Monday, February 4, 2019

Prabowo Istimewa Di Mata K.H. Maimoen Zubair


Prabowo sowan ke KH Maimoen Zubair. Tokoh dan ulama kharismatik Jawa Tengah. Kehadiran Prabowo disambut istimewa oleh KH Maimoen Zubair. Bahkan teramat istimewa.

Sebelumnya, Ma’ruf Amin juga diantar Romahurmuziy, ketum PPP, silaturahmi ke pengasuh salah satu pesantren di Sarang, Rembang ini. Tapi tak sesyahdu dan sesakral sambutannya kepada Prabowo. Lima hari sebelumnya, (24/9/2018) menristek Muhammad Nasir juga sowan ke pesantren Al-Anwar Sarang ini. Tapi tampak biasa.

Apa yang membedakan sambutan KH Maimoen Zubair ke Prabowo dari yang lainnya? Pertama, KH Maimoen Zubair meminta khusus kepada putra keduanya, KH Najih Maimoen Zubair untuk menyambut kedatangan Prabowo di jalan raya.

Biasanya, KH Maimoen Zubair menunggu tamu di dalam rumah. Jika tamunya khusus, kyai sepuh ini mengajak sejumlah putranya menjamu tamu di dalam rumah. Hanya kadang-kadang beliau minta kepada salah satu putranya yang lebih muda untuk menyambut tamu di depan rumah.


Kali ini, ada perintah khusus kepada KH Najih Maimoen Zubair, untuk menyambut Prabowo di jalan raya. Sementara KH Kamil Maimoen Zubair, putra ketiganya, menyambutnya di depan panggung yang telah disiapkan untuk Prabowo. Ini tentu istimewa. Jarang-jarang tamu mendapat sambutan seistimewa ini.

Kedua, KH Maimoen Zubair mendoakan Prabowo jadi presiden. Doa ini dibacakan dengan bahasa Arab oleh Sang Kyai di hadapan Prabowo dan ribuan santri serta tamu undangan. “yakuuna imaaman Indonesia”. Semua yang hadir mengaminkan. Doa itu eksplisit, “sharih” dan semua yang mendengarkan mengaminkan.

Bagi santri Sarang, ketika dalam konstelasi politik, Mbah Yai, panggilan akrab KH Maimoen Zubair, berkenan mendoakan calon itu jadi, itu istimewa. Dalam urusan politik, KH Maimoen Zubair sangat jarang berkenan mendoakan seseorang secara terang-terangan di depan publik. Ini semata-mata dalam rangka menjaga agar tak ada ketersinggungan dari pihak yang berbeda pandangan politiknya.


Ketiga, saat Prabowo dalam sambutannya mengatakan bahwa ia sowan ke Sarang tidak dalam rangka minta dukungan, karena ulama dan kyai itu posisinya di atas. Saya diterima saja oleh Romo Kyai Haji Maimoen Zubair di sini sudah sangat senang. KH Maimoen Zubair spontan tepuk tangan, lalu diikuti oleh para santri dan semua yang hadir.

Seorang santri pun, meski sudah tahunan nyantri, belum tentu pernah menyaksikan KH Maimoen Zubair tepuk tangan. Kali ini Sang Kyai mengawali tepuk tangan yang sontak diikuti tepuk tangan para santri dan semua tamu yang hadir. Pemandangan istimewa yang hampir tak pernah disaksikan oleh santri sebelumnya. Kalau KH Maimoen Zubair sudah mau tepuk tangan, itu pastilah sesuatu yang di luar kebiasaan. “khariqul-‘ādah”.

Keempat, usai acara, KH Maimoen Zubair menggandeng erat tangan Prabowo masuk ke dalam rumah. Lalu menggandengnya lagi ke ruang makan. Yang istimewa, setelah makan, Prabowo digandeng KH Maimoen masuk ke kamar khusus. Kamar yang tidak ada seorang pun boleh masuk kecuali diminta khusus oleh Sang Kyai.

Di dalam kamar, hanya ada KH Maimoen Zubair dan Prabowo. Entah pesan dan wasiat apa yang disampaikan Sang Kyai kepada Prabowo, tak ada yang tahu. Keluarga, para tokoh dan sejumlah kyai hanya menunggu di depan pintu kamar.


Hal yang sama pernah KH Maimoen Zubair lakukan untuk Jokowi lima tahun lalu, saat jelang Pilpres 2014. Sebuah perlakuan istimewa. Kali ini giliran yang diistimewakan oleh KH Maimoen Zubair adalah Prabowo. Ada apa? Allahu a’lam, kata para santri.

Tidak hanya bagi para santri, putra-putri KH Maimoen Zubair pun menganggap bahwa sikap Mbah Yai Maimoen mengajak tamunya masuk ke kamar khusus itu teramat istimewa. Apa keistimewaan Prabowo di mata Mbah Moen? Hanya Mbah Moen yang tahu. Sang Kyai punya standar sendiri. Bukan hanya standar rasional (intelektual) tentu saja, tapi terutama standar moral dan spiritual. Terkait dengan pilpres, setidaknya standar moral dan spiritualnya itu erat kaitannya dengan nasib bangsa ke depan.


