Friday, July 16, 2010

Islam dan Sosialisme HOS Tjokroaminoto


Sebenarnyalah, langkah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw untuk memperbaiki peri-keadaan dan nasib kaum buruh di dalam zamannya, tiadalah yang mengalahkan besarnya langkah itu di dalam riwayat dunia tentang urusan ekonomi.

Sebenarnyalah pengertian Sosialisme sejati yang ada pada Nabi Muhammad saw adalah lebih tinggi dan lebih mulia sekali. Baik cara yang dilakukannya untuk menanam pengertian itu di dalam pikiran rakyat maupun lakunya dalam menjalankan Sosialisme dalam penghidupan sehari-hari, adalah lebih sederhana dan lebih mudah daripada cara yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Sosialis Barat atau cangkokan dari Barat pada zaman sekarang ini.

Adapun yang menjadi dasarnya pengertian Sosialisme Nabi Muhammad saw adalah kemajuan peri-keutamaan dan kemajuan budi-pekerjaan rakyat. Sepanjang keyakinan saya yang tetap, tiap-tiap Sosialisme yang sejati tiadalah akan tercapai selama-lamanya kalau tidak dengan kemajuan-kemajuan rakyat yang demikian itu.

Perkara-perkara besar yang kejadian di dalam dunia Islam, adalah membuktikan dengan seterang-terangnya, bahwa rasa persaudaraan dan persatuan di dunia Islam, yaitu dasar yang sesungguh-sungguhnya bagi Sosialisme, tiadalah mati, bahkan bertambah-tambah kuatlah di dalam hatinya umat Islam.

Tentang peri-keutamaan dan kebajikan dalam pergaulan hidup bersama, maka Islam sama sekali tidak ada khawatir akan boleh dikalahkan oleh lain agama yang manapun juga. Hanyalah kita harus khawatir akan bahaya materialisme, yaitu nafsu yang hanya menghendaki kemajuan kasar, kemajuan peri-kebendaan semata-mata.


Materialisme dapatlah dibinasakan, tetapi spiritualisme tidak! Badan manusia yang terjadi dari darah daging itu boleh disakiti, tetapi budi dan gerak hatinya suatu rakyat tidak dapat dibinasakannya. Suatu cita-cita tidak dapat dibunuh dengan bayonet dan peluru atau bom. Kemajuan barang benda yang bersandar kepada kemajuan teknologi bolehlah dibinasakan, tetapi perserikatan, persatuan dan susunan-susunan budi yang bersandar kepada keutamaan dan kebajikan manusia, tiadalah dapat dibinasakannya.

Islam tiadalah dapat dikalahkan oleh apapun juga, begitulah juga orang Islam yang mempunyai zat Islam sejati. Islam itu adalah pesawat kemajuan yang terbesar dan terkenal oleh peri-kemanusiaan. Apabila orang Islam sampai dapat dikalahkan oleh materialisme, itulah bukan salahnya Islam, tetapi salah mereka itu sendiri yang lalai akan ke-Islamannya. Hanya Islam itu saja agama yang mencampurkan perkara lahir dengan perkara batin. Islam memberi aturan untuk pedoman bagi peri-kehidupan batin dan juga pedoman bagi pergaulan hidup bersama, bagi perkara-perkara politik, pemerintahan negeri, militer, kehakiman dan perdagangan dunia.

Bagi kita, orang Islam, tak ada Sosialisme atau rupa-rupa “isme” lain-lainnya, yang lebih baik, lebih elok dan lebih mulia, melainkan Sosialisme yang berdasar Islam itulah saja.

--- HOS Tjokroaminoto, Islam dan Sosialisme (Kutipan lepas, dari hal 14 – 23)
Cetakan ke IV diterbitkan oleh Penerbit Bulan Bintang Jakarta, kemudian Penerbit TriDE, Yogyakarta menerbitkan Cetakan I, Oktober 2003.

2 comments:

Abi Rara said...

Saya masukkan ke blog saya ya Mas?

Unknown said...

Silakan Mas, monggo ....