita memiliki sebuah pemerintahan rakyat. Namun sebuah pemerintahan harus mempertahankan dirinya dengan sesuatu dan sesuatu itu adalah, sayang sekali, tentara. Kalian harus memiliki tentara. Tentara sesungguhnya adalah sebuah badan parasit-hanya tentara kita saja yang hingga tahap tertentu bisa menghindarkan sifat parasit ini-namun sesungguhnya merupakan badan yang harus kalian punyai. Seandainya badan itu adalah tetap tentara lama, paling banter kita sudah ada di La Cabana. [7] (Suara tertawa). Itulah yang bisa terjadi. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi rakyat dan tentara untuk menjadi satu dan sama. Pemerintahan revolusioner selanjutnya dapat bergerak maju dengan didukung oleh Tentara Pemberontak (Rebel Army, nama untuk kekuatan militer penentang rejim Batista, ed.) oleh angkatan bersenjata pemberontak, semuanya bersatu sebagai suatu kesatuan.
Lagipula, kita memiliki lokasi geografik dan tanah subur yang memungkinkan tingkat pembangunan yang luar biasa. Kita masih memiliki sumber daya mineral yang belum dieksplorasi. Kita, misalnya, adalah penghasil nikel terbesar kedua di seluruh dunia, paling tidak di dunia Barat, dan nikel adalah komponen utama dari semua peluru dan roket di dunia Barat dan juga persenjataan tank-setidaknya hingga saat ini-dan nikel juga ditemukan dalam logam campuran yang paling sensitif yang digunakan untuk merakit pesawat tempur. Dengan kata lain, nikel merupakan mineral strategis, mineral masa depan. Mungkin kita memiliki minyak, namun yang sudah pasti kita memiliki besi. Agak sulit memang untuk mengolahnya, tapi kita memilikinya, dan kita memiliki banyak jenis mineral lainnya. Kita tidak punya beberapa jenis mineral lain seperti batubara, namun kita akan mencari jalan untuk mendapatkannya. Kita juga memiliki kekayaan luar biasa sumberdaya tebu, sebuah potensi untuk mengkonversikan tebu menjadi industri gula kimiawi, yang akan menjadi sumber kekayaan yang tak habis-habisnya.
Itulah gambaran hal-hal bagus yang kita miliki. Namun kita juga memiliki beberapa hal buruk. Pertama, kita memiliki kelemahan seperti yang dimiliki semua negeri terbelakang. Kita adalah negeri dengan satu jenis hasil produksi yaitu gula. Kita adalah negeri yang seluruh kehidupannya bertumpu di sekitar produk tersebut, negeri dimana yang berkembang hanya pabrik pengolahan gula dan importir barang-barang manufaktur, yang dibeli dengan uang yang dihasilkan dari pabrik gula. Namun karena kita memiliki pemerintahan (di bawah rejim Batista, ed.) yang tidak secara gigih menjual gula kita itu selain dari pada menjadi antek sistem ekonomi yang didominasi oleh kekuatan kolonialis-dalam kasus kita adalah Amerika Serikat-kita tidak pernah ke luar dan mencari pasar baru untuk gula kita. Tidak jadi masalah bila bagian besar dari dunia memang mengkonsumsi lebih sedikit gula dari yang semestinya bisa mereka nikmati. Dan tidak jadi masalah bila daya beli sebagian besar dari dunia terus tumbuh dan bersedia membeli gula. Tapi, kita buta terhadap kenyataan itu. Kita memiliki sistem kuota; sistem kuota yang memungkinkan tuan-tuan tanah besar memiliki tanah lebih daripada yang mereka butuhkan. Itu berarti metode pertanian tidak mengalami kemajuan sedikitpun, karena tuan-tuan tanah besar itu tidak melakukan apa-apa kecuali membiarkan tebu tumbuh, memelihara sekedarnya, memanen setahun sekali, dan menanam kembali kira-kira sekali setiap tujuh tahun. Untuk alasan-alasan tersebut, sebuah negeri dengan kekayaan seperti Kuba, negeri dengan kesuburan seperti Kuba dan yang mengkhususkan dalam pertanian tebu, sungguh jauh ketinggalan dalam hal hasil pertaninan. Teknik pertanian kita berada pada tingkat yang sangat rendah.
Kita juga memiliki-dan setiap orang mengetahuinya-sebuah pangkalan udara militer, menggunakan istilah sangat halus, hanya sembilan puluh mil dari teritori kita, dan itu adalah sebuah pangkalan dengan segala macam penjahat perang, pangkalan potensial bagi operasi segala jenis agresi. Tak peduli apapun jenisnya, apakah diplomat-diplomat mereka di negeri kita atau pembunuh-pembunuh bayaran di negeri lain. Situasi agresi terhadap Kuba sedang mencapai tingkat yang amat tinggi. Kita adalah jantung strategis dari kawasan Karibia. Kita memiliki pangkalan militer yang bisa kita klasifikasikan sebagai sebuah pangkalan musuh di daerah teritori kita yang terus menerus melakukan provokasi, yang mengancam menjadi Maine di zaman ini. [8]
Dan di atas segalanya, kita memiliki kehormatan sebagai bahaya "contoh buruk" bagi kawasan Amerika Latin. Kalian tahu, Eisenhower pernah berkunjung dan harus menangis karena gas air mata (gas air mata itu sesungguhnya ditujukan kepada para pemrotes kunjungan Eisenhower, ed.). Pokoknya, situasi presiden sungguh kritis.
Lalu, bila presiden kita yang melakukan kunjungan, seringkali ia mendapatkan penerimaan resmi yang dingin dari beberapa penguasa yang takut; namun penerimaan yang ia peroleh dari rakyat negeri itu sungguh luar biasa. Itulah kebanggaan kita dan kekuatan kita, namun di lain pihak hal itu juga berbahaya bagi kita. Kekuatan tersebut membangun sebuah "contoh buruk." Dan kekuasaan kolonial berusaha mengisolir kita-dari sesama pemerintahan setidaknya; namun, mengisolir kita dari rakyat adalah jelas tidak mungkin. Kekuasaan kolonial berusaha secara bertahap mengisolir kita.
Saya kira Fidel telah menyampaikan perihal tindakan yang sedang dipersiapkan Amerika Serikat, (ed.) yaitu menyapu Republik Dominika lebih dahulu untuk kemudian Kuba. Pertama mereka akan bertindak terhadap Republik Dominika, secara bertahap memutuskan hubugan diplomatik dengan diktator di sana. Selanjutnya mereka akan berkata, "masih ada diktator lain di Amerika Latin," dan mereka akan mulai menutup Kuba, dan ketika buah telah masak, mereka akan memetiknya. Itulah bahaya dari luar yang saya maksud.