Kelima, usai sowan ke KH Maimoen Zubair, Prabowo pamit. Cium tangan Sang Kyai, mohon doa restu dan minta izin mau sowan ke kediaman KH Najih Maimoen Zubair. Jarak rumahnya kira-kira 200 meter. KH Maimoen Zubair meminta santri untuk menyiapkan mobil putih buat antar Prabowo. Prabowo bilang: biar kami jalan kaki saja. Tidak, itu jauh, kata KH Maimoen Zubair. Biar kami jalan kaki saja Mbah, jawab Prabowo.

Bukan menolak, tapi kesantunan, adab dan tata Krama. Prabowo tidak ingin merepotkan Sang Kyai. Tapi, KH Maimoen Zubair kekeuh. Minta ajudannya menyiapkan mobil putih untuk Prabowo. Sang Kyai bilang, ini mobil saya seperti mobil presiden.

Prabowo “sami’na wa atha’na”. Mobil pun disiapkan di depan pintu rumah kediaman Kyai kharismatik ini. Prabowo diantar KH Maimoen Zubair sampai di depan pintu. Sebelum naik mobil, Prabowo menyalami kembali KH Maimoen Zubair dan mencium tangan Kyai sepuh ini. Lalu naik mobil putih mirip mobil istana menuju kediaman KH Najih Maimoen Zubair. Semua tamu undangan dan ribuan santri mengiringi dari belakang. Mereka menggemakan shalawat badar. Pesantren mendadak bergemuruh dengan shalawat badar. Sesekali terdengar teriakan para santri: Prabowo presiden. Wis wayahe (sudah saatnya Prabowo Presiden).


Apakah sikap istimewa KH Maimoen Zubair ada pengaruhnya buat Prabowo di 2019? Tentu! Sangat berpengaruh! KH Maimoen Zubair bukan sekedar pengasuh pesantren dan ketua MPP PPP. Kyai kharismatik ini selain tajam pengamatan dan analisis politik kebangsaannya, juga punya pengaruh massa luar biasa besar. Terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Apapun yang Sang Kyai putuskan, kendati hanya berupa isyarat, akan diikuti secara militan oleh para santri dan seluruh keluarga santri. Mesin politik santri akan bergerak massif dan sistematis.

Di Jawa Tengah, alumni pesantren Sarang ada di 31 kabupaten dari 35 kabupaten yang ada. Dan umumnya mereka menjadi ulama dan tokoh yang sangat berpengaruh di daerah masing-masing. Belum lagi di Jawa Timur, Jawa Barat dan luar Jawa.

Komunikasi kyai-santri seringkali dengan bahasa isyarat. Inilah yang dalam teorinya George Mead disebut dengan istilah “percakapan isyarat”. Terkadang, percakapan isyarat diperlukan untuk menjaga kesantunan, etika dan hubungan baik dengan pihak lain agar tak tersinggung.

Sungguh sangat beruntung Let.Jen (purn) Prabowo ini. Sangat istimewa di mata KH Maimoen Zubair, ulama kharismatik dari pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang.

Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Swamedium, 30 September 2018
http://www.swamedium.com/2019/02/03/prabowo-istimewa-di-mata-k-h-maemun-zubair/


Saat Kiai Maimoen Zubair Doakan Jokowi, tapi Sebut Nama Prabowo

Video ulama karismatik KH Maimoen Zubair saat membaca doa di akhir acara “Sarang Berdzikir untuk Indonesia Maju” pada Jumat, 1 Februari 2019 viral di media sosial. Pemantiknya, Mbah Maimoen saat berdoa salah sebut nama Joko Widodo menjadi Prabowo Subianto.

Peristiwa ini terjadi ketika Presiden Jokowi menghadiri acara “Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju”, di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Jumat kemarin. Dalam video itu, Jokowi yang duduk di samping Mbah Maimoen tetap menundukkan kepala sambil mengangkat kedua tanganya.

Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij'al ya ilahana,” demikian potongan doa pengasuh pesantren Al-Anwar Sarang itu yang viral di media sosial.

Potongan video doa Mbah Maimoen yang viral itu bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih memiliki arti “ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin, Pak Prabowo, jadikan ya Tuhan kami.

Romy, Jokowi dan Mbah Moen.

Sontak, video tersebut ramai di media sosial. Anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais bahkan mengaitkan peristiwa ini sebagai tanda keberpihakan Tuhan kepada pasangan calon nomor urut 02 itu.

Saat menyapa relawan yang mengikuti jalan sehat, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/2/2019), Amien cerita; ada seorang presiden petahana yang datang ke sebuah pesantren, lalu meminta seorang kiai alim untuk mendoakannya agar terpilih lagi menjadi presiden untuk periode kedua.

Oleh malaikat dimasukkan ke lisan kiai yang sangat alim tadi, sehingga menyebut nama lain. Ini pertanda dari langit, insyallah," kata Amien Rais.

Politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN) ini memang tidak menyebut secara spesifik nama presiden, negara, kiai, dan pesantren yang ia maksud. Namun, pernyataan Amien diucapkan hanya berselang sehari dari pertemuan Jokowi dengan Mbah Maimoen.

Bayu Septianto
Tirto.id, 2 Februari 2019
https://tirto.id/saat-kiai-Maimoen-zubair-doakan-jokowi-tapi-sebut-nama-prabowo-dfLX

No comments: