Obama berupaya tepati komitmen
Mengulangi kembali janji kampanye, Presiden AS Barack Obama mulai merangkul dunia Muslim. Dalam wawancara dengan stasiun televisi yang berbasis di Dubai, Al Arabiya, Senin (26/1/2009), Obama mengatakan bahwa AS bukan musuh dunia Muslim.
Kepada Al Arabiya, Obama menuturkan, kadang-kadang AS membuat kesalahan. Namun, pemerintahannya berjanji untuk mengadopsi lebih banyak pendekatan diplomatik.
”Tugas saya kepada dunia Muslim adalah mengomunikasikan bahwa AS bukan musuh Anda. Kami kadang-kadang berbuat keliru, kami tidak selalu sempurna,” ujar Obama.
”Akan tetapi, jika Anda melihat sejarah, Amerika tidak terlahir sebagai kekuatan kolonial. Dan, dengan rasa hormat dan kemitraan yang sama yang dimiliki AS dengan dunia Muslim dalam 20-30 tahun lalu, tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa memperbaikinya,” katanya.
Obama menyebutkan bahwa dia pernah tinggal di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, selama beberapa tahun saat masih kecil. Kunjungan ke negara-negara Muslim juga telah meyakinkan Obama bahwa orang memiliki harapan dan mimpi bersama, tidak peduli apa agama mereka.
Sepanjang kampanye calon presiden, Obama menyerukan akan memperbaiki hubungan AS dengan dunia Muslim. Setelah menjabat presiden, dia juga akan melakukan kunjungan ke sebuah negara Muslim besar dan menyampaikan pesan itu. Tidak dirinci kapan dan di mana Obama akan menyampaikan pidatonya.
”Kami akan menepati komitmen kami untuk melakukan kerja efektif guna merangkul, mendengarkan, dan berbicara dengan dunia Muslim,” kata Obama.
Sudah saatnya
Bersamaan dengan wawancara televisi formal pertama Obama, Utusan Khusus untuk Timur Tengah George Mitchell tengah menuju kawasan itu guna mengupayakan perdamaian. Mitchell akan bertemu Presiden Mesir Hosni Mubarak untuk membicarakan upaya perdamaian di Jalur Gaza. Dia juga akan berkunjung ke Israel, Tepi Barat, Jordania, Turki, dan Arab Saudi.
Mengenai upaya perdamaian itu, Obama mengatakan, sudah waktunya bagi Palestina dan Israel untuk memulai kembali perundingan damai. Pemerintahannya akan mulai mendengarkan dan berbicara kepada pihak-pihak yang terlibat tanpa prasangka apa-apa.
”Kami tidak bisa mengatakan, baik kepada Palestina maupun Israel, apa yang terbaik bagi mereka. Namun, saya yakin waktunya sudah matang bagi kedua pihak untuk menyadari bahwa jalan yang mereka ambil sekarang tidak akan menghasilkan kemakmuran dan keamanan bagi rakyat mereka,” ujar Obama.
Mengulangi kembali janji kampanye, Presiden AS Barack Obama mulai merangkul dunia Muslim. Dalam wawancara dengan stasiun televisi yang berbasis di Dubai, Al Arabiya, Senin (26/1/2009), Obama mengatakan bahwa AS bukan musuh dunia Muslim.
Kepada Al Arabiya, Obama menuturkan, kadang-kadang AS membuat kesalahan. Namun, pemerintahannya berjanji untuk mengadopsi lebih banyak pendekatan diplomatik.
”Tugas saya kepada dunia Muslim adalah mengomunikasikan bahwa AS bukan musuh Anda. Kami kadang-kadang berbuat keliru, kami tidak selalu sempurna,” ujar Obama.
”Akan tetapi, jika Anda melihat sejarah, Amerika tidak terlahir sebagai kekuatan kolonial. Dan, dengan rasa hormat dan kemitraan yang sama yang dimiliki AS dengan dunia Muslim dalam 20-30 tahun lalu, tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa memperbaikinya,” katanya.
Obama menyebutkan bahwa dia pernah tinggal di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, selama beberapa tahun saat masih kecil. Kunjungan ke negara-negara Muslim juga telah meyakinkan Obama bahwa orang memiliki harapan dan mimpi bersama, tidak peduli apa agama mereka.
Sepanjang kampanye calon presiden, Obama menyerukan akan memperbaiki hubungan AS dengan dunia Muslim. Setelah menjabat presiden, dia juga akan melakukan kunjungan ke sebuah negara Muslim besar dan menyampaikan pesan itu. Tidak dirinci kapan dan di mana Obama akan menyampaikan pidatonya.
”Kami akan menepati komitmen kami untuk melakukan kerja efektif guna merangkul, mendengarkan, dan berbicara dengan dunia Muslim,” kata Obama.
Sudah saatnya
Bersamaan dengan wawancara televisi formal pertama Obama, Utusan Khusus untuk Timur Tengah George Mitchell tengah menuju kawasan itu guna mengupayakan perdamaian. Mitchell akan bertemu Presiden Mesir Hosni Mubarak untuk membicarakan upaya perdamaian di Jalur Gaza. Dia juga akan berkunjung ke Israel, Tepi Barat, Jordania, Turki, dan Arab Saudi.
Mengenai upaya perdamaian itu, Obama mengatakan, sudah waktunya bagi Palestina dan Israel untuk memulai kembali perundingan damai. Pemerintahannya akan mulai mendengarkan dan berbicara kepada pihak-pihak yang terlibat tanpa prasangka apa-apa.
”Kami tidak bisa mengatakan, baik kepada Palestina maupun Israel, apa yang terbaik bagi mereka. Namun, saya yakin waktunya sudah matang bagi kedua pihak untuk menyadari bahwa jalan yang mereka ambil sekarang tidak akan menghasilkan kemakmuran dan keamanan bagi rakyat mereka,” ujar Obama.
KOMPAS, 28 Januari 2009
No comments:
Post a Comment