Dewasa ini kita harus terus maju apapun bahaya politik yang kita hadapi. Kita hanya perlu mengukur kekuatan ekonomi kita dan kelemahan-kelemahannya. Begitu kita telah memperhitungkannya, begitu kita mengetahui secara tepat kemungkinan-kemungkinan apa yang ada, kita musti segera mengambil langkah pasti dan tegas untuk secara bertahap mencapai industrialisasi kita.
Sekarang, yang pertama harus kita lakukan adalah merumuskan sejumlah tujuan kita, sejumlah batasan bagi ambisi kita, jika bisa dikatakan demikian. Apa tujuan pokok kita, tujuan besar kita, garis-garis pokok yang ingin kita rintis? Dari sudut pandang politik, yang pertama kita inginkan adalah untuk bisa menentukan nasib kita sendiri, menjadi sebuah negeri yang mandiri, sebuah negeri yang bebas dari campur tangan asing, yang mencari sistem pembangunannya sendiri tanpa adanya campur tangan asing, dan yang dapat melakukan perdagangan secara bebas dengan seluruh dunia. Dan setelah itu, atau mungkin sebelum itu, kita ingin memperbaiki standar hidup rakyat kita, memperbaiki sebesar dan seambisius mungkin yang bisa dicapai, sementara pada saat yang sama mengevaluasi secara akurat apa masalah yang kita hadapi. Di sinilah kita harus teliti.
Kita mestinya tidak terlalu khawatir tentang masalah politik. Kita memiliki cukup tekad, cukup dukungan dari rakyat yang membuat kita tidak akan pernah bertekuk lutut karena masalah politik. Namun kita harus pastikan bahwa pembangunan ini tidak akan mengorbankan rakyat melampaui batas pengorbanan yang diperlukan.
Contohnya, saya akan katakan sesuatu untuk menghentikan desas-desus, karena saya tahu orang sedang membicarakan banyak hal. Ada barang-barang impor yang tidak kita miliki, yang banyak digunakan orang setiap hari. Misalnya, beberapa saat lalu seseorang memberikan permen karet pada saya. Ada banyak barang konsumsi yang, bila kita pikirkan, sebenarnya telah dicekokan kepada kita oleh kaum penjajah untuk kita gunakan, seperti halnya buku-buku komik, misalnya, yang datang pada kita dalam keadaan siap pakai dari Amerika Serikat. Banyak barang yang diajarkan kaum penjajah untuk kita pakai. Dan sekarang ketika produk-produk itu tak ada di sekitar kita, rakyat kemudian mengeluh. Dan mereka mulai bertanya-tanya sungguhkah pemerintah sedang memperbaiki standar hidup rakyat, ataukah akan menghilangkan barang-barang impor penting seperti permen karet dan barang-barang semacamnya.
Tentu saja, kita bisa berbuat salah di semua hal ini, karena kadang-kadang memang sulit memukul paku secara tepat di tengah. Meskipun demikian, kita musti selalu ingat, bahwa kita bisa tetap hidup tanpa barang-barang tersebut dan ternyata tidak terjadi apa-apa. Namun kita masih memiliki 300.000 penganggur, laki-laki dan perempuan di Kuba dewasa ini. Dan tidak bekerja pada umumnya berarti tidak makan atau makan sangat sedikit, yang berarti menjadi lemah, gampang sakit, atau pendeknya hidup dalam kemiskinan.
Kita tidak dapat, dan harus saya katakan di sini secara sangat terus terang, mengunyah semua permen karet yang kita inginkan, makan semua buah persik yang kita inginkan, meminum semua sari buah peer yang kita inginkan, yang diimpor dalam kaleng-kaleng kecil yang manis-dan pada saat yang sama menciptakan lapangan kerja bagi 300.000 orang yang menganggur dan 300.000 lainnya yang setengah menganggur.
Itu semua merupakan upaya yang berat. Coba pikirkan itu. Dewasa ini, jumlah tenaga kerja di Kuba mencapai 2,3 juta orang. Dengan kata lain, jumlah tenaga kerja adalah sepertiga dari jumlah penduduk negeri. Tiga ratus ribu diantaranya tidak bekerja, yaitu 13 persen-tidak begitu banyak sebenarnya, tapi masih ada 300.000 lainnya yang setengah pengangguran. Contoh paling tragis adalah buruh gula. Mereka bekerja, namun mereka adalah hampir mayoritas dari 300.000 orang setengah pengangguran itu, karena mereka hanya bekerja beberapa bulan saja dari satu tahun untuk memperoleh upah yang rendah, terutama buruh gula pertanian, dan selanjutnya selama beberapa bulan mereka tidak bekerja sama sekali.
Dewasa ini tugas dari pemerintahan revolusioner pada level ekonomi adalah, sebelum hal lainnya, pertama kali memecahkan problem pengangguran, dan setelah itu problem setengah pengangguran. Itulah sebabnya mengapa kita harus berjuang secara gigih menentang kenaikan upah, karena setiap upah naik itu berarti satu orang (tenaga kerja) upahan akan tersingkir. Modal negeri ini adalah satu kesatuan. Kita tidak dapat begitu saja mencetak uang, itu adalah sebuah kebohongan. Makin banyak kita mencetak uang makin berkurang nilainya. Karena modal kita adalah satu kesatuan, dan karena dengan modal itulah kita musti membangun negeri ini, kita harus berpikir keras tentang industri mana yang hendak kita kembangkan, bidang mana yang akan kita kerjakan, sehingga kita dapat memilih industri yang memberikan paling banyak pekerjaan. Saya ulangi: itulah tugas pokok kita, sebelum tugas yang lainnya, guna memastikan bahwa setiap orang di Kuba bisa makan. Setelah memastikan bahwa setiap orang di Kuba bisa makan setiap hari, selanjutnya, memastikan bahwa setiap orang berpakaian dan memiliki tempat tinggal yang layak di Kuba. Dan terakhir bahwa setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara cuma-cuma dan pendidikan secara cuma-cuma.
Namun soal pertama adalah pengangguran, itulah yang harus dipikirkan oleh kita semua. Kita musti ingat bahwa pertukaran mata uang asing bukanlah sebuah permainan, namun sebuah keharusan vital. Setiap sen dollar yang kita tabung adalah satu sen yang dapat diinvestasikan dalam sebuah perusahaan yang akan memberikan pekerjaan. Sekarang saya ingin mengajak bergerak lebih jauh, karena salah satu pertanyaan dasar lainnya yang perlu diajukan, yang secara alamiah sesungguhnya telah kita kerjakan lantaran kita harus mengikuti sebuah garis besar, adalah bagaimana dan dengan cara apakah pembangunan ini dicapai.
Pada dasarnya ada dua cara, masing-masing dengan variasinya, namun tetap ada dua cara. Salah satunya disebut perdagangan bebas. Istilah ini pernah digunakan untuk mengacu pada sebuah istilah dalam bahasa Prancis (laissez-faire) yang berarti "biarkan berlangsung." Biarkan semua kekuatan ekonomi bekerja secara bebas, secara setara, sehingga dalam kompetisi masing-masing kekuatan ini akan menghasilkan pembangunan negeri. Dengan kata lain, fasilitasi saja perdagangan bebas. Itulah yang sudah ada di Kuba. Dan apa yang terjadi? Saya seringkali menekankan contoh, karena apa yang terjadi memang dahsyat, dan menunjukkan betapa sebuah negeri dapat diperbudak secara ekonomi tanpa rakyat memiliki gagasan tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Tentu saja, ada juga sebuah kediktatoran, namun hal ini akan tetap berlangsung bahkan tanpa ada kediktatoran. Ada contoh yang amat drastis: ada sebuah perusahaan, sekarang sudah di tangan pemerintah, bernama Cubanitro. Perusahaan ini bernilai sedikitnya 20 juta peso dan akan terus dikembangkan dan yang akan memakan biaya lebih banyak lagi; ini adalah sebuah perusahaan yang akan bermanfaat bagi negeri kita. Perusahaan bernilai 20 juta peso itu dimiliki oleh sebuah kelompok pemilik saham yang katakanlah menanamkan saham 400.000 peso di dalamnya. Itu berarti 400.000 peso bisa memperoleh. Puncaknya, 400.000 peso itu dipinjam dari sebuah bank. Begitulah, seseorang yang hanya memiliki sebuah gagasan dan inisiatif bisa menjadi pemilik sebuah pabrik senilai 20 juta peso. Ia bisa menjadi seorang milyuner terbesar di Kuba hanya dalam waktu satu malam.
Di samping itu, pada umumnya pabrik tersebut dibangun dengan baik. Ada pabrik-pabrik lain di mana urusannya bukan pabrik itu sendiri, dengan kata lain, mereka bukanlah usaha industri yang dibangun untuk menghasilkan suatu barang. Bagaimanapun juga, jika kita berikan uang 20 juta peso kepada seseorang, ia tinggal mempekerjakan sejumlah buruh dan mengembangkan sebuah industri untuk negeri ini, itu bukan sesuatu yang buruk; hal itu memang sangat buruk, namun sebenarnya tidaklah terlalu buruk. Nah, ada kasus-kasus lain di mana kita memberikan 20 juta peso namun ternyata uang itu tidak dikembangkan di bidang industri; uang itu digunakan untuk membeli masin-mesin. Kira-kira 8 hingga 10 juta peso diinvestasikan dalam barang-barang rongsokan lainnya dan sisanya langsung masuk ke dalam kantong. Mereka tidak peduli dengan pabrik; pabrik tersebut memang dibiarkan hancur.
Pemerintahan revolusioner, misalnya, terpaksa harus mengoperasikan sebuah pabrik kertas Tecnica Cubana. Ini merupakan contoh klasik dari gejala tersebut. Pabrik itu dibangun hanya dengan tujuan mencuri uang melalui pinjaman. Ini merupakan contoh-contoh di tingkat negara, karena uang negara dipinjamkan untuk perdagangan bebas. Walaupun mungkin tidak semua perusahaan seperti itu, begitu mereka memperoleh kekuatan mereka mulai membangun persengkokolan dengan penguasa-penguasa militer saat itu, dengan para politisi saat itu, dalam rangka memperoleh lebih banyak lagi keuntungan.
Contoh lain dari perusahaan bebas adalah sebuah surat yang pernah dibacakan oleh Fidel dari wakil Radio Cremata, yang menawarkan pelayanan stasiun radio tersebut bagi perusahaan listrik sebagai sebuah perwakilan dari rakyat Kuba. Inilah contoh lain dari perdagangan bebas.
Sebagai tambahan untuk semua itu, tambahan untuk bukti kelicikan dan keinginan untuk mencuri, ada contoh lain dari perdagangan bebas, yaitu banyak pabrik yang macet. Mengapa? Ada dua alasan: Pertama, pabrik-pabrik itu milik usahawan kecil, kapitalis skala kecil Kuba, dan mereka harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan monopoli raksasa, yang bisa secara gampang menurunkan harga produknya pada saat mereka bertindak sebagai pesaing. Karena perusahaan-perusahaan itu beroperasi pada skala dunia, sehingga ongkos produksinya lebih murah. Namun sebuah perusahaan kecil akan bangkrut dalam waktu enam bulan. Dan alasan kedua untuk pabrik-pabrik yang tak jalan adalah adanya anarkhi yang berlangsung di sini. Sebagaimana di setiap sistem perdagangan bebas, ketika seseorang membangun sebuah pabrik sekrup dan menghasilkan uang, tetangga sebelahnya juga berpikir tentang pabrik sekrup sebagai usaha yang baik dan membangun pabrik yang sama. Namun pada saat yang sama, dua orang lain lagi memiliki ide dan melakukan hal yang sama. Hasilnya adalah bahwa pada saat yang sama empat pabrik sekrup mulai beroperasi untuk sebuah pasar yang hanya membutuhkan satu pabrik, dan selanjutnya kita tinggal menyaksikan penutupan pabrik-pabrik.
Ada akibat lain dari perdagangan bebas. Dengan sistem pengangguran demikian dan sistem yang membiarkan kekuatan-kekuatan ekonomi bertarung satu sama lain, seorang buruh harus menjual dirinya sebagai barang yang bekerja, bersaing dengan tetangganya sesama buruh yang juga lapar dan yang juga harus menjual dirinya. Dan para kapitalis memandangnya hanya sebagai membeli komoditi yang paling murah. Selalu ada seseorang yang lebih lapar daripada yang lain, atau lebih lemah daripada kebanyakan, atau yang mengkhianati kepentingan kelasnya dan runtuh-pasrah. Itulah orang-orang yang memperoleh pekerjaan, orang yang memperoleh keistemewaan, dan orang yang menetapkan standar hidup sangat rendah bagi sesama buruh lainnya yang mengikuti dan yang akan menerima kondisi tersebut. Itulah akibat lain dari perdagangan bebas.
Terkadang situasi sebaliknya terjadi. Sebuah perusahaan kapitalis, sebuah perusahaan monopoli asing, menujukkan kepada negara, atau kepada perusahaan-perusahaan kapitalis negeri itu, betapa efisien dan beruntung dirinya. Ia membayar upah buruhnya lebih tinggi daripada kebanyakan perusahaan lain dan menjadikan para buruhnya sebagai orang-orang yang lebih istimewa. Buruh itu adalah buruh yang memperoleh sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan asing, yang memperoleh upah lebih tingi, yang semata-mata harus loyal kepada perusahaan yang "baik" tersebut, yang menggaruk, seperti perusahaan minyak, misalnya, kira-kira 30 juta peso hasil keuntungan per tahun.
