Wednesday, January 27, 2016

Diusir, Bagaimana Respons Eks Gafatar?


Beberapa hari yang lalu, anggapan bahwa Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) merupakan organisasi yang menyesatkan mengemuka. Pasalnya, beberapa kasus orang hilang atau ‘diculik’ mengacu kepada organisasi yang berlambang matahari terbit itu. Penilaian itu kemudian dimentahkan oleh salah satu eks anggota Gafatar, yang sekarang menjadi pengungsi.

Sekitar 1000 orang eks anggota Gafatar kini sedang mencari suaka. Pasalnya, tempat tinggal mereka di Kalimantan Barat dibakar oleh warga. Warga setempat secara membabi buta membumihanguskan tempat tinggal mereka. Beruntungnya, dengan dikawal oleh aparat setempat, para pengungsi ditempatkan di kompleks Perbekalan dan Angkutan (Bekangdam) Kodam XII/ Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat, untuk sementara.

Seseorang bernama Wisnu Windhani mewakili para pengungsi menanggapi kejadian tersebut. Menurutnya, aksi pembakaran itu adalah tuntutan masyarakat sekitar agar para mantan anggota Gafatar meninggalkan lokasi tempat tinggalnya karena dianggap 'menganggu'. Karena dianggap mengganggu oleh warga, aksi pengusiran paksa menghasilkan pembakaran tempat tinggal para eks anggota Gafatar.

Siapakah Wisnu Windhani? Bagaimana pendapatnya mengenai pengusiran anggota Gafatar?

Anggota GAFATAR panen kacang panjang (kacang sayur).

1. Kehadiran Mereka Hanya Untuk Bertani
Wisnu Windhani adalah salah satu mantan anggota Gafatar yang mengalami pengusiran oleh otoritas Kalimantan Barat. Berdasarkan keputusan otoritas di Kalimantan Barat, mereka (para eks anggota Gafatar) akan dikembalikan ke daerah asal yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Selain dianggap mengganggu, otoritas setempat menyatakan siaga karena tidak mau ada warganya yang ikut organisasi terduga teroris itu. Namun, menurut Wisnu, kedatangan mereka di sana hanya untuk bertani.

“Kami di sini (Kalimantan Barat) hanya ingin bertani, kami ingin menjadikan Borneo ini lumbung pangan nasional, lumbung pangan bagi bangsa, kami menanam padi, menanam sayur-mayur, melakukan kegiatan untuk kedaulatan pangan, tapi kelihatannya di Kalimantan pun kami tidak bisa diterima,” jelasnnya.

Anggota GAFATAR tak diterima di daerah asalnya namun juga diusir dari tempat perantauannya.

2. Tidak Diterima di Tempat Asal
Wisnu mengaku, dirinya tengah kebingungan. Mantan anggota Gafatar itu resah karena belum menemukan suaka baru untuk para eks anggota Gafatar lainnya. Menurutnya, mereka sudah tidak diterima di daerah asal sekaligus tidak diterima pula oleh otoritas Kalbar. Wisnu mengaku telah mengirim surat elektronik (email) kepada beberapa perwakilan negara untuk mendapatkan suaka.

“Kami sekarang ini tidak tahu mau bagaimana. Kami kembali ke tempat asal kami, kami tidak diterima, Tapi di sini (Kalimantan Barat) pun kami tidak diterima. Kami tidak tahu negeri mana lagi yang mau menerima kami,” tutur Wisnu.

Mengungsi sementara di kompleks Perbekalan dan Angkutan (Bekangdam) Kodam XII/Tanjungpura di Pontianak.

3. Betulkah Gafatar Penjelmaan Al-Qiyadah Al-Islamiyah?
Wisnu turut berbicara perihal keterkaitan Gafatar dengan organisasi bernama al-Qiyadah al-Islamiyah. Ditanya apakah Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) merupakan penjelmaan al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq, Wisnu membenarkannya. Namun, ketika Moshaddeq telah divonis bersalah, ia dan teman-temannya membubarkan diri dan mendirikan organisasi baru.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa organisasi Gerakan Fajar Nusantara yang kemudian mereka bubarkan pada April 2015 lalu adalah semata-mata organisasi sosial, bukan organisasi agama. “Tetapi (Gafatar) tidak diterima masyarakat di sini (Indonesia), saya tidak paham kenapa itu terjadi,” kata Wisnu.

