Belum adanya vaksin ataupun obat untuk mencegah terjangkit virus Corona baru dan mengobati Covid-19 membuat orang berpaling pada herbal. Apalagi ketika ahli flu burung Prof CA Nidom dari Universitas Airlangga yang sedang mengembangkan vaksin Corona dengan memanfaatkan herbal, menganjurkan warga untuk mengonsumsi herbal terutama yang mengandung kurkumin untuk mengurangi akibat buruk Covid-19. Masyarakat pun beramai-ramai membeli sumber kurkumin seperti kunyit, temulawak dan jahe.
An electron microscopic image of the 2019 novel coronavirus grown in cells at The University of Hong Kong. Source: The University of Hong Kong.
Apakah herbal mampu mengatasi virus Corona baru alias SARS-CoV-2 dan menyembuhkan Covid-19? Sejauh ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal itu.
Namun, sejak lama herbal, terutama kunyit dan jahe, dipercaya memiliki khasiat sebagai antiperadangan dan antioksidan, selain berbagai khasiat lain untuk mengatasi gangguan kesehatan. Namun, klaim khasiat itu lebih banyak dari pengalaman empirik, bukan hasil uji klinis standar untuk pengobatan modern.
Sebenarnya peradangan penting untuk membantu tubuh melawan mikroorganisme asing serta berperan memperbaiki kerusakan jaringan. Tanpa peradangan, bakteri, virus atau jamur mudah menguasai tubuh dan membunuh manusia. Dalam jangka pendek, peradangan bermanfaat, namun bila berlangsung lama atau peradangan terjadi akibat autoimun, di mana sistem kekebalan menyerang tubuh, maka hal itu menjadi masalah besar.
Susan J Hewlings (kiri) dan Douglas S Kalman (kanan).
Susan J Hewlings dari Departemen Gizi, Universitas Central Michigan, Amerika Serikat, dan Douglas S Kalman, dalam artikel meta analisis berbagai penelitian tentang kurkumin yang dimuat di jurnal Foods, 22 Oktober 2017, menyatakan, manfaat umum kurkumin adalah sebagai antioksidan dan antiperadangan. Salah satu hasil riset menunjukkan, suplemen kurkumin secara signifikan mampu menurunkan konsentrasi serum sitokin, protein yang berperan dalam inflamasi, pada subyek dengan sindrom metabolik.
Penelitian menunjukkan, kurkumin membantu pengelolaan kondisi oksidatif dan peradangan, sindrom metabolik, radang sendi, kecemasan, dan hiperlipidemia. Zat ini juga membantu mengatasi peradangan dan nyeri otot akibat olahraga, sehingga meningkatkan pemulihan dan kinerja pada orang yang aktif. Selain itu, dosis relatif rendah dapat memberikan manfaat bagi orang sehat.
Ann M Bode dan Zigang Dong.
Adapun jahe, menurut artikel yang ditulis Ann M Bode and Zigang Dong dalam buku Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects, 2nd edition, 2011, yang dimuat di laman Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI) AS, telah digunakan selama ribuan tahun untuk pengobatan berbagai penyakit, seperti batuk pilek, mual, radang sendi, migren, dan hipertensi.
Setidaknya ada 115 senyawa dan metabolit dalam jahe diidentifikasi dalam berbagai riset analitik. Komponen bioaktif yang paling banyak dipelajari adalah gingerol dan shogaol.
Mayoritas bukti ilmiah menunjukkan, jahe memiliki efek antiperadangan dalam penelitian di laboratorium. Namun, aktivitas fisiologis pada manusia belum jelas, sehingga perlu penelitian lebih lanjut pada manusia.
Terlepas dari belum adanya uji klinis terkait kemampuan melawan virus Corona baru pada tubuh manusia, konsumsi kunyit dan jahe cukup aman dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan.
Atika Walujani Moedjiono
KOMPAS, 11 Maret 2020
1 comment:
Hai, apakah Anda mencari pemberi pinjaman yang legal dan andal? Apakah Anda memerlukan pinjaman? Apakah Anda memerlukan bantuan keuangan yang mendesak? Apakah Anda memerlukan pinjaman mendesak untuk melunasi hutang Anda atau apakah Anda memerlukan pinjaman modal untuk meningkatkan bisnis Anda? Kami menawarkan semua jenis pinjaman kepada individu dan perusahaan dengan tingkat bunga 2% dengan ketentuan yang jelas dan mudah dipahami. Kami akan mengirimkan jumlah berapapun ke lokasi mana pun, jika Anda tertarik dengan pinjaman dari perusahaan kami, silakan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut
(E-MAIL) globalfinanceloancompany1@gmail.com
Post a Comment