Dengan kata lain, saya hanya mengeluh tentang seorang Kuba yang telah mengantongi 20 juta peso, namun di lain pihak ia disingkirkan oleh perusahaan minyak yang mengeduk 34 juta peso per tahun, bukan hanya 20 juta lewat selama hidup mereka. Inilah yang terjadi pada perusahaan listrik, perusahaan telepon, semua gurita-gurita raksasa internasional itu. Mereka memiliki sebuah sistem: membayar upah sedikit lebih tinggi.
Itulah alat untuk memecah-belah kelas pekerja. Lebih-lebih lagi, segera mereka mulai menekankan bahwa pegawai mereka adalah orang-orang istimewa, memberi mereka klub tersendiri, klub ekslusif. Selain itu, kulit hitam tidak boleh bekerja di tempat itu karena tempat itu khusus untuk kaum kulit putih saja-suatu alat lainnya untuk memecah-belah buruh. Inilah akibat lain dari adanya perdagangan bebas. Tentu saja kita melihat hal ini, karena itu adalah contoh kongkret yang kita kenal, contoh sebuah sistem yang berkuasa di Kuba dan yang sekarang sedang mereka jual kepada kita sebagai satu-satunya jalan yang paling mungkin dan demokratis bagi sebuah negeri untuk berkembang.
Namun ada sebuah sistem lain. Sebuah sistem yang kita yakini, di mana kita dapat mengucapkan: "Kita adalah kaum revolusioner, kita adalah pemerintahan revolusioner yang mewakili rakyat." Karena itu, untuk siapakah kita membangun industri, dan siapa yang harus diuntungkan kalau bukan rakyat? Dan kalau rakyat yang harus mengambil keuntungan, dan kalau kita adalah wakil rakyat, kitalah, pemerintah, yang harus mengontrol proses industrialisasi dan menanggung beban industrialisasi, sedemikian rupa sehingga anarkhi tidak muncul. Di mana sebuah pabrik sekrup dibutuhkan akan didirikan sebuah pabrik sekrup. Di mana sebuah pabrik baju dibutuhkan maka akan didirikan sebuah pabrik baju, bukan tiga. Mula-mula kita akan menghemat modal negeri. Lagi pula, bila sebuah industri dasar besar dibutuhkan, bahkan sekalipun tidak menghasilkan uang, bahkan seandainya itu bukanlah langkah terbaik dari sudut pandang usaha, industri dasar itu akan dibangun, karena industri itu yang akan memberikan dasar bagi keseluruhan jalan menuju industrialisasi.
Di luar itu semua, kita tidak akan pernah harus mematahkan pemogokan, atau mematahkan sebuah pemogokan buruh dengan tipu daya, dengan beberapa manuver di bawah tangan, atau dengan beberapa taktik yang memecah belah. Kita tidak boleh memberi upah kepada seorang buruh atau profesional lebih tinggi daripada standar yang umum diterima di dalam industri tersebut, daripada upah yang wajar, untuk memperoleh keuntungan sosial atau dengan tujuan untuk menghancurkan seseorang, karena prosedur semacam itu bukan cara revolusioner. Kita akan selalu mencoba memastikan upah buruh setinggi yang dimungkinkan oleh industri, selalu ingat bahwa prioritas utama kita adalah menjamin adanya pekerjaan bagi setiap orang, dan setelah menciptakan pekerjaan bagi pengangguran total, selanjutnya adalah menciptakan pekerjaan bagi para setengah pengangguran.
Terlepas dari itu, terdapat perbedaan besar antara kedua jenis pembangunan itu, antara pembangunan perdagangan bebas dan pembangunan revolusioner. Dalam pembangunan perdagangan bebas, kekayaan terpusat di tangan sedikit orang, di tangan teman dekat birokrat pemerintahan, pada mereka yang pandai dan lihai berusaha. Sementara dalam pembangunan revolusioner, kekayaan adalah milik rakyat. Negeri dapat membangun lebih banyak dan pada saat yang sama memastikan masuk ke dalam keseluruhan gambaran industri, dan menempatkan setiap perusahaannya untuk melayani pembangunan seluruh bangsa. Juga tidak akan ada lagi penyerahan sumber daya negeri kita ke tangan monopoli asing. Sebaliknya, kita akan mulai perlahan-lahan mengambil kembali kekayaan yang telah direnggut dari kita.
Itulah perbedaan mendasar di antara kedua jalan tersebut: jalan perusahaan perdagangan bebas dan jalan revolusioner. Kita, bersama seluruh rakyat Kuba, telah memilih jalan revolusioner. Perusahaan-perusahaan kita adalah perusahaan-perusahaan yang pernah disebut Fidel sebagai Perusahaan Rakyat. (Tepuk tangan)
Seandainya kau menganalisis pekerjaan kita hingga saat ini, kau akan melihat kita telah konsisten memilih jalan pembangunan ini. Kita mulai pertama dengan jalan yang semestinya kita mulai, dengan hukum-hukum yang, meski secara hati-hati, menguntungkan rakyat. Tarif dan sewa listrik diturunkan, pelayanan publik dibersihkan. Lalu datang undang-undang yang membuat perbedaan besar di jalan kita. Karena sampai saat itu kita telah menurunkan tarif listrik, tarif telepon, sewa, dan membersihkan pelayanan publik; kita sedang melakukan apa yang diminta oleh para pendukung laissez-faire, perdagangan bebas, untuk kita lakukan. Mereka senang. Memang, mereka yang memiliki bangunan apartemen tidak senang. Perusahaan listrik tidak senang, dan demikian pula perusahaan telepon. Namun bahkan perusahan monopoli asing besar merasa senang. Itulah yang mereka cari: sebuah pemerintahan yang jujur, sebuah pemerintahan dengan otoritas populer, pemerintahan yang akan sedikit memperbaiki kondisi hidup rakyatnya dan membuat segala sesuatunya nampak bersih dan jujur. Pemerintahan seperti ini akan menjadi pemerintahan yang sempurna. Ia akan sangat mewakili kebesaran "Demokrasi Barat" daripada pemerintahan Figueres, misalnya, karena Figueres adalah tuan tanah besar, antara lain, namun itulah yang ideal. [9]
Lalu datang reformasi agraria, dan segalanya mulai menjadi rumit. Mula-mula ada perusahaan United Fruit Company, yang seperti kalian ketahui terkait secara langsung dengan Departemen Negara Amerika Serikat, atau setidaknya pernah terkait. Selain itu, orang bisa menyaksikan tekad pemerintah untuk sungguh-sungguh memecahkan masalah rakyat dan bukan hanya bicara, bukan hanya menghasut rakyat saja. Pada saat yang sama, kekayaan rakyat, harta milik rakyat, tumbuh dan sejalan dengannya juga ruang gerak bagi manuver pemerintah. Pemerintah memiliki tanah dan mendistribusikannya diantara petani dan buruh-buruh pertanian, dan juga baru-baru ini kepada koperasi gula tebu. Dan atas dasar reformasi agraria kita mulai mengembangkan sistem pabrik kita dan menciptakan pada level lainnya. Dan pada saat yang sama, hal ini menciptakan kondisi yang perlu bagi rakyat Kuba untuk masuk, sekali dan selamanya, dalam proses revolusioner dan maju dengan mantap menuju masa depan. Beberapa hal kecil lainnya, seperti penyitaan terhadap harta milik penjahat perang, penyitaan terhadap kekayaan yang telah dicuri dari harta negara, juga memberikan tambahan kekuatan kepada rakyat.
Lalu datanglah agresi, agresi dengan pesawat terbang, mengebom Havana, [10] kita menjawab agresi itu dengan undang-undang revolusioner baru. Undang-undang minyak, undang-undang penambangan. Kita terus maju sepanjang jalan revolusioner. Mereka mengancam untuk memotong kuota gula; kita menandatangani sebuah persetujuan dengan Uni Soviet. Mereka memotong semua kredit bank kita; kita menandatangani persetujuan dengan beberapa negara komunis, dan dengan lainnya seperti Jepang, yang merupakan sebuah perjanjian yang amat menguntungkan. Dengan kata lain, kita telah menganekaragamkan perdagangan luar negeri kita, mempersiapkan diri untuk menghadapi pukulan. Karena siapapun yang tahu bagaimana orang-orang ini bertindak, mestinya tahu bahwa pukulan itu akan datang cepat atau lambat. Pukulan itu ditakdirkan untuk datang, karena kaum monopoli terkenal tidak adil. Ketika mereka mulai melihat bahwa kemungkinan mengeduk kekayaan dari sebuah negeri mulai berakhir, mereka lalu menyerangnya, kadang-kadang secara langsung seperti dalam masa tongkat besar, atau kadang-kadang secara ekonomi. Dan itulah sebabnya mengapa kita meramalkan apa yang akan terjadi dengan kuota gula. Namun Kuba masih dihadapkan dengan dilema yang sama: apakah kita akan melakukan apa yang memang harus kita lakukan dan menghadapi agresi, atau kita begitu saja menjadi Figueres yang paling baik di benua ini. Selama ini kita selalu menghindari menjadi seperti Figueres, karena itu berarti akan mengingkari aspirasi rakyat. Itu merupakan tipu muslihat yang paling licik yang pernah ada, mencoba berlagak seperti seorang demokrat. Bahkan lebih baik menjadi seorang Somoza, seorang yang dikenal orang apa adanya. Namun jangan berpura-pura menjadi seorang patriot, seorang revolusioner, seorang kiri, "namun moderat," sebagaimana mereka menyebut diri, dan mengkhianati kepentingan rakyat.
Itulah yang tidak bisa kita lakukan. Kita tidak bisa berbicara kepada rakyat tentang revolusi sementara juga berbicara dengan kaum monopoli di balik pintu tertutup.
Kita telah memilih jalan yang sulit. Kita menganggap inilah yang paling adil, dan seluruh rakyat bergabung dengan kita di jalan ini.
Nah, sekarang setelah kita langsung berada di dalam pertempuran, di dalam pertempuran ganda-pertempuran yang kita hadapi secara fisik untuk mempertahankan pantai-pantai kita dan pertempuran untuk membangun industri negeri ini-dan setelah menganalisis semua masalah yang dihadapi negeri kita, kita lalu bertanya: apa tugas-tugas fundamental dari kelas pekerja?
Tentu saja, ada banyak tugas. Namun dalam bidang ekonomi ada tiga tugas besar yang harus dipenuhi, tiga kewajiban yang kadang-kadang bahkan bisa bertabrakan dengan kepentingan umum yang telah ditempa oleh kelas pekerja melalui aspirasinya dan pertempurannya menentang kelas majikan. Karena salah satu dari kewajiban besar kelas pekerja adalah memproduksi. Sekarang, ketika kita katakan "memproduksi," buruh mungkin berkata, "itu yang selalu dikatakan oleh para majikan kami, dan semakin banyak kita banyak memproduksi semakin banyak uang yang kita berikan kepada mereka, dan makin banyak buruh yang tidak diperlukan, dan itu mengarah pada pengangguran dan penumpukan kekayaan yang semakin besar." Itu benar, dan itu sebabnya mengapa tampak ada kontradiksi. Namun kenyataannya adalah bahwa produksi pada saat ini justru harus diarahkan pada produksi kekayaan sehingga negara bisa menginvestasikan lebih banyak lagi untuk menciptakan sumber-sumber pekerjaan baru, dan itu harus merupakan jenis produksi yang tidak menyebabkan satu orang pun tercampak dari kerja. Kita harus terus menerus melakukan investasi, mengembangkan daya kreatif rakyat, sehingga sumber daya yang maksimum dapat diinvestasikan dalam penciptaan sumber pekerjaan baru.
Kalian tentu tahu bahwa ada garis pedoman, kurang lebih, untuk mengkalkulasi investasi. Ada investasi, misalnya, bagi konsentrasi modal yang tinggi, lebih dari 10.000 peso untuk setiap buruh yang dipekerjakan; pada umumnya investasi itu juga akan menghasilkan laba lebih besar. Dan ada investasi dengan konsentrasi modal kecil, yang dapat berkisar antara 1.000 atau 2.000 peso untuk setiap buruh. Ini memang menghasilkan sedikit keuntungan, namun merupakan jenis investasi yang paling cocok untuk kita saat ini, yaitu mengembangkan industri yang membutuhkan jumlah uang paling sedikit dan mempekerjakan jumlah buruh yang paling banyak. Kita butuh hal ini lebih dulu, saya tekankan sekali lagi, karena investasi seperti itu merupakan basis bagi segala sesuatunya, dalam rangka menghapuskan pengangguran; dan kemudian juga dalam rangka menciptakan basis teknis yang dibutuhkan untuk mengambil langkah kedua, yakni industrialisasi total.
Saya ingin mengamankan ini; (ia menunjukkan sebuah dokumen) kawan-kawan dari (stasiun televisi) CMQ memberikannya kepada saya. Ini adalah contoh jelas dari apa yang harus dilakukan kelas pekerja. Ini hanya sebuah usulan agar kita menyelamatkan semua pita mesin ketik di negeri ini-bukan pitanya, tapi kumparannya, sehingga kita tidak harus mengimpornya. Sejalan dengan produksi, inilah salah satu tanggung jawab besar lainnya dari kelas pekerja: menyelamatkan, dan selalu mengembangkan daya temu sehingga kita tidak pernah membuang satu sen pun. Uang yang kita buang tidak akan menguntungkan siapa pun, dan kalau pun menguntungkan seseorang, ia pastilah bukan buruh; ia pasti menguntungkan seorang pemilik modal, tapi tidak akan pernah buruh. Dan setiap kali kita menghemat satu sen, kita menempatkannya ke dalam cadangan pertukaran asing kita, atau ke dalam bendahara nasional, dengan kata lain, menciptakan kemungkinan mengembangkan sumber kerja.