Kegiatan sosial GAFATAR sama sekali tak mengganggu dan tak merusak, bahkan sangat bermanfaat di lingkungan masyarakat.

4. Membantah Tuduhan Menculik
Menurut Wisnu, kasus yang menimpa seorang ibu bernama Rica dan anaknya di Yogyakarta merupakan alasan untuk mengusir kelompoknya. Ia juga turut menyebut peran media massa 'yang memanas-manasi' situasi sehingga mereka terusir.

“Enggak benar, tuduhan kami menculik. Kalau menculik, itu 'kan istilahnya orang tidak berdaya. Kalau dia sudah dewasa, dia sudah bisa menentukan nasib hidupnya. Itu namanya tidak menculik,” jelas Wisnu.

Mereka juga menjalin hubungan yang baik dengan aparat pemerintah, termasuk TNI-Polri.

5. ISIS Ngebom Tidak Ditangkap, Kami Bercocok Tanam Malah Ditangkap
Dengan gemetar Wisnu mempertanyakan kelompoknya yang hanya ingin memajukan pangan Indonesia, tetapi malah ditangkap dan diusir. “Kenapa enggak mikirin ISIS yang ngebom, kenapa mikirin kami yang hari ini bercocok tanam, kenapa ini yang dimasalahkan,” kata Wisnu.

Wisnu yang sudah menyatakan ke berbagai media bahwa organisasinya ini bukan organisasi keagamaan, tetapi media mengacuhkannya. “Kami bukan organisasi agama. Warga kami tidak hanya beragama Islam. Dan ini organisasi, bukan agama,” jelas Wisnu seperti dikutip dari BBC Indonesia.

Nah, bagaimanakah pendapat Anda mengenai sepak terjang Gafatar?

Sumber:
Didi Danarkusumo
https://www.selasar.com/budaya/diusir-seperti-apakah-5-respons-eks-gafatar



Tak Mau Disebut Sesat, Gafatar Minta Pemerintah Jaga Aset Mereka di Kalimantan

Mantan Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful Muis Tumanurung akhirnya angkat bicara soal polemik kelompoknya itu. Bahkan dia membantah jika disebut keyakinan Gafatar berbeda dengan agama Islam.

Karena itu, dia menolak fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di sejumlah daerah yang menyatakan Gafatar menyebarkan aliran sesat. “Kami tidak memiliki paham yang sama. Kami bukan bagian dari mereka. Bagaimana kami difatwa kalau kami ada di luar,” kata Mahful dalam konferensi pers di Gedung YLBHI, Jakarta, Selasa (26/1). Demikian, seperti dikutip Radarpolitik.com.

Mahful mengatakan, mayoritas mantan anggota Gafatar telah keluar dari keyakinan agama Islam mainstream (arus utama/umum). Ajaran yang dipegang teguh adalah paham Millah Abraham yang dianggap sebagai jalan kebenaran.

Mantan Ketua Umum GAFATAR, Mahful Muis Manurung.

Pria yang mengaku lulusan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini mengatakan, Gafatar menggelar kongres pada 14 Agustus 2011 dan menetapkannya sebagai ketua umum. Program utama Gafatar adalah pertanian mandiri.

Namun, pada 13 Agustus 2015, organisasi Gafatar dibubarkan melalui kongres luar biasa. Pembubaran organisasi Gafatar, kata Mahful, dilakukan karena berbagai alasan. Sejak saat itu, semua anggota Gafatar diberi keleluasaan untuk tetap menjalankan program, berikut keyakinan yang dianut. Mahful juga menegaskan, Gafatar tidak pernah sembunyi-sembunyi melakukan perekrutan anggota.