Produksi dan tabungan adalah tonggak pembangunan ekonomi. Maksudnya produksi dan tabungan, ijinkan aku mengulanginya, untuk keuntungan buruh. Kalian tidak bisa meminta pada siapapun juga untuk berkorban, memberikan perhatian lebih besar, memanfaatkan waktu seefisien mungkin, jika semua itu pada akhirnya hanya menghasilkan kekayaan bagi orang lain. Akan sangat tidak adil bila kita menuntut hal itu. Kita meminta ini dilakukan semua di semua pabrik yang manajemennya dipegang langsung oleh pemerintah. Akan lebih banyak lagi pabrik-pabrik yang dibangun, tentu saja-yang akan menjadi milik negara. Dengan berjalannya waktu, partisipasi negara akan menjadi lebih besar, dan tanggung jawab kelas pekerja juga menjadi lebih besar. Namun kita juga harus menghindarkan pemborosan dalam industri yang masih bertahan di tangan-tangan pribadi, dan kita harus memelihara mesin, karena hingga saat ini kita belum berhati-hati dengan mesin.
Dalam banyak kasus kita masih baru mulai belajar, namun kita telah belajar dengan kurang bertanggung jawab, di semua tingkatan. Kalian tahu dengan baik, misalnya, bahwa pengemudi dari La Cabana sangat sembrono. Mereka hanya belajar bagaimana mengemudi mobil yang kita sita dari semua pejabat-pejabat tinggi dari rejim lama, namun mereka belajar dengan cara yang tidak bertanggung jawab. Hasilnya adalah seperti yang bisa kalian lihat: baru satu atau dua tahun mobil-mobil Cadillac itu sudah seperti rongsokan, penyot-penyot, dan lecet-lecet. Sama halnya dengan yang dialami dengan traktor-traktor itu, dan ini lebih serius lagi, sebab bila sebuah Cadillac rusak, apakah itu penting? Kita tidak akan membeli Cadillac baru, kita tidak akan menghambur-hamburkan uang lagi. Bagaimanapun juga itu kurang penting. Tapi menelantarkan traktor adalah sesuatu yang serius, karena traktor penting bagi produksi. Dan ketika sebuah mesin rusak karena ketidakperdulian buruh, mesin itu harus direparasi, karena jika mesin itu tidak direparasi kita tidak bisa berproduksi. Sehingga dalam hal ini setiap orang harus memberikan perhatian dan belajar sebanyak mungkin.
Kewajiban penting ketiga bagi kaum buruh, di samping produksi dan menghemat, adalah berorganisasi. Bukan dalam pengertian lama kelas menentang kelas, namun berorganisasi untuk menyumbangkan lebih banyak lagi bagi revolusi, yang berarti menyumbangkan lebih banyak lagi bagi rakyat, yang berarti menyumbangkan lebih banyak lagi bagi kelas pekerja. Karena dengan berjalannya waktu, perbedaan antara buruh dan petani, misalnya, akan berkurang hingga hampir tak ada. Saat ini sudah ada sebuah kelompok buruh pertanian, 300.000 orang, yang sedang mengolah tanah dengan menggunakan metoda yang semakin mekanik. Mereka secara bertahap sedang berubah menjadi buruh-buruh yang secara teknik semakin maju, dan dengan cara ini setiap orang akan secara bertahap ditransformasikan menjadi seorang buruh, setiap orang yang terkait secara langsung dengan produksi. Kita harus terus mengembangkan hal ini dan memikirkan bangsa secara keseluruhan.
Yakni, kita harus melakukan hal yang sebaliknya dari yang biasa kita lakukan. Mereka telah membiasakan kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kecil kita-perhimpunan seandainya ada perhimpunan, selanjutnya dengan tetangga kita, selanjutnya dengan keluarga kita, selanjutnya dengan individu-diri kita-yang paling penting: ...Kadang-kadang seseorang berpikir seorang anaklah yang paling penting, namun pada umumnya, orang berpikir bahwa dirinya lah yang paling penting. Kita harus berusaha bertindak sebaliknya, berpikir tentang diri kita sebagai yang kurang penting, yang paling tidak penting di dalam roda gerak kerja, walaupun dengan tugas membuat bagian dari mesin tersebut-individu-berfungsi baik. Yang paling penting adalah bangsa, keseluruhan rakyat Kuba, dan kita selalu harus siap mengorbankan beberapa keuntungan pribadi untuk keuntungan komunitas secara keseluruhan.
Dan setiap kelompok manusia berikutnya adalah jauh lebih penting daripada individu. Sebuah sektor buruh yang terorganisasi adalah lebih penting daripada serikat buruh pada satu pusat kerja, dan seluruh buruh lebih penting daripada satu orang buruh. Inilah yang musti kita pahami. Kita musti mengorganisasi diri kita dengan cara yang baru samasekali untuk mengubah mentalitas lama.
Kita harus mengubah mentalitas pempimpin serikat buruh, yang fungsinya bukan menjadi seorang yang berteriak paling keras terhadap pimpinan, seseorang yang kadang-kadang memaksakan aturan-aturan kerja absurd dalam produksi yang memungkinkan seorang buruh memperoleh uang padahal tidak mengerjakan apapun. Buruh yang saat ini menerima upah tanpa mengupayakannya, tanpa melakukankan apapun, pada dasarnya adalah bersekongkol menentang bangsa dan menentang dirinya sendiri. (Tepuk tangan)
Demikian, ada tiga tugas mendasar dari kelas pekerja, dalam pandangan saya. Untuk itu, seseorang harus memiliki pemahaman terhadap masalah, pemahaman terhadap pembangunan revolusioner, dan setelah itu, pengetahuan khusus tentang pabrik tempat ia bekerja, bahkan lebih banyak pengetahuan lagi tentang mesin yang ia kerjakan, dan pengetahuan tentang keseluruhan sistem produksi. Hal itu harus menjadi tugas-dan hak-yang dituntut oleh seorang buruh, tugas untuk memahami dan belajar cara kerja mesin mereka secara sempurna dan mereparasi dan memperbaikinya bila mungkin; mempelajari mesinnya, bagiannya, dan keseluruhan proses produksi. Namun selain merupakan sebuah tugas, hal ini adalah juga merupakan haknya yang harus dituntut dari semua administratur.
Hubungan yang lebih erat harus dijalin antara buruh dan administraturnya di pabrik-pabrik yang dijalankan atau dimiliki oleh negara, sehingga mereka dapat bertukar pengalaman. Mengatur sebuah komplek industri yang besar dan rumit atau menjalankan sebuah industri tidaklah sama dengan bekerja di dalam industri tersebut. Masalah yang ada dipandang dari sudut yang berbeda, sebagaimana saya memandang kalian dari sini, sementara kalian memandang saya dari sudut yang lain. Seperti itulah buruh dan administratur, bahkan saat ini dalam pemerintahan yang revolusioner, memandang problem dari sudut yang berbeda. Kita harus membawa admisnistratur turun ke bangku-bangku kerja, atau membawa buruh ke meja administratur dan membuat mereka bertukar pengalaman, sehingga mereka memandang proses dengan cara yang sama, karena mereka telah melihat semua sisi-sisinya, dan kemudian membuat mereka memecahkan masalahnya.
Dan kalian akan lihat bahwa banyak tuntutan buruh yang saat ini masih diajukan akan hilang. Ada pabrik-pabrik yang sudah menjadi milik negara di mana, misalnya, seorang buruh menemukan sebuah metode bagaimana cara menghasilkan lebih banyak pada satu mesin, atau pada satu perkakas tenun, dan kepala bagian melarangnya. Saya tidak akan mengatakan ini pengkhianatan, tapi hal ini merupakan interpretasi yang keliru terhadap fakta, interpretasi keliru terhadap momen revolusioner. Hal yang pokok yang harus kita camkan saat ini adalah bahwa semua cara berpikir lama telah tersapu oleh sejarah. Kita harus mulai berpikir dengan cara pikir yang baru, dan memahami bahwa kepala-kepala kita berada di atas bahu kita dan kita harus menggunakannya. Kita harus menganalisa setiap masalah baru dengan kepala yang jernih.
Para pemimpin buruh, dan buruh pada umumnya, sekarang akan berpartisipasi dalam proses produksi dan akan juga diberi tanggung jawab. Kita tidak mampu lebih jauh maju karena masih banyak pabrik-pabrik di mana diskusi seperti ini tidak dapat berlangsung karena serikat buruhnya bersikap memusuhi, atau karena buruh belum memahami inti persoalannya. Jika serikat buruh berbicara dengan administrasi, buruh berpikir serikat buruh, pemimpin serikat buruh, menjual kepemimpinan. Semua ini harus dihapuskan, karena tugas kita, tugas industrialisasi negeri ini, tugas pokok yang dihadapi Kuba saat ini, tidak dapat dicapai oleh kehendak segelintir orang, tidak pula oleh sejumlah kecil kaum jenius, tidak pula oleh satu orang saja. Tugas kita adalah menemukan jalan yang paling baik dan menjelaskannya. Namun tugas rakyat adalah membantu menemukan jalan yang baik tersebut, menyumbangkan dengan seluruh usahanya sehingga kita bisa maju lebih cepat sepanjang jalan itu, dan selalu mengkoreksi kesalahan-kesalahan dengan cara yang konstruktif.
Hingga saat ini kita hanya menetapkan beberapa tujuan saja, beberapa di antaranya agak sederhana, agar kita mampu memenuhinya, karena kita masih belum pasti seberapa baik buruh secara keseluruhan mampu memahami pentingnya setiap masalah, seberapa jauh mereka akan membantu kita. Kita merumuskan tujuan, misalnya, untuk melipatgandakan pendapatan per kapita setiap warga Kuba per tahun dalam sepuluh tahun, yakni, uang yang diterima dalam satu tahun. Dewasa ini setiap warga Kuba, dengan membagi segala sesuatunya yang ada di Kuba ini berdasarkan jumlah penduduk, memperoleh kira-kira 400 peso per tahun. Kalau jumlah ini kalian bagi lagi dengan dua belas bulan, kalian akan melihat bahwa betapa kecilnya penghasilan setiap warga Kuba sepanjang tahun. Tentu saja, banyak perempuan dan anak-anak yang tidak bekerja, namun tetap saja jumlah tersebut sangat kecil.
Sekarang, dalam waktu sepuluh tahun kita ingin meningkatkan pendapatan per kapita per tahun di Kuba menjadi kira-kira lebih dari 900 peso. Jumlah ini, dua kali lipat dari yang sekarang, merupakan sebuah upaya yang sangat besar yang harus bisa kita lakukan. Meskipun pada kenyataannya kami menyampaikan pada kalian bahwa kita melakukan hal ini secara sederhana, apa yang kita lakukan ini adalah sesuatu yang belum pernah dilakukan di manapun di bumi Amerika Latin ini. Di Amerika Latin hal itu berarti pertumbuhan 7 persen per tahun pada daya beli rakyat, pada pendapatan rakyat, dan hingga kini di beberapa negeri Amerika Latin pertumbuhannya hanya kira-kira 1 atau 2 persen dan di tempat lainnya bahkan menurun. Dengan kata lain, kita akan memiliki sebuah percepatan pembangunan yang luar biasa. Proses ini akan lebih besar lagi apabila setiap orang memahami dengan jelas apa tugas mereka sesungguhnya. Saya tidak bermaksud mengeluh sama sekali. Mencapai hal ini akan berarti sebuah kemenangan luar biasa. Atau, bahwa kita akan mencapai pertumbuhan itu, dan ini akan menjadi kemenangan utama. (Tepuk tangan)
Satu tujuan lain yang telah kita tetapkan akan, setidaknya, membutuhkan perhatian lebih besar: menghapuskan pengangguran kira-kira pada akhir 1962, yakni, dalam dua setengah tahun. (Tepuk tangan) Jangan tepuk tangan dulu; ini adalah sasaran yang telah kita rumuskan bersama, dan kita baru bisa bertepuk tangan jika kita telah mencapainya, atau dicemooh jika kita gagal. Tapi hal ini adalah tugas setiap orang, tugas pemerintah dan rakyat bersama-sama. Dan untuk kita semua yang telah punya sesuatu untuk dimakan, adalah tugas mulianya untuk menunjukkan solidaritas terhadap mereka yang tidak memiliki apa-apa atau hampir tidak memiliki apa-apa.