Bahkan Ia juga mengaku sempat meminta waktu berdialog dengan MUI pada tahun 2015, tetapi tidak pernah ditanggapi. “Kantor kami terbuka lebar, kenapa ketika kami eksis kami tidak pernah diajak berdiskusi? Kenapa tiba-tiba kami diberi fatwa? Apakah Anda (MUI) pernah berdialog dengan kami?” ungkapnya. “Soal keyakinan, inilah hak asasi kami. Mari kita berlomba-lomba, jangan saling mencegah,” katanya.


Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menilai, Gafatar menyebarkan ajaran menyimpang, khususnya dari agama Islam. Penilaian itu didasari karena Gafatar tidak menjalankan ibadah shalat dan puasa.

Meski demikian, Mahful meminta pemerintah menjamin aset yang terpaksa ditinggalkan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. “Kami meminta pemerintah atau pihak berwenang menjamin keselamatan diri dan aset yang terpaksa kami tinggalkan di Kalimantan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak,” kata Mahful.

Ia mengungkapkan kekecewaan akibat peristiwa pengusiran warga eks Gafatar di Mempawah. Pengusiran itu dianggap Mahful bertentangan dengan hak asasi manusia. Terlebih lagi, warga eks Gafatar juga tidak mengganggu ketertiban umum karena hanya ingin menjalankan program pertanian mandiri.

Pria yang mengaku jebolan S-2 UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini juga menyatakan tidak ada warga eks Gafatar yang menerima dipulangkan dari Kalimantan Barat ke kampung halamannya. Ini disebabkan semua harta benda telah dikumpulkan di lokasi tersebut. “Lahan (pertanian) ada ribuan hektar, sapi kami hilang. Kami sudah ingin memanen apa yang kami cita-citakan, tiba-tiba mimpi itu buyar dalam sekejap,” ujarnya. (jun/rdp)

Sumber:
http://halloapakabar.com/tidak-mau-disebut-sesat-gafatar-minta-pemerintah-jaga-aset-di-kalimantan

Monday, January 18, 2016

Pertanyaan Besar Manusia yang Belum Terjawab

Salah satu sudut alam semesta yang difoto oleh teleskop Hubble milik NASA.

“Tataplah bintang-bintang dan bukan kakimu. Berusahalah memikirkan apa yang engkau lihat, dan takjublah pada apa yang membuat semesta ada. Berusahalah untuk tahu.” [Stephen Hawking]

Sejak ribuan tahun yang lampau manusia dipenuhi rasa ingin tahu dan berusaha terus untuk menemukan jawaban atas berbagai misteri semesta. Sebagian kecil mulai terjawab, tapi banyak yang hingga kini masih menyisakan teka-teki besar. Misalnya, apakah kita —sebagai manusia— sendirian saja di semesta ini? Tidak adakah makhluk lain sejenis kita yang hidup di planet lain, tata surya lain atau galaksi lain di semesta yang lain?

Mun Keat Looi, Hayley Birch, dan Colin Stuart menyusun daftar pertanyaan besar dalam buku mereka yang terbit pada tahun 2013, The Big Questions in Science: The Quest to Solve the Great Unknowns.

Duapuluh pertanyaan besar yang tercantum dalam buku ini adalah:


Satu, tersusun dari apakah alam semesta ini? Hingga kini, kita baru mengetahui 5 persen saja dari komposisi alam semesta yang mencakup atom-atom yang kita kenal dalam Tabel Periodik. Selebihnya masih misteri. Substansi yang tersisa ini kita namai dark matter dan dark energy. Dark matter, yang diketahui pada tahun 1933, bertindak bagaikan ‘lem’ yang mengikat galaksi dan klaster galaksi. Pada tahun 1998, dark energy ditemukan —energi ini mendorong ekspansi alam semesta dengan kecepatan yang kian besar.

Dua, bagaimana datangnya kehidupan? Sekitar 4 miliar tahun yang silam, kehidupan mulai terlihat di Bumi. Namun hingga kini manusia masih belum mampu menjawab pertanyaan, bagaimana kehidupan itu mula-mula terjadi. Para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang isu ini.

Tiga, apakah kita —sebagai manusia— sendirian saja di alam semesta ini? Pertanyaan ini sebenarnya mencakup dua pertanyaan: apakah ada kehidupan lain di luar sana dan —jika ada— apakah makhluk di luar sana itu terdiri dari struktur yang kompleks dan memiliki kecerdasan? Para astronom masih berusaha untuk menemukan sumber-sumber kehidupan di semesta, seperti adanya air dan oksigen.


Empat, apa yang menjadikan kita hingga disebut sebagai manusia (yang berbeda dengan makhluk lainnya)? Kita memiliki neuron tiga kali lebih banyak dibandingkan gorila, tapi DNA kita nyaris identik. Kita mempunyai otak lebih besar ketimbang kebanyakan hewan. Banyak hal yang pernah kita anggap membedakan kita, seperti bahasa, pemakaian alat, mengenali diri sendiri di cermin, ternyata juga terlihat pada perilaku hewan. Barangkali, budaya manusialah yang membuat kita berbeda, di samping kemampuan untuk bekerjasama.

Lima, apakah kesadaran itu? Kita belum memiliki pengetahuan yang utuh mengenai kesadaran, apakah ini terkait dengan wilayah tertentu otak yang bekerja sebagai jejaring atau satu bagian otak saja? Manusia juga bertanya apakah kesadaran tak lebih dari sekedar kerja fisis dari bagian-bagian otak, atau ada sesuatu yang lain? Bagaimanakah kesadaran ini muncul? Apakah kesadaran dapat ditiru dengan membuat mesin (robot artifisial intelejen) yang bekerja serupa otak manusia ?

Enam, mengapa kita bermimpi? Meskipun kita menghabiskan sepertiga hidup kita untuk tidur, tapi kita belum juga memahami mengapa kita bermimpi. Ilmuwan masih berusaha menemukan jawaban mengapa kita tidur dan bermimpi.


Tujuh, mengapa ada materi? Menurut hukum fisika, materi tidak ada sendirian, tapi ada antimateri sebagai pasangannya, hanya saja berbeda muatan listriknya. Ketika materi dan antimateri bertemu, keduanya mengalami disintegrasi dan melepaskan kilatan energi. Salah satu teori menyebutkan bahwa dentuman besar (big bang) menciptakan materi dan antimateri dalam jumlah yang sama. Bagaimana bila tidak ada materi?

Delapan, adakah alam semesta lain? Apakah alam semesta kita ini satu-satunya alam yang ada? Teori kosmologi dan fisika partikel memprediksi adanya alam semesta lain, yang secara potensial mempunyai sifat-sifat berbeda dari alam semesta kita. Bila ada, bagaimana cara kita mengetahuinya? Bila kita tidak dapat mengonfirmasi hipotesis ini, apakah ini masih merupakan bagian dari sains?

Sembilan, dimana kita akan menaruh semua karbon? Sejak empat abad yang lalu, industrialisasi terus menghasilkan karbon yang dibuang ke atmosfir sehingga mempengaruhi perubahan iklim dan mempercepat pemanasan global. Akibatnya, semakin lama, kualitas lingkungan menjadi lebih buruk, apa yang dapat kita lakukan dengan karbon-karbon itu? Di mana kita harus menyimpannya (membuangnya) agar Bumi tetap aman untuk kita tinggali?

Matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan melimpah.

Sepuluh, bagaimana kita dapat memperoleh lebih banyak energi dari matahari? Pasokan bahan bakar fosil kian berkurang, sementara efek buruk pembakarannya telah memanaskah atmosfir. Matahari sebenarnya menawarkan sumber energi yang amat besar, tapi kita belum menemukan cara yang tepat untuk memanfaatkannya dengan lebih baik dibanding sekedar sel surya.

Sebelas, mengapa bilangan prima begitu ajaib? Anda dapat berbelanja dengan aman di internet adalah berkat bilangan prima —bilangan yang hanya bisa dibagi oleh angka satu dan bilangan itu sendiri. Bilangan prima digunakan untuk penyandian atau enkripsi. Meski begitu, bilangan prima masih tetap menyimpan teka-teki.

Duabelas, bagaimana kita dapat mengalahkan bakteri? Alexander Flemming telah membuka jalan untuk memerangi penyakit mematikan, melakukan pembedahan, cangkok, dan terapi kemo. Namun, bahaya masih tetap mengintai —di Eropa sekitar 25 ribu orang meninggal tiap tahun karena bakteri yang resisten terhadap obat.


Tigabelas, dapatkah komputer bekerja lebih cepat lagi? Telepon cerdas kita saat ini mempunyai kemampuan komputasi yang jauh lebih besar dibandingkan setengah abad yang lampau. Jika kita ingin lebih cepat lagi, bagaimana caranya? Adakah batas kecepatan yang dapat dicapai oleh komputer?

Empatbelas, akankah kita dapat mengobati kanker? Kanker sudah ada sejak zaman dinosaurus dan disebabkan oleh gen yang kusut. Meskipun untuk sebagian dapat dicegah lewat berhenti merokok, minum minuman beralkohol, aktif berolahraga, dan mengurangi terpaan sinar matahari langsung di tengah hari, tetap saja kanker sukar dibasmi.

Limabelas, kapan kita mempunyai robot kepala pelayan? Saat ini, robot sudah bisa menyediakan minuman dan membawakan pakaian, melayani kita antar terminal di bandara. Tapi robot yang benar-benar cerdas belum lagi ada. Jepang berusaha menciptakan robot yang bisa merawat lansia pada tahun 2025, tapi entah apakah dapat terwujud?


Enambelas, apa yang ada di dasar samudera? Sembilanpuluh lima persen lautan masih belum dieksplorasi. Pada tahun 1960, Don Walsh dan Jacques Piccard turun hingga tujuh mil di kedalaman laut untuk menemukan jawabannya. Namun mereka hanya bisa melihat sekilas saja, tak sanggup berlama-lama.

Tujuhbelas, apa yang ada di dasar lubang hitam? Kita belum punya alat untuk menjawab pertanyaan ini. Relativitas umum Einstein menyatakan bahwa ketika lubang hitam diciptakan oleh bintang masif yang sekarat, maka bintang itu akan mengerut hingga bentuk yang sangat amat kecil dan padat atau disebut singularitas. Seperti apa dasarnya?

Delapanbelas, dapatkah kita hidup selamanya? Pengetahuan kita mengenai apa yang menyebabkan manusia semakin tua terus berkembang. Pengetahuan ini memungkinkan kita untuk mencari cara agar hidup bisa bertahan lebih lama. Tapi pertanyaannya bukan bagaimana agar kita bisa hidup lebih lama, tapi bagaimana agar kita bisa hidup lebih lama dengan kualitas yang baik —agar sel-sel tubuh tidak mudah rusak.


Sembilan belas, bagaimana kita memecahkan masalah populasi? Jumlah manusia di planet kita ini telah menjadi dua kali lipat sejak tahun 1960-an, sehingga jumlah manusia saat ini sudah lebih dari 7 miliar. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlahnya akan menjadi ––paling tidak–– 9 miliar. Dengan manusia sebanyak itu, di mana kita akan tinggal dan bagaimana kita akan menyediakan makanan, lapangan kerja dan sumberdaya yang cukup untuk semuanya? Hijrah ke planet Mars? Siapa saja yang bisa kesana?

Duapuluh, apakah time travel mungkin dilakukan? Pengelana waktu sudah ada di sekitar kita. Astronot yang mengorbit ke angkasa luar mengalami pelambatan waktu, sebagaimana diprediksi teori relativitas khusus Einstein. Pada kecepatan orbital tersebut efeknya kecil, tapi manusia membayangkan suatu hari nanti bisa menempuh perjalanan ratusan tahun ke masa depan. Siapa tahu Anda dapat menjumpai cucunya dari cicit Anda sendiri?

Ya, siapa tahu ???

Dian Basuki
http://indonesiana.tempo.co/read/56001/2015/12/06/Pertanyaan-Besar-Manusia-yang-Belum-Terjawab