Seseorang dari pendengar memotong: "Komandan Guevara, hanya dalam waktu empat hari setelah negara mulai mengelola hotel-hotel, jumlah tamu meningkat; terdapat lebih dari 4000 tamu hanya dalam waktu tiga hari. Itu semua karena revolusi kita, Komandan Guevara." (Tepuk tangan)
Tentu saja, itu adalah salah satu tugas bersama lainnya yang kita hadapi. Pengelolaan setiap perusahaan oleh buruh dan pemerintah. Misalnya, hotel-hotel adalah sebuah industri di mana kualitas kelas pekerja dan para pemimpinnya sedang diuji. Para pemimpin kelas pekerja, yang dipilih secara demokratis oleh kelas pekerja, dan yang tidak menerima bayaran, bertugas memecahkan masalah industri perhotelan. Tentu saja, kemenangan awal ini bukan kemenangan akhir. Hotel merupakan masalah yang sulit, karena di Kuba hotel dibangun dan distrukturkan dengan mentalitas kolonial, untuk turis yang datang untuk membelanjakan dollarnya dalam perjudian atau dalam hiburan-hiburan immoral lainnya. Dengan kata lain, hotel-hotel itu diperuntukkan bagi para majikan yang datang ke pemilikan mereka di Karibia untuk meninggalkan sedikit saja dari yang mereka peroleh sepanjang tahun. Kita hendaknya jangan lupa hal itu.
Sekarang kita harus sepenuhnya mengubah sistem dan struktur serta mentalitas bisnis turisme. Turis akan datang. Bila mereka datang dari Amerika Serikat, mereka akan menjadi turis-turis dengan cukup pengertian dan keberanian untuk menghadapi semua ancaman, yang kurang lebih tersembunyi, terhadap mereka. Turis dari Amerika Latin adalah mereka yang ingin menyaksikan secara langsung proses revolusioner kita. Dan hotel-hotel kita juga harus diisi dengan warga-warga kita sendiri, dengan warga Kuba yang datang dari seluruh pelosok kepulauan dalam perjalanan untuk mengetahui negerinya. Dengan kata lain, kita perlu memperbarui sistem hotel kita secara total, dan itu bukan pekerjaan gampang. Dan saya yakin bahwa mereka-mereka yang akan mengerjakannya dengan baik adalah justru para pemimpin yang telah dipilih oleh para buruh, bekerjasama dengan pejabat-pejabat dari pemerintahan revolusioner.
Beberapa waktu yang lalu dalam sebuah pidato awal, saya telah menjanjikan, sebagai pimpinan dari departemen perindustrian, sebuah sistem manajemen campuran dalam pabrik-pabrik. Tentu saja, kita tidak melupakan hal itu. Sistem tersebut masih di bawah penelitian. Prosesnya memang berjalan agak lambat karena ternyata prosesnya tidak sederhana, dan banyak masalah yang harus diantisipasi. Namun semua itu masih dalam penelitian, dan dalam waktu singkat akan segera dipraktekkan di semua pabrik negara dan semua pabrik yang dijalankan oleh negara untuk alasan apapun, yang sekarang ini jumlahnya sangat banyak.
Untuk mengakhiri pidato ini, dan bila kalian ijinkan, aku ulangi: tugas dari kelas buruh sekarang adalah berproduksi, dan ingat bahwa hal ini berarti memproduksi tanpa mengarah kepada berhenti; memproduksi lebih banyak, menciptakan banyak kekayaan yang pada gilirannya akan menciptakan lebih banyak sumber kerja; berhemat sebanyak-banyaknya, bukan hanya di tingkat negara, namun di bidang apapun di mana penghematan berarti penghematan untuk seluruh bangsa; mempertajam kewaspadaan revolusioner, menemukan-dan ini barangkali yang paling penting-sumber daya baru dan metoda kerja baru yang akan menyelamatkan uang negara; bagi kelas pekerja untuk mengorganisasi diri dalam rangka menyumbangkan usahanya yang paling baik untuk tugas kolektif industrialisasi.
Dan untuk melakukan itu semua, adalah penting untuk mempelajari dan memahami proses revolusioner yang akan membimbing kita menuju persatuan dan tingkat ketegaran yang paling besar. Dan kita harus mempelajari proses produksi, pada kemampuan kita yang paling baik di setiap levelnya, dengan teliti sehingga kita dapat menemukan inovasi-inovasi yang akan memungkinkan kita untuk menghasilkan lebih banyak dan menghemat lebih banyak. Itu saja pesanku untuk hari ini. (Sambutan sorak sorai sambil berdiri).
Catatan Editorial:
1) Pada bulan April 1960 protes-protes meluas yang disulut oleh demonstrasi-demonstrasi mahasiswa telah memaksa jatuhnya diktator Syngman Rhee di Korea Selatan.
2) Dua minggu setelah pidato ini diberikan, pada tanggal 2 Juli 1960, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menyetujui sebuah undang-undang pengurangan kuota gula Kuba. Undang-undang ini ditandatangani oleh Presiden Eisenhower pada hari berikutnya. Pada tanggal 6 Juli 1960, Presiden Eisenhower memerintahkan pemotongan kuota gula Kuba sebesar kira-kira 700.000 ton. Sebagai jawabannya, pemerintahan revolusioner Kuba memerintahkan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan penting Amerika Serikat di Kuba.
3) Selama satu dekade sebelum revolusi, konfederasi buruh Kuba (CTC) berada di bawah kontrol pengurus-pengurus pro-Batista yang dipimpin oleh Eusibio Mujal. Federasi dan kebanyakan afiliasi-afiliasinya kemudian direorganisasi setelah kemenangan revolusi.
4) Castro menyampaikan pidato ini pada tanggal 5 juni 1960, di dalam sebuah pertemuan buruh industri makanan.
5) Sepuluh hari setelah pidato Guevara, pada tanggal 28 Juni 1960, pengilangan minyak AS di Kuba melaksanakan ancaman mereka untuk tidak mengilang minyak yang telah dibeli oleh Kuba dari Uni Soviet. Pemerintahan revolusioner membalasnya dengan mengambil alih manajemen pabrik pengilangan Texaco, Esso, dan Shell. Beberapa minggu kemudian perusahaan-perusahaan tersebut dinasionalisasikan.
6) Siboney adalah salah satu masyarakat asli di Kuba sebelum pendudukan Spanyol.
7) Benteng militer La Cabana di Havana adalah salah satu tempat utama di mana penentang-penentang rejim Batista dipenjarakan dan disiksa.
8) Istilah ini mengacu pada sebuah pangkalan militer Amerika Serikat di Guantanamo. Pada tahun 1898 kapal Maine milik Amerika Serikat meledak di Havana secara misterius. Insiden ini digunakan oleh Washington sebagai dalih untuk menyatakan perang melawan Spanyol, di mana Amerika Serikat merebut daerah jajahan Spanyol di Kuba, Puerto Rico, Guam, dan di Filipina.
9) Jose Figueres adalah presiden Costa Rica dari tahun 1953 hingga 1958, dan kembali pada tahun 1970 hingga 1974.
10) Pada tanggal 21 Oktober 1959, pesawat terbang Amerika Serikat mengebom dan menembaki kota Havana, menewaskan dua orang dan mencederai empatpuluh tujuh lainnya.
Post a Comment